Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak menyerupai ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak sanggup memijah secara alami (Rochimah,1980). Pemijahan Patin Siam hanya sanggup dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish (Zonevelt,1991). Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Anonymous, 1990).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bab kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan perhiasan berupa pellet karam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di kolam tembok
Pematangan gonad ikan patin juga sanggup dilakukan di bak. Caranya, siapkan kolam tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan perhiasan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi Induk
Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat gejala pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Usahakan ketika seleksi menangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan induk patin dilakukan di kolam selama semalam. Caranya, siapkan kolam tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air higienis setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam badan dan mengurangi kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan yaitu aktivitas memasukan hormon perangsang ke badan induk betina. Hormon perangsang yang umum dipakai yaitu ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bab punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam kolam lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 takaran dari takaran total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 takaran total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan takaran 0,2 ml/kg induk jantan.
Penyuntikan dengan hypofisa
Penyuntikan sanggup juga dengan larutan kelenjar hypofisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal sempurna di belakang tutup insang; potong bab kepala secara horizontal sempurna di bawah mata; buang bab otak; ambil kelenjar hypofisa; masukan kelenjar hypofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypofisa itu; suntikan ke bab punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke kolam lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.
Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 takaran dari takaran total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 takaran total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan takaran 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus badan induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Chlorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga biar sperma tidak terkena air
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan sesudah 10 – 12 jam sesudah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah bejana plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan badan induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bab kepala oleh satu orang dan pegang bab ekor oleh yang lainnya; pijit bab perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam bejana plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chlorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu biar telur-telur higienis dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air higienis setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari lalu buang sebagian airnya dan tambahkan air gres hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari lalu beri pakan berupa naupli artemia secukupnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan memakai gayung plastik;larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; sesudah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sesudah berumur 3 minggu.
Pendederan I di kolam tembok
Pendederan I ikan patin sanggup juga dilakukan di kolam tembok dan plastik. Caranya : siapkan kolam tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari daerah penetasan; beri pakan berupa naupli artemia hingga hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen sesudah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sesudah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen sesudah 2 bulan. Sebuah kolam sanggup menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaran ikan patin sanggup juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri ketika lapar dan hentikan sesudah kenyang; lakukan panen sesudah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung sanggup menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaran ikan sanggup juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan sesudah 3 bulan. Sebuah kolam jaring apung sanggup menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg.
KEPUSTAKAAN
Anonimous, Beberapa Penyakit pada Ikan Air Tawar dan Cara Penanggulangannya (Bogor: International Development Research dan Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, 1990).
Rochimah, Dewi, "Pengaruh Tingkat Pemberian Nauplius Artemia Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Patin, Universitas Padjadjaran, Bandung.1980)
Setiyono, "Teknik Budidaya Patin (Pangasius sp) dengan Manipulasi Lingkungan di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat", UNDIP Semarang.