Skip to main content

Temu Wicara Penyuluh Perikanan Di Provinsi Banten

Temu Wicara Penyuluh Perikanan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 12 April 2013 bertempat di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terpadu. Acara dimulai dari jam 13.00 WIB hingga dengan jam 15.45 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh para Narasumber dan Tamu Undangan, antara lain: Kepala Pusat Penyuluhan KP Ir. Herman Suherman, MM; Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Banten Dra. Enong Suhaeti, MM; Direktur Produksi Ir. Moh. Abduh Nurhidajat, M.Si; Kepala Pusat Pelatihan KP Ir. Balok Budiyanto, MM; Kepala Balai Besar P2HP Jakarta Ir. Harinto Wibowo, M.Si; Ketua Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta Dr. Ir. Djodjo Suwardjo S, MM; Direktur Usaha Budidaya Dr. Djumbuh Rukmono, MP; Staf Ahli Menteri KP Bidang  Ekologi dan SD Laut Dr. Ir. Dedy Heryadi Sutisna, MS; Ketua STP Serang; Kepala Bidang DKP Provinsi Banten; Kepala DKPESDM Kabupaten Serang; Kepala BP4K Kabupaten Lebak; Kepala Dinas Kabupaten Pandeglang; Kepala BP4K Kabupaten Pandeglang; dan Kepala Dinas KP Kota Serang.

Peserta yang hadir dalam kegiatan Temu Wicara Penyuluh Perikanan di Kabupaten Serang ini sebanyak 50 (lima puluh) orang Penyuluh Perikanan, yang terdiri dari PP PNS, Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), dan Penyuluh Perikanan Swadaya (PPS) yang berasal dari provinsi dan kabupaten/kota di Provinsi Banten. Adapun daftar peserta yang hadir yaitu PP BKPP Provinsi Banten 4 (empat) orang; PP Kabupaten Lebak 6 (enam) orang; PP Kabupaten Serang 20 (dua puluh) orang; PP Kota Serang 6 (enam) orang; PP Kabupaten Pandeglang 7 (tujuh) orang; PP Kabupaten Tangerang 3 (tiga) orang; PP Kota Cilegon 2 (dua) orang; dan PP Kota Tangsel 2 (dua) orang.
 
 
Pembuka aktivitas sekaligus Moderator dalam kegiatan ini disampaikan oleh Kepala Pusat Penyuluhan KP Ir. Herman Suherman, MM. Dalam pembicaraannya, Kapusluh KP memberikan tema kegiatan Temu Wicara Penyuluh Perikanan yang sedang dilaksanakan, yaitu “ Sinergitas Pelaksanaan Penyuluhan Perikanan untuk Mendukung Program Prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan di Provinsi Banten”. Keberhasilan seluruh program, baik itu aktivitas KKP ataupun aktivitas Pemda terkait pembangunan kelautan dan perikanan khususnya kegiatan demfarm udang, harus sanggup disebarluaskan dan diinformasikan ke seluruh masyarakat Banten, tentunya oleh Penyuluh Perikanan. Sesuai dengan salah satu fungsi penyuluhan, yaitu mengupayakan kemudahan terusan pelaku utama dan pelaku perjuangan ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya semoga mereka sanggup menyebarkan usahanya.
 
Pembicara kedua yaitu Kepala BKPP Provinsi Banten Dra. Enong Suhaeti, MM. Dalam paparannya Kepala BKPP Banten memberikan kondisi tempat dan kondisi penyuluhan perikanan di Provinsi Banten. Provinsi Banten mempunyai 8 (delapan) kabupaten/kota, akan tetapi kabupaten/kota yang mempunyai Penyuluh Perikanan PNS hanyalah 3 (tiga), yaitu Kabupaten Pandeglang 17 (tujuh belas) orang, Kabupaten Lebak 5 (lima) orang, dan Kota Tangerang 2 (dua) orang, sisanya tidak mempunyai Penyuluh Perikanan PNS. Di Provinsi Banten telah terbentuk forum khusus yang menangani penyuluhan yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP). Di BKPP Provinsi Banten terdapat 7 (tujuh) orang Penyuluh Perikanan PNS.
 
