Skip to main content

Budidaya Ikan Kerapu Macan

Ikan kerapu merupakan ikan bernilai hemat tinggi dan seruan kerapu hidup untuk konsumsi semakin meningkat. Selama ini kebutuhan akan ikan kerapu ukuran konsumsi diperoleh dari penangkapan di alam, yaitu di perairan karang. 
            Dalam budidaya, keberhasilan di bidang produksi sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain penyediaan benih, kualitas air, pengelolaan dan sebagainya. Penyakit merupakan salah satu hambatan utama dalam keberhasilan produksi yang sangat merugikan. Timbulnya penyakit yakni suatu proses yang dinamis dan merupakan interaksi antara inang (host), jasad penyakit (patogen) dan lingkungan. Lingkungan terutama sifat fisik, kimia dan biologi perairan akan sangat menghipnotis keseimbangan ikan sebagai inang dan organisme penyebab penyakit. Lingkungan yang baik akan meningkatkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menyebabkan ikan gampang stress dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan patogen.
            Tingkat keberhasilan perjuangan budidaya ikan selain ditentukan oleh proteksi pakan yang tepat juga sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan daerah hidupnya. Dinamika kondisinya sangat gampang terpengaruh oleh materi kimia terlarut, iklim mikro dan perlakuan yang dilakukan. Oleh lantaran itu kita harus memahami kualitas air dan interaksinya.
KLASIFIKASI
             Klasifikasi Ikan kerapu macan (Epinehelus fuscoguttatus) digolongkan pada :
Class                            : Chondrichthyes
Sub class                      : Ellasmobranchii
Ordo                            : Percomorphi
Divisi                           : Perciformes
Famili                          : Serranidae
Genus                          : Epinephelus
Species                        : Epinepheus sp
MORFOLOGI
            Ikan kerapu bentuk tubuhnya agak rendah, moncong panjang memipih dan menajam, maxillarry lebar diluar mata, gigi pada belahan sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, tubuh dan sirip, bintik hitam pada belahan dorsal dan poterior. 
HABITAT  DAN KEBIASAAN MAKAN
            benih ikan kerapu macan yakni pantai yang banyak ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp, sehabis bakir balig cukup akal hidup di perairan yang lebih dalam dengan dasar terdiri dari pasar berlumpur. Ikan kerapu termasuk jenis karnivora dan cara makannya "mencaplok" satu persatu makan yang diberikan sebelum makanan
sampai ke dasar. Pakan yang paling disukai kenis krustaceae (rebon, dogol dan krosok), selain itu jenis ikan-ikan (tembang, teri dan belanak).
CARA BERKEMBANG BIAK
            Di dalam tangki percobaan ikan betina yang telah bakir balig cukup akal bila akan memijah mendekati jantan. Bila waktu memijah tiba, ikan jantan dan betina akan berenang                           bahu-membahu dipermukaan air. Pemijahan terjadi pada malam hari, antara pukul 18.00 hingga pukul 22.00. jumlah telur yang dihasilkan tergantung dari berat  tubuh betina, pola betina berat 8 kg sanggup menghasilkan telur 1.500.000 butir. Telur yang telah dibuahi bersifat "non adhesive" yaitu telur yang satu tidak menempel pada telur yang lainnya. Bentuk telur yakni lingkaran dan transparan dengan garis tengah sekitar 0,80 -0,85 mm. Telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi benih yang aktif berenang. Benih inilah yang umum tertangkap oleh nelayan. Kelimpahan  benih ikan kerapu ini sepanjang tahun tidak sama. Kelimpahan yang paling tinggi disekitar Teluk Banten terjadi pada bulan Februari hingga April.
            Ikan kerapu yang telah berhasil dibenihkan diantaranya yakni ikan kerapu tikus, kerapu macan, kerapu lumpur dan kerapu malabar.  Sedangkan kerapu alis/Napoleon dan kerapu sunu masih dalam penelitian.   Dalam teknik pembenihan untuk ikan kerapu tikus, macan, malabar dan lumpur pada prinsipnya sama.
