Taksonomi dan Morfologi
Sistematika ikan bawal berdasarkan Bryner ialah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma Macropomum
Warna tubuh potongan atas abu-abu gelap, sedangankan potongan bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, potongan bawah sirip ekor berwarna merah, potongan tepi sirip perut, sirip anus, dan potongan bawah sirip ekor berwarna merah. Dibandingkan dengan badannya, bawal mempunyai kepala kecil dengan verbal terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan bulat berbentuk menyerupai cincin. Rahangnya pendek dan berpengaruh serta memeliki gigi seri yang tajam.
Penyebaran dan Habitat
Ikan bawal telah berkembang dan menyebar dari daerah Amerika selatan hingga Asia Tenggara. Ikan bawal termasuk jenis ikan tawar yang gampang menyesuaikan diri dengna perubahan lingkungan. Ikan bawal gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan perairan hening ataupun mengalir. Ikian bawal juga gampang dibiasakan hidup di perairan yang airnya mengalir deras.
Makan dan Kebiasaan Makan
Ikan bawal merupakan jenis ikan pemakan segala (omnivora). Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis binatang yang paling disukai ialah Crustasea, Cladoceta, Copepoda, dan Ostracoda. Meskipun ikan bawal tergolong ikan omnivora, dalam pemeliharaannya sanggup diberi pakan embel-embel berupa pellet, ikan-ikan kecil, dan daging keong mas.
Kebiasaan Berkembang Biak
Bawal biasanya memijah pada awal dan selama ekspresi dominan hujan. Di Brazil dan Venezuela, bencana itu terjadi pada bulan Juni dan Juli. Sedangkan di Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada bulan Oktober hingga April.
Pembenihan Ikan Bawal
1. Seleksi Induk
Postur tubuh induk betina melebar dan pendek, warna kulit lebih gelap. Abdomen dan bibir urogenital berwarna merah atau kemerah-merahan. Perut lembek dan dan lubang kelamin agak membuka. Sedangkan postur tubuh induk jantan relatif lebih langsing, panjang, dan operkkulumnya agak kasar.
2. Pemijahan Induk
Pemijahan ikan bawal diawali dengna ovulasi telur induk betina dan sperma induk jantan. Menjelang ovulasi, induk jantan biasanya mengejar dan berenang membuntuti dan menghimpit induk betina. Pemijahan ikan bawal terjadi pada ekspresi dominan penghujan.
3. Penetasan telur dan Perawatan Larva
Telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam dengan persentase 80 %. Perawatan larva di akuarium atau di bak selama 14 hari. Dalam kurun waktu tersebut, benih yang dihasilkan sudah mencapai 1/2 – 3/4 inci.
4. Pendederan
Pendederan merupakan acara pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran 4 inci (25 gram) yang siap dijual sebagai ikan hias atau dipelihara di bak pembesaran.
Pembesaran Ikan Bawal
Pembesaran ikan bawal sanggup dilakukan secara kovensional dikolam besar (luas )tanpa dilakukan pengelolaan pakan dan pembesaran secara intensif yang terkontrol dan di kelolah secara baik.
Pengelolaan pakan secara efisien sanggup di kalkulasikan berdasarkan nilai food corversy ration (FCR), yaitu perdandingan jumlah pakan yang diberikan dan berat ikan (daging) yang dipanen (dihasilkan ). Nilai FCR untuk pembesaran ikan ialah 1- 1,2 Artinya, jumlah (berat) pakan yang diberikan hampir sebanding berat ikan yang dihasilkan.
Ikan bawal yang dipelihara bak bersifat garang, cenderung ganas (buas), dan suka menyerang ikan-ikan lain , terutama ikan –ikan yang lemah dan berukuran kecil oleh sebab itu,pembesaran ikan bawal di lakukan secara monokultul dikolam tertutup atau bak hening tanpa penggantian air atau bak air mengalir, termasuk air deras dan jala apung yang di pasang di pinggir waduk (danau). DAFTAR PUSTAKA
Abaas Siregar Djarijah. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Anonim, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Arie Usni. 2000. Budidaya Bawal Air Tawal. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Suryati dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Bawal Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan , Bogor.
Wijayakusumah, H. dkk, TANAMAN BERKHASIAT OBAT DI INDONESIA. Penerbit Pustaka Kartini

