Skip to main content

Penetasan Telur Dan Pendederan Ikan Gurami Dalam Akuarium








Gurami merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai hemat cukup tinggi, bahkan sanggup dikatakan sebagai primadonanya ikan air tawar. Namun, di balik semua itu gurami mempunyai kelemahan kalau dibandingkan dengan jenis ikan lainnya, yaitu masa pemeliharaan yang lama. Untuk mengatasi problem tersebut para pembudidaya ikan melaksanakan pentahapan dalam budidaya. Salah satu tahapan dalam budidaya tersebut yakni penetasan telur dan pendederan. Permasalahan yang sering muncul pada tahapan ini yakni para pembudidaya ikan kadang kala kurang memperhatikan kesehatan telur yang dihasilkan, sehingga kesudahannya juga tidak optimal. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini yakni dengan melaksanakan perjuangan penetasan telur dan pendederan ikan gurami di akuarium. Dengan memakai akuarium, kita sanggup mengamati pertumbuhan ikan dan sanggup mengontrolnya dengan lebih mudah. Selain itu, kendala kendala yang ada menyerupai pH air, suhu air, kebersihan dan tingginya mortalitas sanggup diatasi.
 
Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut :

  1. Pengambilan telur
Telur yang akan didederkan sanggup berasal dari kolam pemijahan milik sendiri, sanggup juga berasal dari sumber lain. Jika berasal dari kolam milik sendiri , langkah lanjutan (setelah menyiapkan akuarium) dalam melaksanakan pendederan yakni mengambil telur-telur tersebut dari sarangnya. Sarang yang boleh dipanen untuk diambil telurnya yakni sarang yang sudah tertutup penuh. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati lantaran biasanya induk gurami lebih galak ketika menjaga sarang tersebut.
Setelah sarang diambil, kumpulan telur di sarang dikeluarkan. Dengan memakai saringan teh, bersihkan sarang dari kotoran dan minyak yang ada. Pekerjaan tersebut sanggup dilakukan di kolam terbuka atau bejana besar. Setelah bersih, kumpulan telur siap untuk dimasukan ke dalam akuarium yang telah disiapkan.
  1. Penetasan telur
Memasukan telur yang telah higienis ke dalam akuarium sanggup dilakukan dengan memakai saringan the. Ciduklah telur dari dalam kolam atau bejana besar, kemudian masukan dalam akuarium. Saat menciduk, jangan lupa untuk menghitung jumlah telur. Jumlah maksimal telur yang dimasukan ke dalam setiap akuarium yakni 800 telur (besarnya akuarium 100 cm x 50 cm x 40 cm).
Pastikan bahwa telur yang dimasukan yakni telur yang hidup. Telur yang hidup mempunyai ciri berwarna kuning kemerahan dan mengkilat. Sebaliknya telur yang mati berwarna kuning keputihan dan kusam. Telur mengalami final hidup lantaran tidak dibuahi. Telur tersebut dengan cepat diserang cendawan berwarna putih yang disebut  Saprolignea. Setelah terserang, telur yang mati akan membusuk dan akan mengganggu perkembangan telur yang hidup. Karenanya, telur yang mati lebih baik secepatnya dibuang dari akuarium dengan cara mengambilnya dengan saringan the.
Telur hidup yang berkembang dengan baik akan menetas menjadi larva. Untuk menjaga semoga larva yang terbentuk tidak mengalami kelelahan akhir naik ke permukaan air dan turun lagi ke dasar akuarium, akuarium pada tahap awal cukup diisi air setinggi 6 cm. Oksigen dialirkan dalam jumlah tidak terlalu besar sehungga tidak terjadi guncangan besar yang akan mematikan telur.

  1. Perawatan larva
Setelah berumur 3 hari, larva sudah mulai bergerak berputar-putar dan ekor larva mulai tumbuh, sehingga memungkinkan larva sanggup berenang. Pada hari ke 7, larva sudah berbentuk ikan kecil, dan mempunyai tanda bulatan warna kuning di bab perutnya. Bagian kuning ini berfungsi sebagai sumber makanan cadangan. Karenanya, larva tidak memerlukan makanan tambahan. Makanan cadangan tersebut akan habis (ditandai dengan hilangnya warna kuning di perut larva) pada hari ke sembilan atau kesepuluh. Pada ketika ini kondisi larva sangat lemah dan gampang sekali mati. Untuk menghindari terjadinya final hidup pada larva, sebaiknya makanan perhiasan disiapkan sebelum makanan cadangan di badan larva habis.