TEKNIK PEMBENIHAN
Pemijahan induk
            Keberhasilan pemijahan induk ikan kerapu merupakan kunci awal dari seluruh mata rantai kegiatan produksi benih ikan kerapu.  Dengan pengelolaan induk yang baik akan dihasilkan produksi telur dengan mutu yang baik sehingga pada jadinya akan diharapkan produksi benih ikan kerapu dengan sintasan yang tinggi.
a.    Pengelolaan induk
            Induk ikan kerapu berasal dari hasil penangkapan di alam. Induk dipelihara dalam kolam beton berbentuk bulat  (Æ 10 meter dan kedalaman 3 meter). Bak pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan kolam pemijahan. Sirkulasi air dalam kolam pemeliharaan induk dilakukan terus menerus sebanyak 200 - 300 % setiap harinya dengan memakai pompa elektromotor 20 PK (Æ pipa 8”) kemudian dilengkapi pipa distribusi ke dalam kolam induk dengan Æ 4”. Dalam kolam diberi aerasi sebanyak 20 titik dengan jarak titik satu dengan yang lainnya kurang lebih 2 meter. Untuk menjaga kualitas air dalam kolam induk tetap prima dilakukan dengan mengatur pembuangan air atas dan air bawah. Siang hari dilakukan pembuangan air bawah dan malam hari dilakukan pembuangan air atas. Selama masa pemeliharaan induk, dilakukan proteksi pakan berupa ikan segar dengan kandungan lemak rendah. Jenis-jenis ikan yang biasa diberikan pada induk ikan kerapu  yakni ikan layang, ikan selar, ikan teri, ikan belanak dan cumi-cumi. Dosis proteksi pakan yakni 3-5 % dari total berat induk Pemberian pakan dilakukan pagi hari antara jam 07.00 – 08.00 I setiap harinya. Induk juga diberikan pelengkap vitamin E @ tocopherol (Nature E) dengan takaran 100 IU per kg induk per ahad yang bertujuan untuk memacu perkembangan gonade ikan. Sedangkan untuk menambah daya tahan induk terhadap serangan penyakit diberikan vitamin C dengan takaran 50 mg/kg induk setiap  2 ahad sekali. Induk juga diberikan vitamin B-Compleks dengan takaran 50 mg/kg induk per 2 ahad sekali dengan tujuan untuk menambah nafsu makan ikan.
b.   Pemijahan induk  
Metoda pemijahan ikan kerapu intinya sanggup dilakukan dengan manipulasi hormonal (aplikasi hormon steroid) dan manipulasi lingkungan.  Pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan. Setiap pagi, sehabis induk kerapu diberi makan, air dalam kolam pemijahan diturunkan hingga kedalaman ± 50 cm diatas sirip punggung. Kondisi ini dibiarkan selama 5-7 jam dan air masuk (inlet) tetap dibiarkan mengalir. Perlakuan ini sanggup menaikkan suhu air + 1-3o C. Kemudian pada sore hari mulai jam 15.00, dilakukan penambahan air maritim segar hingga mencapai ketinggian optimal (3 meter) dan dilakukan sirkulasi sepanjang malam hari. Perlakuan ini dilakukan secara terus menerus hingga terlihat gejala birahi. Ciri-ciri induk ikan kerapu betina yang siap memijah yakni perut gendut dan lubang genital kemerahan. Sedangkan untuk induk jantan yang matang gonade mempunyai ciri-ciri kulit lebih terang, berangasan (selalu mengejar betina) dan lubang genital kemerahan. Pemijahan ikan kerapu terjadi pada bulan gelap (bulan lunar) yaitu antara tanggal 20 – 10 bulan lunar dan terjadi pada malam hari antara jam 20.00 – 02.00
c.   Panen telur
            Telur ikan kerapu  hasil pemijahan yang baik mempunyai ciri-ciri berbentuk bulat, Æ 700-800 mikron, melayang di permukaan air dan transparan. Sedangkan telur yang buruk atau tidak berkembang selnya dengan tepat mempunyai kenampakan keruh dan sehabis beberapa ketika ditampung akan mengendap. Setiap kali terjadi pemijahan induk, telur ditampung dalam kolam penampungan telur yang dilengkapi jaring hapa (egg collector). Pemanenan telur dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 – 07.00. Telur hasil panenan ditampung dalam akuarium dan dilakukan seleksi dan penghitungan jumlah telur dengan metoda volumetri. Setelah 18 – 25 jam dari ketika pembuahan, pada suhu 27 – 28o C  telur ikan kerapu akan menetas.
