Budidaya Ikan - Ikan Patin - Ikan patin yaitu kelompok ikan berkumis dari genus Pangasius, keluarga Pangasiidae, dan ordo Siluriformes. Jenis ikan patin banyak yang mempunyai nilai hemat tinggi, misalnya jenis Pangasius hypophthalmus (patin) atau Pangasius sutchi (jambal siam).
Ikan patin mempunyai bentuk badan panjang. Mulut patin berada agak di sebelah bawah (sub-terminal) dengan dua pasang kumis. Selain sirip ekor yang berbentuk menyerupai gunting, patin juga mempunyai sirip dada dan sirip punggung. Warna tubuhnya abu-abu kehitaman, sedangkan perut dan sekitarnya berwarna putih. Kepala ikan patin berbentuk pipih dan lebar, hampir menyerupai dengan ikan lele. Ikan patin sering juga disebut sebagai ikan jambal.
Tahun 1993 ikan patin dimasukkan ke dalam salah satu dari dua genus (bersama dengan Helicophagus) dari famili Pangasiidae. Mulai dikala itu ikan patin dibagi menjadi empat subgenus. 1) Ikan patin yang termasuk kelompok Pangasianodon, terdiri dari Pangasius gigas dan Pangasius hypophthalmus, yang dicirikan dengan tidak adanya sungut mandibula, tidak adanya gigi pada patin pintar balig cukup akal dan adanya gelembung renang berlobus tunggal. 2) Ikan patin yang termasuk kelompok Pteropangasius, terdiri dari Pangasius micronema dan Pangasius pleurotaenia, yang dicirikan dengan empat lobus pada gelembung renang dengan beberapa segmen di lobus terakhir. 3) Ikan patin yang termasuk kelompok Neopangasius, terdiri dari Pangasius nieuwenhuisii, Pangasius humeralis, Pangasius lithostoma, dan Pangasius kinabatanganensis, yang dicirikan dengan susunan gigi atas yang berupa tonjolan tunggal yang besar dan jumlah tulang belakangnya yang banyak. 4) Ikan patin yang termasuk kelompok Pangasius.
Mulai dikala itu subgenus ikan patin digolongkan secara terpisah menjadi P. gigas dan P. hypophthalmus yang diklasifikasikan ke dalam genus Pangasianodon, dan P. micronemus dan P. pleurotaenia yang diklasifikasikan ke dalam genus Pseudolais.
Klasifikasi Ikan Patin:
- Filum: Chordata
- Kelas: Pisces
- Sub-kelas: teleostei
- Ordo: Ostariophysi
- Sub-ordo: Siluroidea
- Famili: Pangasidae
- Genus: Pangasius
Di Indonesia dikenal dua macam ikan patin, yaitu patin lokal (Pangasius sp.) dan patin siam (Pangasius hypophthalmus). Ikan patin lokal mempunyai kemampuan reproduksi lebih rendah dibandingkan dengan patin siam, khususnya berkaitan dengan fekunditas. Oleh akibatnya ikan patin yang banyak dibudidayakan dikala ini yaitu patin siam (P. hypophthalmus).
Di alam, ikan patin sanggup ditemukan di danau, sungai maupun rawa-rawa. Daerah penyebaran ikan patin mencakup Thailand, Kamboja, Myanmar, Laos, Vietnam, dan Indonesia.
Ikan patin mulai matang gonad pada umur 2-3 tahun. Di Indonesia, ikan patin mulai memijah pada isu terkini penghujan. Jumlah telur yang dihasilkan induk patin berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan ukuran induk. Induk patin dengan berat 5-6 kg sanggup menghasilkan telur sebanyak 1,5 juta butir. Larva ikan patin sanggup hidup di air dengan salinitas 5 ppt, tetapi menjelang pintar balig cukup akal akan mencari perairan tawar hingga masuk jauh ke sungai-sungai di pedalaman.
Di alam ikan patin bersifat karnivora, tetapi di kolam budidaya bersifat sebagai omnivora atau pemakan segala. Berat ikan patin sanggup mencapai beberapa kilogram, bahkan di Thailand pernah ditemukan patin dari perairan umum dengan berat mencapai 14 kg.
Pada tahun 2009 ikan patin masuk ke dalam daftar "Top 10" National Fisheries Institute di Amerika, sebagai jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi di Amerika. Daftar Top 10 didasarkan pada tonase ikan yang terjual di pasaran. Menurut NFI, ikan dengan daging berwarna putih dan beraroma ringan ini merupakan patin hasil budidaya ikan di Asia, dan penggunaan ikan patin semakin meningkat dalam industri makanan.