I. PENDAHULUAN
Sepat mutiara yaitu salah satu ikan hias air tawar yang sanggup dipijahkan di dalam aquarium. Ikan ini tergolong ikan yang memijah pada sarang busa yang dibangun oleh induk jantan.
Sama halnya dengan ikan air tawar yang lain, dalam budidaya sepat mutiara selalu ada hambatan-hambatan yang tidak diduga-duga kedatangannya. Hambatan yang sanggup mengakibatkan kerugian dalam perjuangan budidaya ikan ini, terjadinya bisul penyakit pada ikan peliharaan.
Untuk mengantisipasi terjadinya serangan penyakit pada sepat mutiara, tulisan ini akan membahas secara sederhana perihal langkah-langkah pencegahan dan pengobatan penyakit pada sepat mutiara, dan juga cara pemijahannya.
Dengan dilakukannya pencegahan dan pengobatan penyakit ini, dibutuhkan produksi ikan Sepat mutiara sanggup ditingkatkan yang pada karenanya pendapatan petani pembudidaya sepat mutiara sanggup meningkat pula. II. MENGENAL SEPAT MUTIARA
2.1. Sistematika Sepat Mutiara
Ordo : Percomorphoidei
Sub ordo : Anabantoidea
Famili : Anabantidae
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster leeri
2.2. Penyebaran dan Morfologi
Penyebaran ikan ini mencakup wilayah Sumatra, Kalimantan, Malaya hingga Siam. Ikan ini juga mempunyai ciri-ciri tubuh yang memanjang dengan potongan pipih ke samping (Compressed), verbal kecil dan moncong meruncing. Sirip dubur (anal) sangat panjang menyerupai benang, sirip perut lebar dengan jari-jari sebelah belakang menonjol ke luar.
Jenis ini mempunyai warna dasar tubuh sawo matang dengan sisi badannya berwarna lebih pucat yang dihiasi bintik-bintik berwarna kelabu, terkadang berwarna kehijauan menyerupai mutiara di seluruh tubuhnya.
Beberapa pecahan dari sirip anal berwarna merah dan sisi badannya terpotong horizontal oleh garis hitam yang memanjang mulai dari verbal hingga pertengahan batang ekor dan satu bintik hitam di simpulan garis tersebut.
III. PEMBENIHAN SEPAT MUTIARA
3.1. Tempat Pemijahan
Ikan sepat mutiara tergolong ikan yang gampang dipijahkan, asalkan lingkungannya memadai. Untuk itu, sanggup digunakan aquarium dengan ukuran 50×30×30 cm. Pada aquarium dibentuk beberapa kawasan yang gelap sebagai kawasan persembunyian dan juga sebagai kawasan memijah. Untuk menciptakan bagian-bagian yang gelap pada aquarium, sanggup diberi enceng gondok yang berakar rimbun pada aquarium.
Untuk kebutuhan air, sanggup digunakan air sumur dan air higienis lainnya, yang sebelumnya diendapkan sehari semalam. Suhu air diusahakan 27 – 28 oC dan PH 6 – 7, serta dasar aquarium diberi pasir bersih.
3.2. Memilih Induk
Induk jantan mempunyai sirip punggung yang panjang dan lancip serta dilengkapi dengan hiasan warna merah pada leher dan perut. Warna merah ini akan semakin menyala pada ketika ikan ini birahi. Sedangkan ikan betina mempunyai sirip lingkaran dan pendek.
Induk sepat mutiara sebaiknya berumur lebih dari 7 bulan dengan ukuran minimal 7,5 cm. Untuk persyaratan, induk yang dipilih harus sehat, tidak cacat serta gerakannya lincah. Induk jantan dan betina untuk sementara dipisah pemeliharaannya, dan selama pemeliharaan diberi makan jentik nyamuk.
3.3. Pemijahan
Setelah aquarium selesai disiapkan, ikan sepat mutiara sudah sanggup dipijahkan. Induk jantan dan betina dimasukkan secara berpasangan di dalm aquarium pemijahan. Setelah mengikuti keadaan induk jantan eksklusif menciptakan sarang busa dan tidak mau didekati oleh pasangannya. Sarang busa yang dibentuk tidak terlalu tebal dan luasnya ± 15 – 20 cm.
Setelah selesai pembuatan sarang busa, induk jantan eksklusif menghampiri induk betina, dan eksklusif memijah di bawah sarang busanya. Induk betina sanggup menghasilkan telur ± 1.000 butir telur. Setelah telur habis dikeluarkan, induk betina eksklusif diangkat dari telurnya. Gambar: Induk jantan dan betina akan memijah, Photo Zukal.