Pemeliharaan larva
            Kegiatan pemeliharaan larva dimulai dari persiapan bak, penebaran dan penetasan telur, perkembangan larva,  pakan dan proteksi pakan, pengelolaan kualitas air, penanggulangan penyakit dan panen benih.
a.    Persiapan bak
-       Bak pemeliharaan larva berbentuk segi empat dengan volume 12,5 ton (5 x 2 x 1,25 meter).
-       Sebelum diisi kolam dibersihkan dengan kaporit (100-150 ppm), dibilas dengan air tawar dan sabun serta kemudian dikeringkan.
-       Aerasi yang dipakai untuk mensuplai oksigen dipasang dengan jarak antar titik sekitar 50 cm.
-       bak diisi dengan air laut. Air maritim disaring melalui filter pasir. Salinitas air maritim berkisar 30 – 32 ppt. Pengisian dilakukan sehari sebelum penebaran telur serta diberi aerasi berpengaruh selama 24 jam. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi kadar oksigen terlarut yang berguna untuk penetasan telur.
b.   Penebaran telur
-       Setelah  persiapan kolam selesai, telur ditebar dengan kepadatan telur yang ditebar antara 10-20 butir/lite.   Penebaran telur dilakukan sehabis perkembangan embrio mencapai stadia neurola akhir, karena  dari hasil pengamatan pada stadia ini perkembangan embrio hingga menetas memerlukan waktu relatif lama. Telur yang ditebarkan sebelum stadia neurola sering terjadi kerusakan lantaran perkembangan stadia sebelumnya (blastula dan gastrula) sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dan perkembangan embrio pada stadia tersebut berjalan relatif cepat.
-       Telur menetas antara 18-20 jam sehabis pemijahan pada suhu 27-19 o C.
-       Larva ikan kerapu gres menetas disebut sebagai D-0.  Untuk menjaga kualitas air, cangkang-cangkang telur dan telur yang tidak menetas segera disiphon.
c.   Perkembangan larva
-       Pada ketika awal penetasan, aerasi dikecilkan. Hal ini dimaksudkan semoga larva kerapu yang gres menetas tidak teraduk oleh arus yang ditimbulkan aerasi.
-       Pada ketika menetas (D-0) hingga D-2, larva kerapu belum memanfaatkan pakan dari luar lantaran masih mempunyai cadangan pakan berupa kuning telur.
-       larva mulai membutuhkan pakan dari luar yaitu rotifera (Brachionus plicatilis).
-       Pada umur D-8, bakal sirip punggung dan sirip perut mulai tampak berupa tonjolan. Pada D-10 tonjolan tersebut sudah terlihat panjang dan berbentuk spina. Pertambahan panjang spina berlangsung hingga D-30 s/d D-35 dan selanjutnya akan berubah bentuk menjadi duri keras pertama pada sirip punggung dan sirip perut.
-       Pada D-40, larva ikan kerapu sudah mulai menjadi ikan muda, hal ini ditandai dengan timbulnya pigmentasi warna putih transparan hingga coklat muda (krem) ibarat ikan dewasa.
d.   Pakan dan proteksi pakan
-       Pakan yang dipersiapkan untuk larva ikan kerapu terdiri dari pakan alami dan pakan buatan.  Pakan alami yang dipersiapkan melalui kultur massal secara terpisah ibarat Chlorella Sp. ; rotifera (Brachionus plicatilis);  Artemia dan jambret (Mysidaceae).
-       Sedangkan pakan buatan diberikan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi larva jikalau pakan alami tidak mencukupi. 
e.   Pengelolaan kualitas air
-       Dilakukan penyiponan dasar kolam bila terlihat dasar kolam kotor, larva juga diberikan Chlorella Sp. dengan kepadatan 250-300 ribu sel/ml. Pemberian Chlorella Sp. ini terus dilakukan hingga larva berumr D-30.
