BUDIDAYA IKAN ARWANA (Scleropages sp.)



BUDIDAYA IKAN ARWANA (Scleropages sp.)
(Oleh : Yunias Sondoro D.)
Pendahuluan
Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di akrab permukaan untuk berburu mangsa. Arwana sanggup mendapatkan segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam sanggup menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka
Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di akrab permukaan untuk berburu mangsa. Arwana sanggup mendapatkan segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam sanggup menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka
Arwana Merah Cabai | Arwana Merah Darah | |
Tampilan Warna | Seperti merah cabai | Seperti merah darah |
Bentuk fisik | Bentuk tubuh lebih lebar, kepala berbentuk sendok | lebih panjang dan lebih ramping |
Lebar tubuh | relatif tetap hingga menjelang pangkal ekor, bingkai sisik yang lebih tebal | menyempit secara gradual |
Warna mala | Mata merah dan lebar sehingga pinggiran matanya seakan menyentuh cuilan atas kepala dan cuilan rahang bawahnya | mata lebih putih dan lebih kecil |
Bentuk ekor | Seperti intan (diamond) | Seperti kipas |
Warna pada usia muda | cenderung mempunyai warna dasar hijau dengan kilap metalik yang pekat | memiliki kilap lebih lemah dan cenderung mirip dengan RTG muda; Bentuk tubuh lebih bulat |
Pertumbuhan | Lebih lambat | Lebih cepat |
Ciri morfologi fisik kedua jenis tersebut sudah nampak ketika masih muda sehingga sanggup dijadikan ajaran dalam membedakan kedua varitas tersebut.
Perkembangan warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga berbeda. Perbedaan waktu dalam pencapaian warna merah penuh yaitu 1-2 tahun. Namun kedua varitas melalui tahapan perkembangan warna yang relatif sama yaitu melalui transisi warna orange. Beberapa arwana merah mempunyai warna pucat hingga hingga 8 tahun, gres kemudian berubah ke merah penuh dalam waktu 1 bulan. Menduga potensi arwana merah memerlukan kesabaran dan perjuangan yang diperoleh dari pengalaman dan kesabaran.
Varietas Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu varietas yang umum dijumpai. Pada ketika remaja sisik tubuhnya memperlihatkan warna orange. Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas ini tidak semerah keduanya.
Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna lain yang umum dijumpai disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini merupakan varietas dengan grade paling rendah. Setelah remaja warna badannya hanyalah emas kekuningan. Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna merah muda atau merah jambu.
Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna lain yang umum dijumpai disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini merupakan varietas dengan grade paling rendah. Setelah remaja warna badannya hanyalah emas kekuningan. Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna merah muda atau merah jambu.
2. Golden (Cross Back, Cross Back Golden,CBG)
Golden varietas cross back merupakan cuilan dari varietas arwana golden. Varietas ini dijumpai di aneka macam tempat di Malaysia, mirip Perak, Trengganu, Danau Bukit Merah dan Johor. Oleh alasannya itu, mereka sering diberikan julukan sesuai dengan tempat asalnya, mirip Golden Pahang, Bukit Merah Blue atau Malaysian Gold. Disebut sebagai cross back, alasannya varietas ini ketika remaja mempunyai warna emas penuh hingga melewati punggungnya. Varietas ini harganya relatif lebih mahal bahkan paling tinggi dibandingkan lainnya alasannya termasuk jarang ditemui.
Golden varietas cross back merupakan cuilan dari varietas arwana golden. Varietas ini dijumpai di aneka macam tempat di Malaysia, mirip Perak, Trengganu, Danau Bukit Merah dan Johor. Oleh alasannya itu, mereka sering diberikan julukan sesuai dengan tempat asalnya, mirip Golden Pahang, Bukit Merah Blue atau Malaysian Gold. Disebut sebagai cross back, alasannya varietas ini ketika remaja mempunyai warna emas penuh hingga melewati punggungnya. Varietas ini harganya relatif lebih mahal bahkan paling tinggi dibandingkan lainnya alasannya termasuk jarang ditemui.
CBG dibagi menjadi beberapa kelas menurut warna dasar sisik, yaitu Purple-Based (warna dasar ungu), Blue-Based (warna dasar biru), Gold Based (warna dasar emas), dan Silver-Based (warna dasar perak). Arwana Gold dengan warna dasar emas diketahui sanggup mencapai warna penuh pada usia lebih muda dibandingkan dengan varietas lain.
3. Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).
Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di tempat Pekan Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas pada verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari bawah, perut), atau lebih baik sanggup mencapai baris ke lima. Seperti halnya verietas cross back, warna dasar sisik RTG sanggup biru, hijau, atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas ini mempunyai keragaan yang sangat mirip. RTG muda mempunyai warna lebih kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.
Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di tempat Pekan Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas pada verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari bawah, perut), atau lebih baik sanggup mencapai baris ke lima. Seperti halnya verietas cross back, warna dasar sisik RTG sanggup biru, hijau, atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas ini mempunyai keragaan yang sangat mirip. RTG muda mempunyai warna lebih kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.