Induk jantan dibiarkan tetap berada bersama telurnya, ia akan menghampiri sarang busa dan merusak sarang busa yang telah digunakan memijah dengan cara menyemprotkan pasir yang dipungut dari dasar kawasan pemijahan. Telur-telur yang tidak terbuahi, akan rontok dan mengendap di dasar aquarium. Proses ini sangat membantu fekunditas telur lainnya, lantaran telur-telur yang tidak terbuahi tidak membusuk dan tidak menjadi sarana tumbuhnya jamur yang sanggup merusak telur-telur yang lain. Hal ini sanggup memperkecil serangan jamur, lantaran media tumbuhnya tidak ada.
Telur akan menetas 2 – 3 hari sesudah pembuahan, dan kuning telur akan habis sesudah 4 hari. Pada ketika ini harus disediakan masakan yang sesuai dengan bukaan verbal benih, biasanya Infusoria. Benih dipelihara ± 2 minggu, selanjutnya sudah sanggup dipindah ke kawasan pembesaran. Pada ketika kuning telur sudah habis, induk jantan sudah sanggup dipindah ke kawasan lain. Gambar: Induk jantan menjaga telur-telurnya, Photo Zukal
IV. PENANGANAN PENYAKIT PADA SEPAT MUTIARA
Penyakit yang menyerang sepat mutiara, tidak jauh berbeda dengan penyakit yang menyerang ikan lainnya. Penyakit sanggup ditimbulkan oleh serangan benalu (virus, jamur, bakteri, protozoa dan bangsa udang renik), selain itu sanggup juga disebabkan oleh kualitas air dan pakan yang buruk. Namun, penyakit yang sering menyerang sepat mutiara yaitu benalu golongan bakteri, cacing, jamur.
Untuk menghindari terjadinya serangan penyakit, perlu dilakukan pencegahan sebelum terjadi dan pengobatan apabila ikan sudah mengatakan gejala terjangkit penyakit, serta pemusnahan seluruh ikan apabila serangan penyakit tidak sanggup diatasi lagi.
4.1. Pencegahan Serangan Penyakit
Untuk mencegah serangan penyakit dalam perjuangan budidaya Ikan Sepat mutiara sanggup dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya : dekontaminasi peralatan, dekontaminasi aquarium, dan dekontaminasi ikan itu sendiri.
4.1.1. Dekontaminasi Peralatan
Semua peralatan yang akan dan telah digunakan harus dibersihkan, supaya kuman-kuman yang melekat pada peralatan tersebut mati dan ikan tidak terjangkit oleh kuman tersebut.
Dekontaminasi peralatan sanggup dilakukan dengan cara merendam semua peralatan ke dalam larutan PK takaran rendah (3 – 20 mg/l) selama 30 menit.
4.1.2. Dekontaminasi Aquarium
Aquarium yang akan digunakan untuk pemeliharaan dan pemijahan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan aquarium sanggup dilakukan dengan cara pembersihan dan penjemuran aquarium. Selain itu sanggup digunakan obat kimia Kalium Permagnat (PK) 20 mg/l dengan cara merendam aquarium dengan larutan tersebut, kemudian dijemur.
4.1.3. Dekontaminasi ikan
Ikan juga perlu diberi perlakuan supaya tidak menjadi penyebab timbulnya wabah penyakit. Dekontaminasi ikan dilakukan dengan teknik karantina ikan dengan cara memelihara ikan dalam wadah khusus selama waktu tertentu. Dengan cara ini sanggup diketahui apakah ikan terkena serangan penyakit atau tidak dan segera diambil langkah pengamanannya.
Ikan juga sanggup diberi imunisasi dan vaksinasi. Pemberian imunisasi dan vaksinasi sanggup meningkatkan kekebalan tubuh ikan terhadap bisul penyakit. Pemberiannya dengan cara penyuntikan dan pelapisan dengan pakan.
4.2. Penanganan Ikan yang Sakit
4.2.1. Identifikasi Penyakit
Secara umum, sepat mutiara yang terinfeksi penyakit mengatakan gejala sebagai berikut :
Gejala | Diagnosis penyakit |
1. Rontok sirip 2. Sisik kasar 3. Serabut pada kulit 4. Pendarahan pada tubuh | a. Parasit Gyrodactylus sp. b. Bakteri Flexybacter a. bisul bakteri a. Jamur Saprolegnia sp. a. Infeksi Bakteri b. Infeksi trichodina spp. |
Penyakit yang disebabkan oleh senyawa beracun di dalam air umumnya sulit untuk diidentifikasi, alasannya yaitu pengaruh dari senyawa beracun ini terhadap ikan relatif cepat, tetapi sanggup eksklusif diambil tindakan untuk mengatasinya.
