Usaha budidaya ikan kakap merupakan salah satu perjuangan yang penting. Hal ini disebabkan lantaran perjuangan ini selain untuk memenuhi kebutuhan protein hewani secara nasional masih kurang, juga sebagai salah satu sumber pendapatan. Namun, perjuangan ini dibatasi oleh tingginya mortalitas. Tingginya mortalitas ini sering dihubungkan dengan dilema penyakit.
Penyakit ialah gangguan terhadap fungsi sebagian atau seluruh organ tubuh dikarenakan adanya faktor-faktor abiotik (kwalitas air dan makanan) dan faktor biotik (organisme penyebab penyakit atau patogen). Patogen ialah suatu organisme penyebab penyakit.
Ikan kakap putih dan ikan kakap merah di Indonesia biasa hanya disebut ikan kakap, berdasarkan taksonominya kedua jenis ini terang berbeda; kakap putih berasal dari famili Centropomidae dan kakap merah termasuk famili Lutjanidae. Sifat hidupnya pun diantaranya berbeda jikalau dibandingkan, ikan kakap merah hanya hidup dilaut, sedangkan kakap putih selain sanggup hidup dilaut juga diair tawar. Pada beberapa kawasan di Indonesia ikan kakap dikenal dengan beberapa nama, menyerupai pelak, petakan, cabek, cabik (Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong (Madura), talungsur, pica-pica, Kaca-kaca (Indonesia belahan timur).
Taksonomi
v Philum : Chordata
v Sub Philum : Vertebrata
v Klas : Pisces
v Sub Klas : Teleostei
v Ordo : Percomorphi
v Familia : Lutjanidae
v Genus : Lutjanus
v Species : Lutjanus sanguineus
Tanda-tanda Khusus
a. Badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar
b. Mata warna merah cemerlang
c. Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus
d. Bagian atas epilog insang terdapat lubang kupin‰g bergerigi
e. Sirip punggung berjari-jari keras sebanyak 7-9 dan jari-jari lemah 10-11. Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan jari-jari lemah 7-8, sedangkan bentuk sirip ekor bulat
f. Pada waktu masih burayak (umur 1-3 bulan warnanya gelap), dan sesudah menjadi gelondongan (umur 3-5 bulan) warnanya terang dengan belahan punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya bermetamorfosis keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-abu gelap.
Distribusi / Penyebaran
Kakap merah menyebar di kawasan tropis dan sub tropis kawasan pasifik barat dan samudra india. Yang mencakup : Australia, Papua New Guinea, Indonesia, Philipina, Jepang, China, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Bangladesh, India, Srilangka, Pakistan, Iran, Oman, dan negara-negara disekitar maritim Arab. Penyebarab ikan kakap putih di indonesia terutama terdapat dipantai utara Jawa, disepanjang perairan pantai Sumatera belahan timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Arafuru.
Ikan kakap merah memiliki toleransi yang cukup besar terhadap variasi kadar garam (euryhaline) Ikan kakap merah betina mulai menjadi pandai balig cukup akal sesudah mencapai berat 4-6 kg. Sedangkan yang jantan mencapai berat 3 kg. Jumlah telur bervariasi mengikuti berat badan. Induk ikan seberat 5-11 kg sanggup menghasilkan telur sebanyak 2-7 juta butir. Ukuran telur antara 0,4-0,5 mm. Dalam waktu 18 jam sesudah pembuahan telur menetas menjadi larva dengan ukuran rata-rata 1,49 mm. Dalam waktu sekitar 30 hari maka larva akan tumbuh menjadi burayak yang berukuran antaran 1,3-1,7 cm.
Kakap tergolong ikan buas dan pertumbuhannya sangat cepat. Pakan kegemaranya terdiri dari plankton hewani, udang-udangan dan ikan-ikan kecil lainnya.
Persyaratan Lokasi
a) Terlindung dari angin dan arus yang kuat.
b) Memiliki sirkulasi air yang cukup, kisaran fluktuasi pasang surut 2 – 3 m.
c) Memiliki kedalaman 5 – 20 m.
d) Suhu 260C - 310C, salinitas 13 - 31 ‰, pH 7,8-8,5
Pemeliharaan
Benih kakap yang sudah berukuran gelondongan dipindahkan ke jaring apung yang berukuran 3 x 3 x 3 m atau 5 x 5 x 5 m. Pengelolaan di jaring apung relatif lebih gampang dibandingkan pengelolaan yang dilakukakan di tambak.
Pakan yang diberikan ialah ikan rucah segar dengan perbandingan 4 % dari berat tubuhnya, diberikan satu kali dalam satu hari. Setelah dipelihara selama 2 bulan ikan kakap sudah sanggup dipanen dengan ukuran konsumsi seberat 0,5-0,6 kg.
DAFTAR PUSTAKA
Asikin,1996. Budidaya Kakap. PEnebar Swadaya. Jakarta.
Murtidjo A, Bambang. 1997. Budidaya Kakap dalamTambak dan Keramba. Kanusius. Yogjakarta.
Direktorat Jendral Perikanan. 1998. Penanggulangan Penyakit pada Ikan Kakap.
Daud H. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Kakap Merah Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan , Bogor.