Skip to main content

Bubur Bayi Instan Dengan Sumber Protein Dari Ikan


Masalah gizi mulai diperhatikan semenjak bayi terutama sehabis bayi membutuhkan makanan komplemen yaitu pada umur 6 bulan hingga 5 tahun.  Pada prinsipnya makanan komplemen untuk bayi ialah makanan yang kaya akan gizi, gampang dicerna, gampang disajikan, gampang menyimpannya, higienis, dan harganya terjangkau. 

Makanan komplemen pada bayi sanggup merupakan suatu makanan komplemen campuran, yaitu adonan dari beberapa materi makanan dalam perbandingan tertentu semoga diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.   Salah satu materi makanan yang sanggup dijadikan adonan pada makanan bayi ialah ikan.  Ikan mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi.  Protein menjadi kandungan yang dimiliki ikan meskipun dimiliki sumber lainnya menyerupai ayam dan sapi. Namun, perembesan protein ikan ke dalam badan lebih tinggi alasannya daging ikan mempunyai serat-serat protein lebih pendek (Manihuruk 2006).  Selain sebagai sumber protein juga sanggup dipakai sebagai sumber alternatif makanan pendamping ASI.  Penggunaan ikan sebagai materi dalam pembuatan bubur bayi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi ikan bagi bayi yang memerlukan zat gizi untuk pertumbuhan.




A. Ikan Tenggiri




Gambar  1.  Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson)

Tenggiri (S. commerson) merupakan ikan berlemak banyak (kandungan lemak >15%) serta tergolong ikan perenang cepat dan bersifat karnivor.  Ikan tenggiri (Scomberomorus sp) mempunyai edible portion (berat sanggup dimakan) sebesar 55% (Budiman, 2006).


B. Ikan Swangi (Priacanthus tayenus)
Klasifikasi ikan Swangi (Priacanthus tayenus) berdasarkan Richardson 1846 dalam www.annual.sp2000.org ialah sebagai berikut       :

Phylum          :  Chordata
Class            :  Actinopterygii
Order            :  Perciformes
Family          :  Priacanthidae
Genus          :  Priachanthus
Species       :  Priacanthus tayenus



Gambar 2.  Ikan Mata Besar/ Swangi (Priacanthus tayenus)

Ikan Swangi ( Priacanthus tayenus ) berbentuk bundar agak memanjang dan mata cukup besar dengan bintik hitam pada bab sirip pectoral.  Hidup pada perairan dangkal dengan kedalaman 150 hingga 200 m lebih pada daerah         batu karang, kadang kala jumlahnya banyak.  Ikan ini mempunyai sifat nocturnal pada perairan dalam dengan memakan zooplankton, cacing polikaeta, krustasea dan ikan-ikan kecil.  Pada umumnya penyendiri, tetapi ada beberapa yang membentuk kelompok.  Ikan ini sanggup tumbuh maksimum memcapai 30 cm dan termasuk ikan non-ekonomis penting, tempat penyebarannya ialah perairan dengan dasar karang berbatu menyerupai pada maritim Arafuru Indonesia (www.annual.sp2000.org).


C. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Menurut Samsudin (1995) diacu dalam Fatmawati (2006), makanan pendamping Asir Susu Ibu (MP-ASI) ialah makanan komplemen yang diberikan kepada bayi sehabis berusia 4-6 bulan hingga bayi berusia 24 bulan atau bayi telah siap mendapatkan makanan orang remaja (Soenaryo 1985 diacu dalam Fatmawati 2004).  Makanan pendamping ASI umumnya berbentuk bubur atau biskuit.

Makanan pendamping ASI umumnya dibentuk dari bahan-bahan serealia dan kacang-kacangan (Puleses atau legumes). Bahan-bahan lain yang sering dipakai dalam pembuatan makanan pendamping ASI antara lain ialah susu, minyak atau lemak, gula dan flavor (Fatmawati, 2004). 

Komponen gizi yang diharapkan bayi antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.  Serat makanan yang terlalu banyak sanggup mengganggu pencernaan bayi.  Selain itu produk bayi dihentikan bersifat kamba (bulky) alasannya akan cepat memberi rasa kenyang pada bayi.  Sifat kamba umumnya terdapat pada materi sumber karbohidrat (Astawan, 2000).