4.2.2. Penggantian Air dan pembersihan Aquarium
Langkah ini merupakan salah-satu cara untuk mengatasi serangan penyakit yang disebabkan oleh senyawa beracun atau kualitas air aquarium yang kurang memadai.
Ikan yang ada secepatnya dipindah ke kawasan yang lain yang tidak mengandung senyawa beracun. Untuk aquariun yang telah dicuci, kemudian dijemur untuk lebih memastikan bahwa aquarium telah steril. 4.2.3. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Parasit
Tabel 1. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Parasit
Penyakit | Gejala | Pengobatan | |
Kimia | Alami | ||
Gyrodacylus sp. | Ikan yang terjangkit akan menjadi kurus dan kulitnya tidak kelihatan bening lagi. Sirip ekor sering rontok dan tutup insang tidak sanggup menutup dengan sempurna. Ikan juga sering menggosok-gosokkan badannya dengan sengaja pada dasar dan dinding aquarium. | Ikan sanggup direndam dalam larutan Methylene blue (1 gr/100 cm3 air), larutan garam 2,5 persen selama 10 – 15 menit. | Dapat digunakan kulit akar Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Kulit akar ini mengandung unsur kimia Soranjidiol yang sanggup mempunyai kegunaan sebagai obat cacing. |
Uraian:
a. Gyrodactylus sp.
Organisme ini termasuk kelas Trematoda. Gyrodactylus sp. Menyerang kulit dan sirip ikan. Ikan yang terjangkit akan menjadi kurus dan kulitnya tidak kelihatan bening lagi. Sirip ekor sering rontok dan tutup insang tidak sanggup menutup dengan sempurna. Ikan juga sering menggosok-gosokkan badannya dengan sengaja pada dasar dan dinding aquarium.
· Pengobatan dengan materi kimia
Ikan sanggup direndam dalam larutan Methylene blue (1 gr/100 cm3 air), larutan garam 2,5 persen selama 10 – 15 menit.
· Pengobatan dengan materi alami
Dapat digunakan kulit akar Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Kulit akar ini mengandung unsur kimia Soranjidiol yang sanggup mempunyai kegunaan sebagai obat cacing. Kulit akar yang digunakan ± 150 gr : 0,2 liter air (untuk ekstrak), kemudian ekstrak ini dicampur ke dalam air ± 30 liter air dan ikan direndam di dalamnya. Perlakuan ini diteruskan hingga ikan sembuh.
Gambar: Gyrodactylus sp.
Tabel 2. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Bakteri
Penyakit | Gejala | Pengobatan | |
Kimia | Alami | ||
Bakteri Flexybacter | Gejalanya sanggup mengakibatkan ikan kehilangan nafsu makan, terdapat bintik putih dan kemudian menjadi merah lantaran pendarahan serta insang dan sirip rontok hingga tinggal tulang. | Larutan Copper sulfat (CuSO4) 500 ppm atau PK 2 – 4 ppm selama 1 – 2 menit. | Digunakan rimpang kencur yang diambil ekstraknya. Rimpang kencur ini mengandung unsur kimia yang beragan, diantaranya yaitu Alkohol. |
Uraian:
b. Bakteri Flexybakter columnaris
Bakteri ini tidak mempunyai plagella sehingga sanggup bergerak meluncur dengan membengkokkan badannya. Penyebarannya melalui ikan ke ikan dan fatwa air. Kasus penyerangannya sering terjadi pada suhu 18 – 20 oC.
Infeksi yang ditimbulkan terdapat pada kulit kepala, tubuh pecahan belakang, insang, dan tubuh pecahan lainnya. Gejalanya sanggup mengakibatkan ikan kehilangan nafsu makan, terdapat bintik putih dan kemudian menjadi merah lantaran pendarahan serta insang dan sirip rontok hingga tinggal tulang.
· Pengobatan dengan materi kimia
Ikan direndam ke dalam larutan Copper sulfat (CuSO4) 500 ppm atau PK 2 – 4 ppm selama 1 – 2 menit. Pengobatan dengan PK apabila belum mengatakan hasil, berarti takaran perlu ditambah menjadi 4,6 dan seterusnya.