Pada Tahun 2013 BKPP Banten telah mengalokasikan Bantuan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) bagi seluruh Penyuluh Perikanan yang ada di Provinsi Banten (provinsi dan kabupaten/kota), baik PNS maupun PPTK sebesar Rp 500.000,- per bulan selama 12 bulan. Tambahan pertolongan operasional ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan kiprah serta Penyuluh Perikanan dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Banten. Kepala BKPP dengan panggilan akrabnya Ibu Enong, memberikan juga, bahwa Penyuluh Perikanan di Provinsi Banten merupakan “Tonggak Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Provinsi Banten”, untuk itu Penyuluh Perikanan dituntut harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kecakapan yang lebih baik dibandingkan dengan yang disuluhnya. Maka pendidikan dan training bagi Penyuluh Perikanan dalam hal ini perlu diperhatikan.
 
Ucapan terima kasih disampaikan juga oleh Ibu Enong kepada Kepala Pusat Penyuluhan KP, dikarenakan telah memfasilitasi pertemuan antara Penyuluh Perikanan dengan para Pejabat di Kementerian KP serta Pejabat di Provinsi Banten. Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana yang dilaksanakan di UPT Terpadu Pontang, yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Serang.
 
Pembicara berikutnya yaitu Direktur Produksi pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Ir. Moh. Abduh Nurhidajat, M.Si. Pak Abduh panggilan sapaan Direktur Produksi memberikan beberapa kegiatan/program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan pesan pendampingan yang harus dilakukan oleh Penyuluh Perikanan. Direktorat Produksi mempunyai aktivitas utamanya yaitu “Peningkatan Produksi Sampai Akhir 2014”, dengan 10 (sepuluh) produk perikanan unggulannya salah satunya yaitu udang.
 
Peluang perjuangan untuk peningkatan produksi udang di Indonesia ketika ini sangat tinggi, ini dikarenakan negara-negara pengekspor udang ketika ini sedang mengalami hambatan yang cukup berat, ibarat pertambakan udang di China,Thailand, Vietnam dan Malaysia sedang terjangkit penyakit EMS (early mortality sindrome) yang menyebabkan maut udang secara massal. Udang pernah menjadi primadona produk perikanan hingga ketika ini, prospek komoditas udang tetap menjanjikan, serta potensi tambak-tambak di Indonesia khususnya di Pantura Banten yang bisa menghasilkan Milyaran Rupiah masih banyak yang belum dikelola secara optimal. Untuk itu, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetap mengambarkan komitmen mengembalikan kejayaan udang nasional hingga Tahun 2014. KKP mengoptimalkan luas area tambak lebih dari 20 ribu hektar di Pantura Jawa Barat dan Banten. Tutur Pak Abduh.
 
Direktur Produksi juga memberikan bahwa Penyuluh Perikanan sangat strategis dalam melaksanakan pendampingan terhadap aktivitas KKP dan mengharapkan adanya kiprah aktif dari para Penyuluh Perikanan dalam mendampingi program-program yang telah diluncurkan. Penyuluh selain sebagai pendamping juga diharapkan menjadi pelaku perjuangan perikanan dengan orientasi bisnis, sehingga Penyuluh Perikanan dituntut harus menguasai teknologi perikanan terkini, dengan cara selalu melatih diri, updating informasi teknologi perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga mempunyai banyak Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang tersebar di tempat yang sanggup dijadikan sebagai tempat magang atau mencar ilmu teknis budidaya perikanan oleh Penyuluh Perikanan.
 
Berikutnya pemaparan materi disampaikan oleh Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP Ir. Balok Budiyanto, MM. Dalam pemaparannya Kapuslat KP memberikan beberapa fungsi Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, yaitu pelaksanaan kerjasama training dan permagangan di bidang kelautan dan perikanan, dan penyelenggaraan training aparatur dan non aparatur di bidang kelautan dan perikanan.
Lembaga training sanggup juga diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) yang merupakan forum training di bidang kelautan dan perikanan yang dibuat dan dikelola oleh pelaku utama maju di bidang kelautan dan perikanan baik perorangan maupun kelompok. P2MKP merupakan kawan kolaborasi Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP. Pembentukan dan pengembangan P2MKP sangat di dorong dan didukung oleh Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan hal ini dikarenakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) training lingkup Badan Pengembangan SDMKP yang ada sebanyak 6 unit yang ada di Medan, Subang, Tegal, Banyuwangi, Bitung, dan Ambon belum sebanding dengan jumlah pelaku utama yang harus dilatih, sehingga perlu adanya partisipasi dan keswadayaan masyarakat untuk ikut menyebarkan SDM melalui training dari, oleh dan untuk masyarakat. P2MKP yang sudah terdaftar di Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan sebanyak 149 Pemula dan 21 Madya.
 
Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan juga merupakan penyelenggara latihan bagi Penyuluh Perikanan, yaitu latihan dasar Penyuluh Perikanan Terampil dan Ahli, latihan alih jenjang, dan latihan teknis perikanan (budidaya, pengolahan, tangkap, dan teknis lainnya).
Dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) hadir Kepala Balai Besar P2HP Jakarta Ir. Harinto Wibowo, M.Si, sebagai narasumber berikutnya dalam kegiatan Temu Wicara Penyuluh Perikanan di Kabupaten Serang. Kalimat pembuka yang disampaikan oleh Pak Harinto yaitu “bangun sinergitas dengan komunikasi yang baik”. Dalam pemaparan materinya, Pak Harinto memberikan visi Dirjen P2HP dalam upaya mendukung visi dan misi KKP serta tujuan pembangunan kelautan dan perikanan yaitu “Terwujudnya Produk Perikanan Prima yang Berdaya Saing Tinggi di Pasar Domestik dan Pasar Luar Negeri”.  
 
Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas serta meningkatkan daya saing hasil olahan perikanan, P2HP telah menyalurkan dana PUMP P2HP sebanyak 1500 paket pada Tahun 2012 dan rencananya akan menyalurkan kembali dana PUMP P2HP Tahun 2013 sebanyak 1500 paket. Keberadaan Penyuluh Perikanan dalam mensukseskan aktivitas ini sangat dibutuhkan sekali. Sehingga Penyuluh Perikanan dituntut harus mempunyai ilmu teknologi pengolahan hasil perikanan, menguasai alih teknologi, menguasai penggunaan alat-alat pengolahan, dan Penyuluh Perikanan harus menjadi pola teladan bagi masyarakat perikanan. Untuk itu Penyuluh Perikanan harus selalu belajar, mencar ilmu dan belajar, ungkap Kepala Balai Besar P2HP Jakarta.
 
Dalam waktu dekat P2HP akan mengadakan training untuk mengenal materi kimia berbahaya dalam produk perikanan, yang diperuntukan bagi DAI Majelis Ulama Indonesia, akan tetapi Penyuluh Perikanan diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan training ini. Selain itu P2HP mempunyai Balai Besar P2HP di Jakarta yang terbuka bagi para Penyuluh Perikanan yang ingin menambah keterampilannya  dalam ilmu pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
 
Dr. Ir. Djodjo SuwardjoS, MM, Ketua Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta sebagai narasumber berikutnya, memberikan terkait Sekolah Tinggi Perikanan, registrasi Taruna STP dengan jalur khusus dengan kuota 40% yaitu bagi anak pelaku utama/usaha perikanan. Selain itu Pak Djodjo juga memberikan keberhasilan budidaya udang sistem busmetik yang telah dilakukan oleh Sekolah Tinggi Perikanan yang ada di Serang dan penyelenggaraan sertifikasi Penyuluh Perikanan di STP Jurusan Bogor. Peran Penyuluh Perikanan dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk menginformasikan registrasi Taruna STP dan teknologi budidaya udang sistem busmetik kepada masyarakat.
 
Narasumber berikutnya yaitu dari Direktur Usaha Budidaya Dr. Djumbuh Rukmono, MP, dengan materinya yaitu PUMP Budidaya. Program PUMP merupakan aktivitas pengentasan kemiskinan dan aktivitas pemberdayaan. Pak Jumbo, sebagai panggilan akrabnya, memberikan juga kiprah Penyuluh Perikanan dalam pendampingan PUMP Budidaya dan pesannya bahwa Penyuluh perikanan harus bisa mendampingi kelompok peserta PUMP serta diharapkan bisa meningkatkan mental pelaku utama dengan pendampingannya.
 
Narasumber yang tekahir dalam kegiatan Temu Wicara Penyuluh Perikanan ini yaitu Dr. Ir. Dedy Heryadi Sutisna, MS, yang merupakan Staf Ahli Menteri KP Bidang  Ekologi dan SD Laut. Dalam penyampaian materinya Staf Ahli Menteri ini memberikan ihwal Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN). PKN menjadi ujung tombak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menekan angka kemiskinan. Satu diantaranya diwujudkan dengan adanya pilot project atau proyek percontohan pembangunan pelabuhan perikanan. Lokasi yang terpilih dalam mewujudkan proyek tersebut yaitu PPS Nizam Zachman, PPS Bitung, PPS Bungus, PPN Ambon, dan PPN Palabuhanratu. Program tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2012 dan mempunyai keunggulan yaitu tuna, tongkol dan cakalang (TTC).
 
