Ikan bandeng merupakan salah satu spesies ikan yang mempunyai nilai irit untuk dikembangkan budidayanya. Jenis ikan ini sudah dikenal masyarakat luas dan sudah menjadi kegemaran serta kebutuhan konsumsi. Permintaan pasar akan ikan bandeng akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan, sehingga hal ini menjadi suatu tantangan bagi pembudidaya untuk memenuhi seruan tersebut.
Beberapa permasalahan yang dihadapai oleh petani tambak ketika ini terutama petani tambak bandeng sederhana yaitu problem kesuburan tanah. Disinyalir beberapa areal tambak mengalami perubahan struktur tanah. Tanah dasar tambak menjadi keras dan kesulitan dalam menumbuhkan klekap selanjutnya ikan bandeng akan kekurangan kuliner alami yang menimbulkan pertumbuhannya menjadi terhambat. Dalam kondisi tersebut ikan bandeng akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga memungkinkan terjadinya serangan penyakit, walaupun dalam budidaya ikan bandeng sampai ketika ini belum terdengar adanya serangan penyakit, tetapi alangkah baiknya mengkondisikan ikan tersebut dalam keadaan sehat dan menghindari hal-hal yang sanggup menjadikan timbulnya penyakit.
Klasifikasi dan Morfologi
Secara taksonomi (Saanin,1968). Bandeng sanggup diklasifikasikan sebagai berikut :
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Mata Copterygii
Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos Forskal
Bandeng di Indonesia dikenal juga dengan nama Bandang, Bolu, Muloh, dan Agam, tetapi dalam perdagangan internasional Bandeng dikenal dengan sebutan Milk fish.
Bandeng mempunyai karakteristik tubuh yang langsing berbentuk torpedo, dengan sirip ekor yang bercabang, ekspresi terletak di ujung kepala dengan rahang tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata, mata diselimuti selaput bening. Panjang tubuh di maritim sanggup mencapai 1 meter tetapi dalam tambak panjangnya tidak lebih dari 50 cm. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang dan memang dipanen sebelum mencapai ukuran maksimal.
Habitat
Untuk hidup dengan baik bandeng menghendaki beberapa persyaratan lingkungan tertentu, persyaratan dimaksud yaitu kualitas air; suhu 25-35 0 C, salinitas 25-32, kecerahan 25-30, pH 7,6-8,6, dan DO 3,0-5,2. Disamping itu faktor makanan, pembuasan, hama dan penyakit juga sangat mempengaruhi kehidupan ikan bandeng di tambak.
Makanan
Bandeng yaitu ikan herbivora yang memanfaatkan klekap, lumut dan plankton sebagai kuliner utamanya dalam tambak, ketiga sumber kuliner tersebut menghendaki persyaratan lingkungan tertentu untuk mendukung kehidupannya diantaranya suhu, karbondioksida, oksigen, pH dan salinitas tertentu.
Persiapan Tambak
Persiapan tambak yang dilakukan mencakup perbaikan konstruksi, pintu air, jalan masuk air, serta pematang. Pengeringan dilakukan 1-2 hari untuk menguapkan gas-gas beracun dan bibit penyakit yang ada di dalam tanah selanjutnya dilakukan pengapuran dan pemupukan untuk menumbuhkan klekap.
Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan sesudah klekap tumbuh sebelum benih ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dan salinitas air untuk menghindari terjadinya stress. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu udara dalam kondisi rendah.
Pemberian Pakan
Pakan utama bandeng di dalam tambak yaitu klekap, yaitu kumpulan banyak sekali jenis jazad dasar dengan komponen utama terdiri dari algae biru (Cyanophyceae) dan diatomae (Bacillariophceae) selain itu ikan bandeng juga membutuhkan pakan pemanis semoga tumbuh dengan baik, pakan pemanis yang diberikan yaitu roti BS dengan takaran 5-0 % dari berat tubuh per hari.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengamatan terhadap kualitas air perlu dilakukan terus menerus untuk mempertahankan kualitas air yang baik. Tindakan yang perlu dilakukan yaitu penggantian air sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan kualitas air ditujukan untuk menawarkan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan ikan bandeng.
Monitoring Hama
Jenis hama yang sering ditemukan ibarat ikan payus, kerong-kerong, kakap, kepiting dan trisipan. Keberadaan hama ini sanggup menimbulkan persaingan di dalam tambak, oleh lantaran itu perlu dilakukan acara monitoring untuk menanggulangi hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 1998. Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Kelas benih Sebar. Departemen Pertanian. Jakarta.
http://rajanyabandeng.wordpress.com/2013/01/01/ikan-bandeng-vs-ikan-salmon-part-ii/
Murthala, Dia. 2004. Pembesaran Ikan Bandeng di BBPBAP Jepara Jawa Tengah. Jurusan STPP Bogor. Bogor.
Murtidjo, B. 2002. Budidaya dan Pembenihan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.
Wijayakusuma, Hembing dkk. 1995. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta
Santoso B. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Bandeng Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan , Bogor.