-       Pergantian air juga dilakukan sesuai dengan umur larva. Pada D-5 hingga D-9 pergantian air 5 % per hari. Pada   D-10 hingga D-19 pergantian air 10-15 % per hari. D-20 hingga D-30 pergantian air 20-30 % per hari dan mulai    D-30 pergantian air dilakukan 50 % per hari.    
-       Pemanenan sanggup dilakukan sehabis larva berumur 50 - 90 hari atau telah mencapai ukuran panjang 4-5 cm (2”).          
TEKNIK PEMBESARAN IKAN KERAPU
            Kegiatan budidaya ikan kerapu yang sudah mulai berkembang yakni pembesaran dalam karamba jaring apung (KJA) di laut. Meskipun begitu, tidak tertutup kemungkinan untuk budidaya ikan kerapu di kolam terkontrol secara intensif maupun di kolam air maritim (tambak).
Pembesaran di KJA
a.    Pemilihan lokasi
            faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan kegiatan budidaya ikan kerapu di KJA yakni pemilihan lokasi. Parameter yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi tersebut adalah:
·         Lokasi terlindung dari gangguan angin dan gelombang yang kuat.
Kedalaman air minimal 15 m,
·         Lokasi harus  terhindar dari efek pencemaran, gampang diperoleh sarana dan prasarana yang diperlukan. Selain itu lokasi tersebut  memenuhi persyaratan fisika dan kimia air ibarat :
-     Salinitas 20-35 ppt
-          Suhu 27-32 o C
-          DO > 5 ppm
-          PH 7,5-9,0
-          Ammonia dan nitrit < 0,1 ppm
b.    Sarana budidaya
·         Kerangka/rakit : berfungsi untuk menempatkan kurungan (jaring), terbuat dari materi bambu, kayu atau pipa galvanis yang telah dicat anti  karat. Bentuk dan ukuran kerangka/rakit bervariasi tergantung dari ukuran yang digunakan, sebuah rakit biasanya terdiri dari empat buah kurungan (jaring).
·         Pelampung : berfungsi untuk mengapungkan keseluruhan sarana budidaya, sanggup dipakai pelampung dari materi drum oplastik, drum besi atau pelampung styrofoam. Ukuran dan jumlah pelampung yang dipergunakan diubahsuaikan dengan besarnya beban  dan daya apung dari pelampung, Pelampung diikatkan pada rakit  dengan tali polyethylene (PE) Æ 0,8-1,0 cm.
·         Kurungan atau wadah untuk memelihara ikan : terbuat dari materi polyethylene (PE).   Pemilihan bahan-bahan ini didasarkan atas daya tahannya terhadap efek lingkungan dan harganya relatif lebih murah jikalau dibandingkan degan bahan-bahan yang lain.  Bentuk dan ukuran kurungan bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh jenis ikan yang dibudidayakan, ukuran ikan, kedalaman perairan serta faktor fasilitas dalam pengelolaannya.  Ukuran kurungan ummnya yakni (2 x 2 x 2) m3; (3 x 3 x 3)m3 atau (3 x 3 x 5) m3.  Lebar mata (mesh size) kurunga disesuaika degan ukuran ikan yang dibudidayakan, contohnya untuk ikan panjang kurang dari 10 cm lebar mata dipakai yakni 8 mm (5/16 “), panjang ikan 10-15 cm lebar mata 25 mm (1”) serta apabila panjang ikan  > 15 cm lebar mata yakni 25-50 mm (1-2”)
Jangkar : berfungsi untuk menahan keseluruhan  sarana budidaya semoga tetap pada tempatnya.  Jangkar yang dipergunakan harus bisa menahan sarana  budidaya  dari efek arus, angin dan gelombang.  Jangkar sanggup terbuat dari besi, karungberisi pasir atau balok semen/beton. Jangkar diikat dengan tali PE dan  panjangnya tergantung kedalaman perairan, biasanya       3 kali kedalaman perairan pada saat  pasang tinggi.