C. Pengolahan Bubur Bayi Instan

Bahan utama yang dipakai ialah ikan swangi (Priacanthus tayenus) dan ikan tenggiri.  Bahan komplemen yang dipakai ialah tepung beras, gula tepung, susu skim dan minyak nabati.  Peralatan yang dipakai ialah pisau, alat pengukus, alat pengepres, alat penepung, oven, saringan 120 mesh dan kompor.

Sebelum menciptakan bubur bayi instan, maka perlu dilakukan persiapan materi baku diantaranya ialah pembuatan tepung ikan dan gelatinisasi tepung beras.  Tepung beras terlebih dahulu digelatinisasi supaya struktur kimianya menjadi lebih sederhana sehingga gampang dikonsumsi.


1.  Proses Pembuatan Tepung Ikan

Proses pembuatan tepung ikan melalui banyak sekali proses yitu persiapan sampel, penyiangan, pencucian, pengukusan, pemisahan daging, pengepresan, pengeringan, dan penepungan. Pada tahap persiapan, ikan dicuci hingga bersih yang bertujuan untuk menghilangkan lendir-lendir dan kotoran yang ada.  Pada tahap penyiangan, kepala ikan, sisik, ekor dan isi perut dibuang.  Pencucian ikan dilakukan hingga bersih bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan darah yang masih melekat pada ikan.  Setelah ikan ditiriskan, kemudian dilanjutkan pada tahap pengukusan.  Ikan dikukus memakai alat pengukus selama kurang lebih  10 menit dihitung sehabis air mendidih.  Setelah dikukus dan didinginkan, daging ikan dipisahkan dari tulang, kulit dan duri.  Daging ikan yang telah dipisahkan dipres untuk memisahkan padatan dan cairan selama 10-15 menit. Daging yang telah dipres kemudian dikeringkan memakai panggangan kurang lebih 15 jam pada suhu sekitar 60 oC.  Setelah ikan dikeringkan, dilakukan penepungan.  Daging ikan yang sudah kering dihaluskan memakai blender, kemudian disaring memakai penyaring dengan ukuran 60 mesh.
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Tepung Ikan Tenggiri dan Tepung Ikan Swangi


Tepung ikan tenggiri (%)
Tepung ikan swangi (%)
Protein
84,47
79,72
Lemak
3,73
3,3
Karbohidrat
1,79
6,7
Air
6,69
6,54
Abu
3,43
5,02


2.  Gelatinisasi Tepung Beras



3.  Pengolahan Bubur Bayi Instan



Tabel 2.  Kandungan Gizi Formula Bubur Bayi Instan (per 100 gram)
Bahan-bahan
Protein
Lemak
Karbohidrat
Air
Kalori (kkal)
Tepung tenggiri (9%)
7,6
0,34
0,15
0,6
34,06
Tepung beras (26%)
1,82
0,13
20,8
3,12
91.65
Susu skim (50%)
15,25
0,5
32,75
1,75
196,5
Gula halus (5%)
-
-
4,7
0,27
18.8
Minyak nabati (10%)
-
10
-
-
90
TOTAL
24,67
10,97
58,4
5,74
431,01
Tepung swangi (9%)
7,17
0,3
0,6
0,59
33,78
Tepung beras (26%)
1,82
0,13
20,8
3,12
91.65
Susu skim (50%)
15,25
0,5
32,75
1,75
196.5
Gula halus (5%)
-
-
4,7
0,27
18.8
Minyak nabati (10%)
-
10
-
-
90
TOTAL
24,24
10,93
58,85
5,73
430.73
Bubur bayi promina
14,6
6,25
70,8
2,83a
395,8
Standar MP-ASI
15b
11b
-

400c
ahasil analisis
bSNI 01-3842-1995
cFAO/WHO (1991)


Pembuatan Tepung Ikan sebagai materi baku Bubur Bayi





Pembuatan Bubur Bayi






DAFTAR PUSTAKA

Astawan M.  2000.  Persyaratan Gizi MP-ASI.  Dalam.  Sugiyono (Ed).  Modul Studi Operasional Pengadaan MP-ASI Lokal Melalui Pemberdayaan Agroindustri Kecil dalam Rangka Peningkatan Status Gizi Baduta Secara Terpadu.  Fakultas Teknologi Pertanian.  Institut Pertanian Bogor.  Bogor.