Menu PKN antara lain rumah murah plus listrik dan air bersih, pekerjaan/usaha alternatif, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) solar, sekolah/puskesmas, angkutan murah, bank rakyat dan pabrik es. Semua hidangan PKN ini dibutuhkan pendampingan oleh Penyuluh Perikanan, salah satu misalnya bagaimana supaya di Kartu Tanda Penduduk (KTP) tertulis pekerjaan: nelayan, alasannya syarat untuk mendapat aktivitas ini yaitu masyarakat sebagai nelayan, tutur Pak Dedi.
 
Menurut Staf Ahli Menteri Bidang  Ekologi dan SD Laut, bahwa Perikanan itu terdiri dari unsur: Sumber Daya Ikan (SDI), habitat, dan manusia. Dari ketiga unsur tersebut manusialah yang mempunyai peranan paling penting maka kiprah seorang Penyuluh Perikanan yaitu bagaimana mengelola manusianya.
 
Dalam rangkaian kegiatan Temu Wicara Penyuluh Perikanan dibuka sesi tanya jawab/diskusi antara peserta dan para narasumber. Penanya dalam kesempatan ini sebanyak 7 (tujuh) orang, yaitu Kepala BP4K Kabupaten Lebak, Kepala Dinas Kabupaten Pandeglang, PP Provinsi Banten Ibu Ir. Ratu Neni Fendiana, MM, PP Kabupaten Pandeglang M. Suhanda, Ketua P2MKP Banten, PP Provinsi Banten Bpk. Yaya Mulyadi, Kepala BP4K Kabupaten Pandeglang Bpk. Agus Mardani, yang mempertanyakan permasalahan kurangnya tenaga dan keterampilan Penyuluh Perikanan di daerah, kurang sinerginya antara dinas teknis dan tubuh penyuluhan di daerah, keluhan alokasi DAK 10% untuk penyuluhan yang tidak pernah dirasakan oleh para Penyuluh Perikanan dan meminta ketegasan dari KKP untuk menyelesaikannya, tupoksi PPTK untuk melaksanakan penyuluhan sangat kurang alasannya terlalu dibebani oleh aktivitas PUMP, kejelasan sertifikasi profesi PP, kejelasan informasi bagi PP yang harus menyebarluaskan informasi penerimaan calon Taruna STP yang diperuntukan bagi anak pelaku utama/usaha perikanan sebesar 40 %, permohonan penambahan kuota P2MKP untuk Provinsi Banten, kurangnya tenaga dan keterampilan PP dalam bidang pengolahan perikanan, permasalahan tunjangan fungsional antara Penyuluh Pertanian, Penyuluh Kehutanan dan Penyuluh Perikanan yang selalu berbeda, dan duduk kasus deretan pegawai penyuluh yang disampaikan oleh MenPAN ke tempat selalu paling sedikit.
 
 
Semua pertanyaan dan masukan sanggup di tanggapi dan dijawab dengan baik oleh para  narasumber. Tanggapan yang sanggup terangkum antara lain untuk penerimaan calon Taruna STP memang terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sekalipun itu berasal dari anak pelaku utama perikanan dengan dijelaskan satu persatu persyaratan tersebut, terkait sertifikasi dipersilahkan kepada para PP untuk berkoordinasi dengan Bpk. Heri Maryuto, kata Ketua STP; untuk menjalankan kiprah sebagai Penyuluh Perikanan sekaligus pendamping PUMP juga disini PPTK dituntut harus profesional dalam pembagian tugas, pendekatan dengan lembaga-lembaga yang menangani teknis perikanan dan penyuluhan harus dilakukan juga oleh semua Penyuluh Perikanan di daerah, saran Bpk Abduh; kelompok yang ingin mendaftarkan menjadi P2MKP perlu diusulkan ke Pusat Pelatihan KP untuk dilakukan verifikasi kelayakannya, jawab Bpk. Balok; duduk kasus kekurangan sarana dan prasaran pengolahan perlu dilakukan koordinasi dengan dinas dan diinventarisir kekurangannya, alasannya setiap tahun untuk sarana pengolahan ini selalu ada modifikasi untuk peningkatan pelayanan yang lebih baik, jawab Bpk Ir. Harinto Wibowo, M.Si; kesenjangan Tunjangan Jabatan Fungsional antara Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan akan disampaikan ke Bakornas, untuk diselesaikan lebih lanjut, kiprah PPTK selain mencairkan dana PUMP diwajibkan juga melaksanakan kegiatan penyuluhan perikanan, balasan Bpk. Kepala Pusat Penyuluhan KP.