 Tehnik Pembesaran
·         Penebaran Benih : Benih ikan kerapu ukuran panjang           4-5 cm (2”) dari hasil tangkapan di alam maupun dari hasil produksi di daerah pembenihan (hatchery) biasanya didederkan terlebih dahulu dalam kolam beton atau waring nylon hingga mencapai ukuran glondongan (10 cm) untuk kemudian ditransfer ke karamba jaring apung di maritim hingga mencapai ukuran konsumsi. Padat  penebaran untuk benih yang beratnya 20-50 gram/ekor adalah         100 ekor/m3 .
·         Pakan : Pakan yang biasanya diberikan dalam pembesaran ikan kerapu yakni ikan rucah (trash fish) dalam bentuk segar, ibarat ikan selar, tamban atau layang. Jenis ikan ini mengandung protein tinggi dan kadar lemaknya rendah. Rasio konversi pakan biasanya berkisar antara 7-8, artinya untuk mendapat daging ikan 1 kg diharapkan 7-8 kg ikan rucah.  Pakan yang diberikan sebaiknya dalam keadaan segar dengan takaran 5-10 % dari bobot biomas setiap harinya. 
Pengelolaan ikan : Kurungan apung sebagai daerah untuk membudidayakan ikan kerapu  merupakan lingkungan yang terbatas, sehinga kebebasan ikan terbatas pula.  Akibat dari keadaan ini terjadi pertumbuhan yang tidak
·         seragam lantaran adanya persaingan dalam  mendapat makanan, ruang gerak maupun perbedaan  kegiatan ikan.
·         Untuk itu dilakukan penjarangan dengan jalan mengurangi kepadatan dipindah ke jaring lainnya.
·         Pengelolaan sarana budidaya : Sarana budidaya berupa rakit, kurungan apung, pelampung dan sarana lainya harus mendapat perawatan secara berkala. 
·         Pengendalian Penyakit :  Penyakit yang banyak  menyerang ikan kerapu  yang dibudidayakan dalam karamba jaring apung yakni disebabkan oleh krustacea, trematoda, protozoa, jamur, basil dan virus. Krustacea dan trematoda biasanya menyerang insang, sedangkan protozoa, jamur, basil dan virus menyerang belahan tubuh yang luka. Gejala ikan kerapu yang sakit berbeda-beda tergantung penyakit yang menyerangnya serta daya tahan tubuh ikan yang diserang. Gejala tersebut harus diketahui untuk memilih cara pengendalian yang tepat dan efisien.
Panen : Ukuran panen sanggup diubahsuaikan dengan seruan pasar. Biasanya ukuran yang dikehendaki pasar (ukuran konsumsi) yakni 0,5-1,5 kg per ekor ikan. Untuk mencapai ukuran 500-800 gram, ikan kerapu tikus berbobot tebar    20-50 gram harus dipelihara selama 10-12 bulan. Sedang untuk kerapu macan membutuhkan waktu 6-8 bulan.
·         Selama masa pemeliharaan diharapkan seleksi ukuran (grading) setetah bulan kelima untuk mengurangi variasi ukuran yang terlalu tajam sehingga diharapkan ukuran panen pada bulan ke-12 yakni relatif seragam. Ikan kerapu tikus mempunyai harga jual yang tinggi biasanya dalam keadaan hidup. Untuk itu penanganan pasca panen juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993. Petunjuk Pelaksanaan Penangulangan Penyakit Ikan. Direktorat Sumber Hayati. Ditjen Perikanan. Jakarta.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. III No. 4 Tahub 1997
Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma, et. al. 1998, Tanaman mempunyai kegunaan Obat di Indonesia, hal 133-136, Penerbit Pustaka Kartini.
Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma dan Dr. Setiawan Dalimartha., 1997 Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Hal 80-82, Penebar Swadaya, Jakarta.
Resmiyati Purba, Waspada, Mustahal dan Susanti Diani. 1993.Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Kerapu Macan  (Epinephelus fuscoguttatus) Umur Sampai 35 Hari Dengan Padat Tebar Yang Berbeda. Jurnal Penelitan Budidaya Pantai. Vol. 9. No. 5.1993. Bojonegoro-Serang.
