Udang rostris (Litopenaeus stylirostris) berasal dari daerah Amerika Latin khususnya dari negara Mexico, memiliki prospek pasar internasional yang cukup baik bagi dunia perjuangan dan sudah banyak diproduksi secara massal dengan menerapkan teknologi sederhana sampai intensif oleh beberapa negara di Amerikan dan Asia. Informasi yang didapat dari hasil kajian dan hasil produksi di beberapa negara produsen, bahwa udang rostris memperlihatkan keunggukan-keunggulan sebagai berikut:
- Laju pertumbuhan yang mirip udang windu (dapat mencapai ukuran 30 gr/4 bulan).
- Toleran terhadap suhu rendah dan perubahan salinitas (khususnya pada salinitas tinggi).
- Toleran terhadap lingkungan yang ekstrim (kindisi tanah gambut dan kondisi lainnya).
Pemicu munculnya penyakit pada udang rostris ada tiga, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen, dan kondisi udang yang lemah. Bila udang rostris terjangkit penyakit sanggup dipastikan ditimbulkan oleh beberapa faktor tersebut. Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor penyebabnya.
Klasifikasi dari udang rostris (Litopenaeus stylirostris) yaitu sebagai berikut :
· Sub Phyllum : Crustacea
· Kelas : Malacostraca
· Ordo : Decapoda
· Famili : Penaidae
· Genus : Litopenaeus
· Species : Litopenaeus stylirostris
Morfologi
Ciri morfologi udang rostris ini tidak berapa beda dengan deskripsi udang pada umumnya. Secara terang yang tampak yaitu udang ini berwarna biru kehitaman, keki renang merah kebiru-biruan, rostrum panjang bergigi 7 pada kepingan atas (dorsal) dan 1 gigi lunak yang berkembang di kepingan ventral.
Persiapan Air Media
Dalam persiapan air media awal sudah dianggap baik apabila kondisi parameter kualitas air dan kelimpahan plankton tidak mengalami goncangan (fluktuasi) yang mencolok. Tahapan dalam persiapan air media awal yaitu sebagai berikut :
- Pengamatan parameter kualitas tanah (pH : 6,5-7,5 ; kandungan materi organic 8-10 %). Tujuan dari pengamatan parameter kualitas tanah ini yaitu untuk mengetahui kondisi tanah tersebut sudah layak atau belum bagi kebutuhan biologis udang yang akan dipelihara.
- Pengisian air seluruh komponen petakan tambak sampai mencapai ketinggian yang optimal (1,2-1,4 m), dilakukan pada ketika kondisi air maritim sedang pasang tinggi. Kemudian air dibiarkan 2-5 hari dengan tujuan untuk mengetahui tingkat porositas tanah dan tingkat evaporasi (penguapan) air pada petakan tambak yang akan dioperasionalkan.
- Sterilisasi air media dengan kaporit berkisar antara 25-30 ppm dan ditebar merata, lalu diaerasi (dikincir) yang besar lengan berkuasa selama 3-5 jam. Pengadukan dengan kincir bertujuan biar kaporit yang diaplikasikan tersebar secara merata sampai ke dasar tambak, sehingga air media tersebut sanggup segera steril.
- Pengamatan parameter kualitas air, mirip pH (7,5-8,5), suhu (28o-31o C), dan salinitas (15-35 ppt), serta parameter air lainnya. Pengukuran parameter kualitas air ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air secara awal, sehingga pada ketika penebaran benur sanggup disesuaikan (untuk proses pembiasaan penebaran benur).
Pemilihan dan Penebaran Benih
Apabila kondisi air media sudah siap dalam artian baik kondisi parameter kualitas air dan kondisi kelimpahan plankton, maka segera sanggup dilakukan penebaran benih.
Pemilihan standar benih udang rostris yaitu sebagai berikut :
- Ukuran diusahakan seragam.
- Gerakan lincah dan menantang arus.
- Respon terhadap gerakan.
- Warna tubuhnya putih transparan.
- Kaki dan kulit bersih.
- Isi usus tidak putus, dan
- Adaptif (tahan) terhadap perubahan salinitas.
Benih udang rostris yang ditebar yaitu ukuran PL-15 atau ukuran tokolan (sebesar pentol korek api) dan sudah dalam kondisi bebas virus. Standar baku benih yang baik adalah sesudah dipilah dengan formalin, kematiannya maksimal tidak lebih dari 5 %. Benih tersebut diangkut ke tambak dan lalu sebelum ditebar terlebih dahuludiadaptasikan terhadap parameter kualitas air yaitu suhu, salinitas, pH, dan parameter lainnya secara perlahan-lahan selama 5-15 menit.
Waktu penebaran yang baik diusahakan pagi hari (jam 0500- 0700). Dengan padat penebaran yang optimal pada pembesaran udang rostris dengan teknologi intensif pada system ini yaitu berkisar antara 25-50 ekor/m2 (tergantung factor daya dukung lahan dan sarana penunjang lainnya).
Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan udang rostris berlangsung (masa operasional berjalan) perlakuan dan pengamatan sangatlah memilih tingkat keberhasilan. Untuk itu, dalam kurun waktu tersebut ada beberapa kegiatan, perlakuan, dan pengamatan penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Pengaturan dan dukungan pakan.
- Manajemen plankton.
- Pengelolaan air dan lumpur.
- Pengamatan kondisi dan pertumbuhan udang.
Faktor yang sangat penting selam masa pemeliharaan udang yaitu pengamatan mengenai kondisi dan kesehatan udang rostris pada tambak yang dioperasionalkan. Untuk mengetahui kondisi ini sanggup diindikatorkan dengan pengamatan secara visual yaitu diantaranya yaitu :
- Udang ditempeli oleh jenis basil Zoothamium sp dan jenis lainnya pada insang dan tubuh.
- Insang kotor.
- Kepala (karapas) dan kulit (abdomen) berlumut.
- Ekor geripis.
- Anthena putus.
- Daging udang keropos.
- Warna tubuh dan ekor kemerahan.
Udang yang sehat dicirikan dengan normalnya fungsi fisiologis yang secara fisik sanggup terlihat dari nafsu makan, pertumbuhan, kelengkapan organ dan jaringan tubuh. Udang akan tetap dalam kondisi sehat selama lingkungan masih bisa untuk mentolerir beban polusi internal sebagai hasil degradasi input produksi (pupuk, pakan, dan obat-obatan). Penyakit yang pada umumnya mulai terjadi pada bulan kedua pada masa pemeliharaan.
Kemampuan mengendalikan factor penyebab stress dan antisipasi yang sempurna terhadap potensi serta tanda-tanda sakit akan memilih kualitas dan kuantitas pada final masa pemeliharaan sampai panen. Hampir semua kunci administrasi kesehatan yaitu pencegahan, namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya pengobatan. Ada beberapa acara monitoring kesehatan dan perlakuan udang selama masa pemeliharaan, diantaranya :
- Pengamatan Rutin
- Pengamatan Visual
- Pencegahan Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang ikan sumatera yaitu sebagai berikut :
1. White Spot Syndrom Virus (WSSV)
· Gejala / Ciri-ciri
- Udang melekat di pematang/bamboo.
- Berenang abnormal.
- Secara mikroskopik terlihat bercak putih dengan bentuk bunga dan inti kehitaman.
- Timbul bercak putih di kulit.
· Pengobatan
- Dengan materi kimia
Dapat diberikan Vitamin C sebanyak 100 ppm yang dicampurkan dalam pakan dan diberikan kepada udang yang terjangkit selama 3 hari, atau sanggup juga diberikan Fucoidan (ekstrak rumput laut) sebanyak 60 - 100 mg/ kg udang/ hari selama 15 hari.
- Dengan materi alami
Dapat dipakai ekstrak dari daun sambiloto dengan cara diremas, air tersebut dicampur dengan pakan dan dikeringkan, sesudah itu gres diberikan pada udang, atau sanggup juga memakai ekstrak daun Maiyana dengan takaran 0,5 gr/5 liter air.
· Pengendalian
- Memilih benih yang telah bebas virus.
- Aplikasikan air steril dan juga pagar keliling.
2. Bakteri Zoothalium sp
· Gejala / Ciri-ciri
- Kulit dan tubuh berlumut.
- Karapas dan kulit abdomen.
- Warna tubuh kemerahan.
· Pengobatan
- Dengan materi kimia
Dapat dipakai Formalin dengan takaran 30 ppm atau kaporit 1 ppm diberikan selama 1 hari.
- Dengan materi alami
Menggunakan larutan kunyit atau daun sirih.
· Pengendalian
- Membuang lapisan dasar tambak.
- Pelihara ikan bandeng.
- Perbaiki dasar tambak.
3. Lumutan
· Gejala
- Kulit mirip berbulu.
- Tubuh keropos/kusam.
- Insang kotor.
· Pengobatan
- Dengan materi kimia
Menggunakan Formalin 30 ppm atau larutan kaporit sebanyak 1 ppm, yang dilarukan dengan air tambak.
- Dengan materi alami
Dapat memakai daun sadah sebanyak 2 gr/liter air, yang dilarutkan selama 15 menit. Atau sanggup juga memakai daun sirih yang telah diremas, direndam dan disaring airnya, lalu udang yang terjangkit penyakit ini direndam selama 15 menit.
· Pengendalian
Langkah pengendalian penyakit ini sanggup dilakukan dengan membuang lapisan Lumpur organic dan memperlihatkan pengapuran pada dasar tambak.
DAFTAR PUSTAKA
Kokarkin, C., 2002. “Petunjuk Teknis Budidaya Udang Rostris”. Dirjen Perikanan. Jakarta.
Junaidah, S., 2004. “Petunjuk Teknis Pembenihan Udang Rostris”. Dirjen Perikanan Budidaya. BBPBAP Jepara.
Basri H. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Udang Rostris Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan , Bogor.