Popular posts from this blog

Budidaya Udang Galah

A. PENDAHULUAN   Udang galah ( Macrobrachium rosendergii, de Man) atau juga dikenal dengan Giant Tiger Prawn termasuk golongan krustase dari famili Palaemonidae, merupakan jenis yang terbesar ukurannya dibandingkan udang-udang air tawar lainnya. Udang yang diklaim merupakan udang orisinil oleh India dan Indonesia ini merupakan salah satu jenis udang yang semakin terkenal alasannya rasanya yang lezat, ukurannya cukup besar, dan gampang dibudidayakan. Menu dari udang ini umumnya dalam bentuk utuh (komplit dengan kepala atau head-on ); berbeda dengan jenis udang lain yang sering disajikan dalam bentuk tanpa kepala ( headless ). Mengapa demikian, bukan tanpa alasan; rupanya pada penggalan kepala itulah ada kandungan steroid, yang bermanfaat meningkatkna kebugaran tubuh kita. Kepopuleran di negeri kita diawali dengan dibukanya rumah makan khusus udang galah oleh Mang Engking di Sleman, Yogyakarta, di lahan budidaya udangnya. Dimulainya perjuangan rumah makan khusus udang galah itu

Ikan Air Tawar

Budidaya Ikan - Ikan Air Tawar - Ikan air tawar ialah jenis ikan yang menjalani sebagian atau seluruh siklus hidupnya di habitat air tawar . Habitat air tawar yang banyak didiami oleh ikan-ikan air tawar ialah sungai, danau, lebak, lebung, dan rawa-rawa atau habitat lainnya yang digolongkan perairan tawar dengan kadar garam di bawah 0,5ppt. Berdasarkan sifat fisika kimianya, habitat air tawar mempunyai perbedaan dengan habitat perairan lau t, terutama dalam hal kadar garam (salinitas). Ikan air tawar beradaptasi secara fisiologis terhadap perbedaan tekanan osmosis badan dan perairan tawar dengan mengatur keseimbangan konsentrasi elektrolit di dalam tubuhnya. Sebagaimana diketahui bahwa kurang lebih 41% spesies ikan ialah ikan air tawar . Hal ini dikarenakan spesiasi (proses evolusi dimana spesies biologis gres muncul) ikan air tawar yang cepat yang mengakibatkan perairan tawar yang terpencar-pencar menjadi habitat yang sanggup didiami. Dalam beberapa aspek fisiologis ikan ai

Kapal Cumi Indonesia

KAPAL CUMI INDONESIA - Kapal sebagai sarana penangkapan ikan di desain sedemikian rupa supaya bisa menghasilkan sasaran tangkapan yang sesuia. Seperti halnya kapal cumi maka pembuatannya harus di sesuaikan dengan bagaimana teladan pengoperasian alat tangkap cumi. KAPAL CUMI INDONESIA gambar kapal cumi Alat Tangkap Cumi Untuk menangkap cumi Menggunakan Pancing dan Teknologi yang paling modern dalam menangkap cumi dengan Jigling. Pancing cumi-cumi аdаlаh pancing уаng memiliki bentuk atau kontruksi уаng khusus уаng berlainan dеngаn bentuk-bentuk pancing lainnya. Bentuk pancing cumi-cumi іnі menyerupai cakar keliling dan bertingkat-tingkat.  Pada bab аtаѕ pancing dan dеmіkіаn јugа dі bab bawahnya dі beri lubang (mata) уаng gunanya untuk mengikatkan tali pancing. Pancing cumi-cumi іnі diikat secara berantai dalam satu utas tali уаng dі hubungkan mеlаluі lubang bab аtаѕ dan bаwаh pancing. Makara tіdаk membuat cabang-cabang menyerupai pada pancing tangan.  Dеngаn dеmіkіаn