RTG boleh dikatakan lebih tahan banting dibandingkan dengan CBG sanggup tumbuh lebih besar, dan juga lebih agresif. Jumlahnya di alam relatif lebih banyak dibandingkan dengan CBG, meskipun demikian tetap merupakan varietas yang dilindungi CITES.
CBG sekilas mirip dengan ikan arowana golden red yang berasal dari negara kita. Perbedaan yang sangat mencolok sanggup dilihat bila ukuran ikan sudah agak besar dengan ukuran 20 cm lebih. Pada CBG warna emas menutupi seluruh tubuh hingga ke cuilan punggung ikan ditutupi oleh ring yang berwarna keemasan. Sedangkan pada golden red (RTG) punggung nya tidak. berwarna keemasan tapi tetap hitam (kelabu).
Membedakan CBG dan RTG pada ukuran kecil (10-12 cm) sulit dilakukan dan perlu kehati-hatian. Perbedaan harga juga sangat mencolok. Harga CBG ukuran 12 cm dihargai lebih dari 10 juta, ukuran 20-25 cm berkisar 15-25 juta. Golden red berukuran 12 cm dihargai 2 juta, sedangkan ukuran 20-25 cm dihargai 2.5-3.5 juta.
4. Arwana Hijau
Arwana hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna sanggup saja ditemukan di masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum sanggup dikatakan bahwa pada umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan contoh garis-garis berwarna gelap pada ekor. Kepala dan mulutnya lebih besar dan lebih membulat dibandingkan dengan jenis arwana asia lainnya.
Arwana hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna sanggup saja ditemukan di masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum sanggup dikatakan bahwa pada umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan contoh garis-garis berwarna gelap pada ekor. Kepala dan mulutnya lebih besar dan lebih membulat dibandingkan dengan jenis arwana asia lainnya.
5. Banjar Merah
Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau kuning, dan tidak mempunyai warna merah di tubuh maupun di pipi. Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga tidak jarang hal ini sanggup mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan juga oleh bentuk kepala yang cenderung membulat dengan verbal yang tidak terlalu lancip. Perbedaan lain sanggup dilihat pada tabel berikut :
Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau kuning, dan tidak mempunyai warna merah di tubuh maupun di pipi. Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga tidak jarang hal ini sanggup mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan juga oleh bentuk kepala yang cenderung membulat dengan verbal yang tidak terlalu lancip. Perbedaan lain sanggup dilihat pada tabel berikut :
Banjar Merah | Arwana Merah Muda | |
Warna sirip | warna sirip yang lebih muda atau cenderung orange-merah pucat. | merah pekat merata pada seluruh permukaan |
Warna sisik | Kuning atau kehijauan | Mengkilap |
Bingkai sirip dan tutup insang | Pink renta atau mirip karat, sesudah remaja menjadi jingga atau merah | Tidak ada tampilan mirip pada Banjar |
Apabila ragu dalam menentukan arwana, bawalah seorang yang telah berpengalaman memelihara arwana atau belilah arwana yang telah disertifikasi dan mempunyai akta yang sah.
6. RED SPOTTED PEARL VS JARDINI
Arowana irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas serta lebih sulit ditemui.
Arowana irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas serta lebih sulit ditemui.
Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Cross back dan golden red; red spotted pearl dan jardini yaitu kerabat, dengan perbedaan lingkungan yang mempengaruhi performa.
Perbedaan yang sangat mencolok yaitu pada red spotted pearl, mutiara merah bertaburan secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini di mutiara di badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari australia. Harga jardini (mutiara merah,warna dasar hijau) 12-15 cm dijual dengan kisaran harga 60-80 ribu rupiah, sedangkan arowana red spotted pearl alasannya langka di Indonesia dihargai 1.3-1.5 juta rupiah.
Arwana tahan terhadap serangan aneka macam penyakit. Tetapi sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar amonia, nitrit dan nitrat.
Kualitas Air Untuk Budidaya Arwana
pH.
Arwana sanggup hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan semoga mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral hingga agak masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan.
Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh alasannya itu direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana silver sanggup hidup pada kisaran GH 4-10.
Temperatur.
Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu mendadak sanggup menimbulkan shock pada ikan yang bersangkutan, dan sanggup memicu aneka macam masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu usang diketahui sanggup menimbulkan tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.
Pencahayaan.
Sebaiknya di area terperinci tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa ketika setiap hari atau beberapa jam setiap ahad untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya.
Wadah Budidaya
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk kolam perlu mempetimbangkan :
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk kolam perlu mempetimbangkan :
Tanah
Jenis Tanah yang baik yaitu tanah Nat berlempung yang sanggup menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
Jenis Tanah yang baik yaitu tanah Nat berlempung yang sanggup menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
Topografi
Perbedaan derajat kemiringan antara susukan pemasukan dan pengeluaran maksimal 1%.
Air
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan.
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan.
Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2. Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak
Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang
Pengapuran dengan takaran 50-100 gram/m2
Perngisian air setinggi 100 cm
Hujan deras sanggup menimbulkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah maut ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.
2. Akuarium
Sebagai ikan hias, arwana sanggup dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, alasannya arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan berpengaruh alasannya arwana sanggup melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Sebagai ikan hias, arwana sanggup dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, alasannya arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan berpengaruh alasannya arwana sanggup melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat kasar akan menimbulkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, alasannya sifat kasar arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang anggun dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak, yang sanggup menimbulkan panik, sehingga ikan menabrak beling atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan sering sanggup menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di cuilan depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa sehingga sanggup menawarkan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan sesudah ikan sanggup berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan sanggup dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh alasannya itu, kadar amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun akhir banyaknya kotoran ikan. Oleh alasannya itu dalam penggantian air yang memakai sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang menempel pada kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 ahad sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air ketika melaksanakan penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pencucian media filter mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana yaitu ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air, mirip udang, ikan, atau kodok. Hindari menawarkan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area terkontaminasi insektisida.
Sebelum menawarkan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan sanggup melukai verbal ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, semoga tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan semoga arwana mau memakannya.
Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen
1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk menawarkan kesan alami. Batu dan watu dihindari alasannya sanggup melukai ikan atau sanggup tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area hening dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga semoga mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Kualitas air dijaga semoga mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah dukungan pakan per hari yaitu 2 % dari bobot total tubuh.
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah dukungan pakan per hari yaitu 2 % dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai sanggup berenang.
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai sanggup berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan remaja juga mempunyai sebuah organ vital mirip testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul sesudah ikan berukur 3-4 tahun.
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul sesudah ikan berukur 3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, verbal lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar dipakai untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain yaitu ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih kasar termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laris arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa ahad atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini sanggup diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Tingkah laris arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa ahad atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini sanggup diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 ahad sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi hingga larva sanggup berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu sesudah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam verbal jantan hingga 7-8 ahad hingga kuning telur diserap total. Larva lepas dari verbal dan menjadi sanggup berdiri diatas kaki sendiri sesudah ukuran tubuh 45-50 mm.
2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal yaitu membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi sanggup dikeluarkan dari verbal pejantan 1 bulan sesudah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus kemudian diselimuti dengan handuk katun yang berair untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Inkubasi telur secara normal yaitu membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi sanggup dikeluarkan dari verbal pejantan 1 bulan sesudah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus kemudian diselimuti dengan handuk katun yang berair untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari verbal induk jantan, tarik perlahan cuilan bawah verbal dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang sanggup mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari verbal pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C memakai pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) memakai aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah abuh akhir penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat hingga tahap ikan sanggup berenang yaitu 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa ahad pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas sedikit demi sedikit ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada ahad ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva sanggup berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang sanggup diberikan mirip cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan verbal arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm sanggup diberikan pakan mirip udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Tambahan pakan hidup yang sanggup diberikan mirip cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan verbal arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm sanggup diberikan pakan mirip udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah praktis sekali melaksanakan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga sanggup menimbulkan sirip robek dan patah.
Arwana bila gelisah praktis sekali melaksanakan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga sanggup menimbulkan sirip robek dan patah.
Tubuh yang rusak sanggup mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg sanggup memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan semoga tidak sanggup berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak sanggup berontak namun tidak hingga terbalik dan masih sanggup berenang. Pemindahan antar arwana akuarium memakai takaran ringan, yang penting arwana tidak sanggup berontak.
1. Persiapan Pre-anestesi :
Puasakan arwana selama 1-2 hari.
Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin usang waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (
Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup insang.
Alat dan Bahan
- Plastik dengan lebar sepanjang tubuh arwana.
- Wadah kolam untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
- Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
- Bahan : Aquadine” cair
Prosedur Pelaksanaan :
Tangkap arwana dalam akuarium dengan hening kantong plastik.
Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
Bila sudah terlihat tidak sanggup melompat, angkat kantong plastik.
Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran hingga arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
menurunkan kesadaran hingga arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
-Jaga arwana selalu karam dalam air, untuk menghindari kembung.
-Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak. (Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak banyak bergerak. Karena cuilan tubuhnya yg berat ada di cuilan atas, maka arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan insang yg memperlihatkan masih adanya perjuangan untuk bernapas.
-Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu usang di luar air sanggup kembung.
Paska Pembiusan :
- Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung materi kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air akrab permukaan.
- Arwana mulai siuman, jaga jangan hingga terbentur benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping : - Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menimbulkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
- Bila arwana kembung, sanggup disiapkan larutan daun ketapang kering yang renta dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak sanggup menyelam ke dasardan berenang nungging.
- Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi kekejangan otot, ketika tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan takaran obat bius atau di ceburkan ke tank higienis dibawah kucuran air.
(Sumber : Buku Budidaya Ikan Arwana, Direktorat Jenderal P. Budidaya)