Budiman I.  2006.  Teknologi Penangkapan dan Pengembangan Usaha Perikanan Tenggiri di Kabupaten Belitung:  Suatu Pendekatan Sistem Bisnis Perikanan.  [Tesis].  Sekolah Pascasarjana.  Institut Pertanian Bogor.  Bogor.

Fatmawati S.  2004.  Formulasi Bubur Bayi Berprotein Tinggi dan Kaya Antioksidan dari Tepung Kecambah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) untuk Makanan Pendamping ASI.  [Skripsi].  Teknologi Pangan dan Gizi.  Fakultas Teknologi Pertanian.  Institut Pertanian Bogor.  Bogor.


Popular posts from this blog

Pengemasan Produk Perikanan

PENGERTIAN Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap materi pangan, supaya materi pangan baik yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan, sanggup hingga ke tangan konsumen dengan “selamat” (secara kuantitas & kualitas). DASAR HUKUM PENGEMASAN PRODUK HASIL PERIKANAN 1.       UU No. 7 Tahun 1996 wacana Pangan 2.       UU No. 8 Tahun 1999 wacana Perlindungan Konsumen 3.       UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan dan UU No. 45 Tahun 2009 tentang: Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan 4.       UU RI No. 15 Tahun 2001 wacana Merk 5.       UU No. 14 Tahun 2001 wacana Paten 6.       Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 wacana Pelabelan dan Iklan Pangan 7.       Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.   KEP.01/M...

Strategi Persidatan, Analisa Dan Harga Sidat (Unagi) Di Jepang

Strategi Persidatan, Analisa dan Harga Sidat (Unagi) di Jepang Menelaah kondisi dan taktik persidatan di Indonesia, sambil merencanakan sistem produksi 20 ton per tahun, sebagai konsultan sistem akal daya sidat. Berikut ini beberapa perencanaan dan taktik yang saya perhitungkan. Dengan adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, ihwal larangan Pengeluaran Benih Sidat Dari Wilayah Negara Republik Indonesia, ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia NOMOR PER. 18/MEN/2 009. Ukuran dan benih sidat yang dihentikan adalah: Benih ialah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa. Benih sidat ialah sidat kecil dengan ukuran panjang hingga 35 cm dan/atau berat hingga 100 gram per ekor dan/atau berdiameter hingga 2,5 cm. Jadi ada batasan berat 100 gram, atau diameter s/d 2,5 cm, dan panjang 35 cm. Hal itu memungkinkan perkembangan pemeliharaan sidat dalam negeri hingga ukuran (100...

Jenis Dan Ukuran Tongkang Kerikil Bara

JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA - Perlu di ketahui salah satu jenis Tongkang ialah tongkang untuk memuat batubara. Dan Pada Perkembangannya Tongkang batubara mempunyai Ukuran dan jenis yang berlainan. Baca Juga ; - Mengenal Tongkang - Kapal Tugboat - Kapal Tugboat Sungai JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA kapal tugboat dan tongkang Ada bеbеrара jenis tongkang (barge) kerikil bara, tergantung dаrі ukuran dan daya muat masing-masing tongkang,  Baca Juga ; -  Mengenal Bagian Kamar Mesin Kapal -  Dinamika Kapal -  Tank Cleaning Pada Kapal -  Fin Stabilizer -  MT KNOCK NEVIS DAN SEJARAHNYA jenis tersebut antara lain ; - уаng berukuran 180 feet dараt memuat kurаng lebih 5.000 ton kerikil bara, dan  - уаng berukuran 270 feet (feet jumbo) dараt memuat 8.000 ton kerikil bara, ѕеdаngkаn - уаng berukuran 300 feet ѕаmраі 330 feet dараt memuat 10.000 ton ѕаmраі 12.000 ton kerikil bara. Tong...