SIDAT, ULING ATAU PELUS (ANGUILLIDAE)
BEDA DENGAN BELUT
Habitat Sidat ini biasanya banyak ditemukan di kawasan rawa-rawa atau parit-parit yang agak dalam, terutama sungai-sungai yang bermuara pribadi ke laut. Di dusun -dusun wilayah Sleman maupun Bantul masih sanggup ditemukan beberapa Sidat atau Pelus ini, walaupun kini tidak sebanyak jaman dahulu. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, sanggup diketahui bahwa kawasan spawning ground terkonsentrasi di Perairan Mentawai, Sumatera Barat. Melalui arus laut, larva ikan sidat tersebut diketahui banyak ditemukan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi dan di Segara Anakan, Cilacap. Di daerah-daerah tersebut mempunyai perairan mangrove yang memang merupakan habitat ikan sidat sebelum menjadi remaja dan siap kembali bermigrasi ke maritim dalam.
Sidat, jikalau boleh dibilang ialah hewan petualang, alasannya fase hidupnya yang berpindah-pindah dari tiap fasenya, namun alasannya sudah melalang buana tersebut balasannya ikan ini menjadi sangat mahal dan terkenal di luar sana.
Fase kehidupan Sidat ini kebalikan dengan fase kehidupan ikan Salmon. Sidat remaja (bisa berusia belasan tahun) memijah di maritim berkedalaman 200-1.000 meter, sebelum kemudian bertumbuh remaja mencari perairan tawar. Sidat remaja dikala akan bertelur ia akan berenang menuju maritim yang dalam, begitu menetas sidat kecil akan mencari muara sungai dan sehabis mereka agak remaja serta bisa berenang melawan arus, mereka akan segera berpindah ke arah hulu sungai. Adapun Salmon memijah di hulu sungai kemudian remaja di laut. Keduanya akan mati sehabis bertelur.
Ikan sidat tergolong jenis ikan yang kurang terkenal di Indonesia. Secara fisik, sidat menyerupai belut. Bedanya, sidat bertubuh menyerupai pipa. Di bersahabat kepala ada sejenis telinga, dan ada sirip pada bab atas tubuhnya.
Keunikan lain, sidat sanggup memilih jenis kelamin sesuai kondisi lingkungan. Sebelum berwarna keperakan di dikala dewasa, sidat melalui fase transparan (ketika memasuki perairan tawar) dan berkembang menjadi kuning. Umumnya, ketika sidat dalam fase kuning itulah banyak terjerat pancing. Sidat sering tertangkap di saluran-saluran air, anak sungai, sungai, dan danau..
Sedikitnya lima huruf genetik gres ikan sidat ditemukan dalam studi keragaman, distribusi, dan kelimpahan di perairan Indonesia periode 2004-2006. Temuan itu berpeluang menjadi spesies gres atau variasi intra-spesies. Untuk sementara, temuan itu diberi nama Anguilla sp. Yang sudah bisa dipastikan, tujuh dari 18 jenis sidat di dunia ada di perairan Indonesia. Dari hasil penelitian sidat pada Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ditemukan bahwa dari tujuh jenis itu, ada kemungkinan yang endemik, tetapi masih harus dikaji lagi.
Populasi Terancam
Seiring dengan tingginya undangan konsumsi sidat di negara-negara maju, menyerupai Amerika, negara-negara Eropa, Jepang, Hongkong, Taiwan, dan China, populasi sidat tropis pun terancam. Menyusul penangkapan berlebihan di alam negara nontropis, undangan impor sidat tropis meningkat. Padahal, sampai dikala ini sidat belum sanggup dibudidayakan dari telur.
Faktor lain yang ikut menyumbang kepunahan Sidat ini, alasannya pembangunan Dam atau Sabo di sungai-sungai Pulau Jawa yang bersama-sama diperuntukan sebagai penahan banjir lahar dingin, tetapi mempunyai dampak samping menghambat jalur migrasi Sidat dari arah hulu ke hilir dan sebaliknya.
Budidaya Sidat
Saat ini sangat sulit menemukan ikan sidat jantan untuk melaksanakan pembuahan, tetapi para peneliti dari BPPT katanya sudah berhasil menjantankan benih-benih ikan sidat dengan mengkondisikan benih ikan sidat, selain juga melaksanakan penambahan hormon metiltestosteron. Ikan sidat hasil pengkondisian ini nantinya akan menjadi indukan dalam pengembangbiakan.
BPPT akan mencoba untuk melaksanakan alih teknologi pemeliharaan ikan sidat teradaptasi. Jadi, benih ikan sidat yang berhasil dibiakkan akan disosialisasikan kepada masyarakat, terutama nelayan. Setelah sosialisasi, kemudian kami juga akan mengadakan training bagi pelatih dan nelayan itu sendiri. Diharapkan sehabis itu masyarakat dan nelayan Segara Anakan sanggup mengembangbiakkan sendiri benih ikan sidat sampai ukuran 50 gram dan sanggup diekspor ke negara-negara konsumen ikan sidat. Hal ini tentunya akan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri yang nantinya juga sanggup berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo :Anguilliformes
Subordo :
Anguilloidei
Nemichthyoidei
Congroidei
Synaphobranchoidei
Sumber: Flora dan fauna Indonesia