· Pengobatan dengan materi alami
Untuk obat alami, sanggup digunakan rimpang kencur yang diambil ekstraknya. Rimpang kencur yang dibentuk ekstrak ± 100 gr : 0,2 liter air, kemudian ekstrak ini dicampur dengan 30 liter air aquarium. Ikan yang sakit direndam di dalam larutan tersebut. Perlakuan ini dilanjutkan hingga ikan benar-benar sembuh.
Rimpang kencur ini mengandung unsur kimia yang beragan, diantaranya yaitu Alkohol. Kandungan kimia ini sanggup melemahkan serangan basil Flexybakter pada ikan.
Tabel 3. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Jamur
Penyakit | Gejala | Pengobatan | |
Kimia | Alami | ||
Jamur Saprolegnia sp. | karena ada sekumpulan benang halus menyerupai kapas sehingga disebut White cottony growth. Sedangkan telur yang terjangkit akan terlihat menyerupai kapur | Bisa direndam dalam larutan Malachite green 5 ppm selama 1 jam. | Ikan dan telur yang terjangkit jamur ini sanggup direndam dalam air yang telah dicampur dengan ekstrak lengkuas. |
Uraian:
c. Jamur Saprolegnia sp.
Serangan jamur ini akan meningkat apabila suhu air menurun dan ikan mengalami stres. Ikan yang terjangkit jamur ini sanggup diketahui dengan mudah, lantaran ada sekumpulan benang halus menyerupai kapas sehingga disebut White cottony growth. Kumpulan benang ini sering terlihat dibagian kepala, tutup insang, dan disekitar sirip. Sedangkan telur yang terjangkit akan terlihat menyerupai kapur.
· Pengobatan dengan materi kimia
Untuk telur yang terserang, sanggup direndam dalam larutan Malachite green 5 ppm selama 1 jam. Untuk ikan yang terjangkit sanggup juga direndam dalam larutan ini dengan konsentrasi yang sama.
· Pengobatan dengan materi alami
Ikan dan telur yang terjangkit jamur ini sanggup direndam dalam air yang telah dicampur dengan ekstrak lengkuas. Untuk ekstrak digunakan rimpang lengkuas ± 100 gr : 0,2 liter air, kemudian dilarutkan ke dalam air ± 30 liter. Lengkuas ini mempunyai kandungan kimia yang sanggup mengobati penyakit jamur (anti fungi). Perlakuan menyerupai ini setiap hari hingga ikan sembuh.
Tabel 4. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Trichodina spp
Penyakit | Gejala | Pengobatan | |
Kimia | Alami | ||
Trichodina spp. | Gejala yang ditimbulkan diantarnya ikan kehilangan nafsu makan, gerakan melemah, produksi lendir bertambah dan pada tubuh pecahan luar sering terjadi pendarahan. | Ikan yang terjangkit sanggup direndam dalam larutan garam (NHCl) 30 ppm selama 1 jam. | Ikan yang terinfeksi Trichodina sanggup diberi terafi dengan cara perendaman ikan ke dalam larutan ekstrak Lengkuas. |
Uraian:
d. Trichodina spp.
Trichodina sanggup mengakibatkan penyakit gatal (trichodiniasis). Bagian yang diserang terutama kulit, sirip dan insang. Gejala yang ditimbulkan diantarnya ikan kehilangan nafsu makan, gerakan melemah, produksi lendir bertambah dan pada tubuh pecahan luar sering terjadi pendarahan.
· Pengobatan dengan materi kimia
Ikan yang terjangkit sanggup direndam dalam larutan garam (NHCl) 30 ppm selama 1 jam.
· Pengobatan dengan materi alami
Ikan yang terinfeksi Trichodina sanggup diberi terafi dengan cara perendaman ikan ke dalam larutan ekstrak Lengkuas 100 gr : 0,2 liter air(untuk ekstrak) yang kemudian dilarutkan ke dalam 30 liter air. Perlakuan ini dilanjutkan hingga ikan sembuh.
Gambar: Trichodina columnaris
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E. dan Evi Liviawati” Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan”. Kanasius. Yogyakarta 2000.
Azmi dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Mutiara Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan , Bogor.
Daelami, Deden A.S ” Agar Ikan Sehat”. Penebar Swadaya. Jakarta 2001.
Lingga, P dan Heru Susanto” Ikan Hias Air Tawar”. Penebar Swadaya. Jakarta 1989.
Wijayakusuma, Hembing. H.M, Setiawan Dalimarta dan A.S. Wrian” Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia”. Pustaka Kartini. Jakarta.
www. dkp.go.id. ”Penyakit Ikan”. 2005.