  1. Perwatan benih

Tahap pembenihan dimulai ukuran gabah (umur 10 hari) ke ukuran kuku (umur 3 minggu) atau dari ukuran gabah ke ukuran jempol (1 bulan) atau dari ukuran gabah ke ukuran silet (umur 2 bulan). Setelah mencapai ukuran kuku atau silet, benih siap dipindahkan ke kolam tanah (tradisional). Dari pengalaman, pembenihan hingga ukuran jempol idealnya di akuarium, sehabis itu dipindahkan ke kolam. Pasalnya, pada ukuran jempol benih sudah mempunyai daya tahan badan yang cukup terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Popular posts from this blog

Pengemasan Produk Perikanan

PENGERTIAN Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap materi pangan, supaya materi pangan baik yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan, sanggup hingga ke tangan konsumen dengan “selamat” (secara kuantitas & kualitas). DASAR HUKUM PENGEMASAN PRODUK HASIL PERIKANAN 1.       UU No. 7 Tahun 1996 wacana Pangan 2.       UU No. 8 Tahun 1999 wacana Perlindungan Konsumen 3.       UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan dan UU No. 45 Tahun 2009 tentang: Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan 4.       UU RI No. 15 Tahun 2001 wacana Merk 5.       UU No. 14 Tahun 2001 wacana Paten 6.       Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 wacana Pelabelan dan Iklan Pangan 7.       Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.   KEP.01/M...

Strategi Persidatan, Analisa Dan Harga Sidat (Unagi) Di Jepang

Strategi Persidatan, Analisa dan Harga Sidat (Unagi) di Jepang Menelaah kondisi dan taktik persidatan di Indonesia, sambil merencanakan sistem produksi 20 ton per tahun, sebagai konsultan sistem akal daya sidat. Berikut ini beberapa perencanaan dan taktik yang saya perhitungkan. Dengan adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, ihwal larangan Pengeluaran Benih Sidat Dari Wilayah Negara Republik Indonesia, ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia NOMOR PER. 18/MEN/2 009. Ukuran dan benih sidat yang dihentikan adalah: Benih ialah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa. Benih sidat ialah sidat kecil dengan ukuran panjang hingga 35 cm dan/atau berat hingga 100 gram per ekor dan/atau berdiameter hingga 2,5 cm. Jadi ada batasan berat 100 gram, atau diameter s/d 2,5 cm, dan panjang 35 cm. Hal itu memungkinkan perkembangan pemeliharaan sidat dalam negeri hingga ukuran (100...

Jenis Dan Ukuran Tongkang Kerikil Bara

JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA - Perlu di ketahui salah satu jenis Tongkang ialah tongkang untuk memuat batubara. Dan Pada Perkembangannya Tongkang batubara mempunyai Ukuran dan jenis yang berlainan. Baca Juga ; - Mengenal Tongkang - Kapal Tugboat - Kapal Tugboat Sungai JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA kapal tugboat dan tongkang Ada bеbеrара jenis tongkang (barge) kerikil bara, tergantung dаrі ukuran dan daya muat masing-masing tongkang,  Baca Juga ; -  Mengenal Bagian Kamar Mesin Kapal -  Dinamika Kapal -  Tank Cleaning Pada Kapal -  Fin Stabilizer -  MT KNOCK NEVIS DAN SEJARAHNYA jenis tersebut antara lain ; - уаng berukuran 180 feet dараt memuat kurаng lebih 5.000 ton kerikil bara, dan  - уаng berukuran 270 feet (feet jumbo) dараt memuat 8.000 ton kerikil bara, ѕеdаngkаn - уаng berukuran 300 feet ѕаmраі 330 feet dараt memuat 10.000 ton ѕаmраі 12.000 ton kerikil bara. Tong...