Budidaya Ikan - Budidaya Mina Padi Udang Galah oleh BBPBAT - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebarkan budidaya mina padi udang galah (Ugadi). Budidaya ini mulai digenjot pada 2012 alasannya yaitu sanggup meningkatkan nilai tambah dan laba bagi petani.
Ugadi yang merupakan akronim Udang Galah dan Padi ini mulai diterapkan di Sukabumi, tepatnya di tempat Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), Kota Sukabumi. Bahkan, panen Ugadi yang kedua kalinya pribadi dilakukan Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebijakto, Sabtu (21/4).
Pada panen tersebut sanggup dihasilkan sebanyak 100 kilogram udang galah dari 1.000 meter persegi areal persawahan. Sementara padi yang dihasilkan mencapai sekitar 800 kilogram dari 1.000 meter persegi lahan sawah.
‘’Penebaran udang galah di persawahan tidak mengganggu produktivitas padi,’’ terperinci Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebijakto, kepada wartawan. Faktanya, tumpuan tumpang sari ini justru bisa meningkatkan produksi dan memperlihatkan nilai tambah bagi petani.
Dari hasil panen, terperinci Slamet, sanggup diketahui dari satu hektare areal persawahan rata-rata sanggup dihasilkan sekitar 8 ton gabah. Sedangkan produksi udang galah mencapai sekitar 1 ton sampai 1,5 ton per hektare.
Slamet mengungkapkan, produksi udang galah bisa memperlihatkan penghasilan lebih bagi petani. Saat ini harga udang galah mencapai sekitar Rp 60 ribu per kilogram.
Di sisi lain, seruan udang galah dalam negeri cukup tinggi dan belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Jumlah seruan udang galah di Jakarta mencapai sekitar dua ton per hari, sedangkan secara nasional mencapai sekitar 20 ton per hari.
Selain Jakarta, daerah yang membutuhkan pasokan udang galah yaitu Bali, Yogyakarta, dan Bandung. Daerah tersebut membutuhkan udang galah alasannya yaitu banyak wisatawan luar negeri yang tiba berkunjung ke sana. Sejumlah negara sepeti Thailand dan Jepang pun meminta pasokan serupa.
Menurut Slamet, KKP sekarang tengah melaksanakan sosialisasi budidaya Ugadi. Selain di tempat BBPBAT Sukabumi, pengembangan Ugadi juga dilakukan di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dan daerah Subang, Jawa Barat (Jabar). Ke depan, budidaya Ugadi akan disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Lebih jauh Slamet menerangkan, penerapan Ugadi sangat gampang dan murah. Varietas padi yang ditanam merupakan jenis yang tahan terendam air selama pemeliharaan menyerupai Inpari 13. Benih udang galah yang dipakai ukuran bobot 6-8 gram per ekor.
‘’Pola Ugadi tidak memakai pestisida,’’ ujar Slamet. Hama-hama menyerupai penggerek batang akan dimakan oleh udang maupun ikan.
Kepala BBPBAT, M Abduh Nurhidajat menambahkan, dari areal 1.000 meter ditebar sebanyak 5.000 benih udang galah. Penebaran benih dilakukan sehabis padi berumur 10 hari dengan padat tebar 5 ekor per meter persegi.