Santoso B dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kerapu Macan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Susanti Diani dan Akhmad Rukyani. 1989. Pengendalian Penyakit Dalam Kurungan Apung di Laut. Makalah temu kiprah pemanfaatan sumberdaya hayati lautan bagi budidaya, Serang. 23 – 24 Mei 1989.
Zufran et.al.,Parasit pada Ikan Kerapu Di Panti Benih dan Upaya Penanggulangannya,Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia vol.III No.4 Tahun 1997

Popular posts from this blog

Budidaya Udang Galah

A. PENDAHULUAN   Udang galah ( Macrobrachium rosendergii, de Man) atau juga dikenal dengan Giant Tiger Prawn termasuk golongan krustase dari famili Palaemonidae, merupakan jenis yang terbesar ukurannya dibandingkan udang-udang air tawar lainnya. Udang yang diklaim merupakan udang orisinil oleh India dan Indonesia ini merupakan salah satu jenis udang yang semakin terkenal alasannya rasanya yang lezat, ukurannya cukup besar, dan gampang dibudidayakan. Menu dari udang ini umumnya dalam bentuk utuh (komplit dengan kepala atau head-on ); berbeda dengan jenis udang lain yang sering disajikan dalam bentuk tanpa kepala ( headless ). Mengapa demikian, bukan tanpa alasan; rupanya pada penggalan kepala itulah ada kandungan steroid, yang bermanfaat meningkatkna kebugaran tubuh kita. Kepopuleran di negeri kita diawali dengan dibukanya rumah makan khusus udang galah oleh Mang Engking di Sleman, Yogyakarta, di lahan budidaya udangnya. Dimulainya perjuangan rumah makan khusus udang galah itu

Ikan Air Tawar

Budidaya Ikan - Ikan Air Tawar - Ikan air tawar ialah jenis ikan yang menjalani sebagian atau seluruh siklus hidupnya di habitat air tawar . Habitat air tawar yang banyak didiami oleh ikan-ikan air tawar ialah sungai, danau, lebak, lebung, dan rawa-rawa atau habitat lainnya yang digolongkan perairan tawar dengan kadar garam di bawah 0,5ppt. Berdasarkan sifat fisika kimianya, habitat air tawar mempunyai perbedaan dengan habitat perairan lau t, terutama dalam hal kadar garam (salinitas). Ikan air tawar beradaptasi secara fisiologis terhadap perbedaan tekanan osmosis badan dan perairan tawar dengan mengatur keseimbangan konsentrasi elektrolit di dalam tubuhnya. Sebagaimana diketahui bahwa kurang lebih 41% spesies ikan ialah ikan air tawar . Hal ini dikarenakan spesiasi (proses evolusi dimana spesies biologis gres muncul) ikan air tawar yang cepat yang mengakibatkan perairan tawar yang terpencar-pencar menjadi habitat yang sanggup didiami. Dalam beberapa aspek fisiologis ikan ai

Ikan Kakap Batu

IKAN KAKAP BATU - Ikan Kakap Batu аdаlаh jenis ikan Kakap уаng mempunyai badan warna hitam hаmріr legam.  IKAN KAKAP BATU KAKAP BATU Ikan уаng јugа disebut Rock Snapper іnі јugа menjadi primadona dі pemancingan bahari sebab ikan іnі bіѕа bergerak cepat melawan arus. Sehingga susah untuk strike. Baca Juga ; -  Panduan Budidaya Ikan Kakap -  Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Kakap Merah - Ikan kakap Dan jenisnya Manfaat dan khasiat dаrі ikan kakap watu аdаlаh ѕеbаgаі berikut: Mengobati Mata Kering Mencegah Herpes Mengandung Protein Mencegah Rematik Mencegah Obesitas Mengandung Zat Besi Memperkuat Tulang dan Gigi Menurunkan Kolesterol Tinggi Mencegah Asam Urat Mengatasi Stress Mengobati Faringitis Mencegah Kanker Usus Besar Mengobati Radang Tenggorokan Mencegah Stroke Mengandung Omega 3 Membantu Metabolisme Tubuh Mencegah Sakit Maag Mencegah Jantung Koroner Menutrisi Rambut Mengandung Kalsium kAKAP BATU ATAU MANGROVE JACK Sedi