Skip to main content

Sapta Perjuangan Budidaya Perikanan


Kegiatan perikanan mencakup semua kegiatan pada perikanan tangkap dan perikanan budidaya, akan tetapi perikanan tangkap pada ketika ini sudah mengalami titik jenuh sehingga hasilnyapun akan semakin menurun dan dikhawatirkan tidak bisa memenuhi kebutuhan akan protein hewani di masa mendatang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perikanan budidaya mempunyai peranan yang sangat besar.
Budidaya ikan merupakan perjuangan insan dengan segala tenaga dan kemampuannya untuk memelihara ikan ikan dengan cara memasukan ikan tersebut dalam tempat dengan kondisi tertentu atau dengan cara membuat kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan. Sistem budidaya pada awalnya merupakan perjuangan pemeliharaan ikan di kolam yang melibatkan sedikit acara insan dan mengandalkan energi hanya dari masakan alamiah yang tersedia di perairan tersebut. Berdasarkan pengalaman, pada kolam yang subur sanggup dipelihara ikan dengan tingkat kepadatan yang lebih tinggi daripada kolam yang kurang subur lantaran di dalamnya tersedia jumlah masakan alami yang lebih banyak.

Kesesuaian lingkungan hidup untuk setiap jenis ikan berbeda. Jenis ikan tertentu menghendaki kondisi lingkungan tertentu pula untuk sanggup tumbuh dan berkembang. Untuk memperoleh hasil panen yang baik maka lokasi perjuangan budidaya harus sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara, dengan demikian akan terjadi interaksi yang konkret antara lingkungan dan kehidupan ikan. Kriteria umum lokasi daerah budidaya yaitu sebagai berikut :
  1. Sumber air tersedia sepanjang tahun dan tidak dipengaruhi oleh musim
  2. Tanah liat dan sedikit berpasir dan sanggup menahan air dengan baik sehingga tidak gampang merembes dan bocor.
  3. Lahan berada pada ketinggian dan suhu sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudidayakan.
  4. Bebas dari kemungkinan terjadinya banjir.
  5. Bebas dari pencemaran, baik yang berasal dari limbah industri, pertanian maupun pemukiman.
  6. Didukung dengan sarana/prasarana yang dibutuhkan.
Peningkatan produksi sanggup dicapai dengan penerapan administrasi perjuangan budidaya ikan yang sering disebut dengan penerapan sapta perjuangan budidaya. Sapta perjuangan budidaya ikan terdiri dari :
1.   Kegiatan Persiapan Kolam
2.   Kegiatan Penyediaan Air
3.   Kegiatan Penanganan Penebaran Benih.
4.   Kegiatan Pengelolaan Kualitas Air
5.   Kegiatan Pengelolaan Pakan
6.   Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan
7.   Kegiatan Panen, Pascapanen dan Pemasaran

I.   KEGIATAN PERSIAPAN KOLAM
Keberhasilan suatu perjuangan budidaya ditentukan oleh persiapan kolam yang mencakup penjemuran tanah dasar, pengapuran, pemupukan dan pengaturan air.
A.   Penjemuran Tanah Dasar :
Kolam dibiarkan kering (tidak ada airnya) selama 10 hari sehingga celah-celah kolam akan terkena panas sinar matahari. Bila kolam sudah terlalu usang dioperasikan, lumpur kolam sebaiknya diangkat terlebih dahulu.
Tujuan Penjemuran :
1.     Membunuh hama, basil dan benalu yang ada di kolam,
2.    Mempercepat perubahan materi organic menjadi materi mineral yang berguna,
3.    Menguapkan gas-gas racun,
4.    Memperkaya oksigen tanah dasar, atau dan
5.    Menaikkan pH tanah dasar.
B.    Pengapuran
Pengapuran dilakukan setelah penjemuran dan pembalikkan tanah dasar.
Tujuan Pengapuran :
Dengan kapur Pertanian (Ca CO3)
Jenis kapur ini merupakan yang paling baik, sebaiknya digiling hingga halus semoga cepat bereaksi dengan air atau lumpur. Dapat diberikan dengan takaran 20 gram / m2.
Mengurangi kandungan ammonia dan nitrit yang berbahaya;
Mempercepat proses mineralisasi;
Mencegah perubahan pH secara dratis;
Menaikkan dan mengatur pH yang dikehendaki.

Dengan kapur sirih (CaO) atau kapur tembok (Ca(OH)2)
Kapur ini harus dipakai dengan takaran yang sempurna lantaran kalau dipakai dengan takaran tinggi  akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pH yang terlalu tinggi pula dan sanggup berakibat pada kematian ikan. Dosis yang sanggup diberikan sebesar 50 gram/m2.
C.    Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam sehingga tumbuhan air atau biota air yang menjadi masakan alami ikan sanggup tumbuh dengan baik. Pemupukan sanggup memakai pupuk sangkar (organik), kompos jerami dan pupuk buatan (anorganik).
Pemupukan dengan pupuk sangkar dilakukan dengan cara ditebarkan merata pada dasar kolam, dosisnya yaitu 200 gram / m2. setelah pupuk ditaburkan kolam diisi air secukupnya hingga becek dan dibiarkan selama 2 – 3 hari. Setelah pakan alami tumbuh kolam diisi air lagi hingga kedalaman tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Kemudian kolam dibiarkan hingga diperkirakan pakan alami sudah tumbuh dengan baik, sanggup diamati dari warna air kolam hijau agak kecoklatan ( + 10 hari).
Pemupukan dengan pupuk buatan (urea dan SP) sanggup diberikan secara susulan setelah kolam berisi air dan ikan. Pupuk urea sanggup diberikan apabila kesuburan kolam menurun. Pemupukan ini sanggup dilakukan dengan cara memasukan pupuk kedalam kantong plastik yang dilubangi secara kecil-kecil, kemudian ditenggelamkan dibeberapa tempat secara merata diseluruh kolam. Pupuk tersebut gampang larut dalam air sehingga sangat efektif untuk pertumbuhan plankton sebagai masakan alami ikan.
II. KEGIATAN PENYEDIAAN AIR
Pengisian air dilakukan 1 – 15 hari kemudian hingga setinggi  40 - 50 cm, biarkan selama 7 – 21 hari untuk menawarkan kesempatan basil probiotik atau pakan dasar tumbuh. Air ditinggikan sesuai dengan tujuan, untuk pendederan 60 – 110 cm, sedangkan untuk pembesaran minimal 120 cm. Bila plankton ingin ditumbuhkan, ketika tinggi air mencapai  70 – 80 cm  dipupuk dengan adonan (urea 30 gram + TSP 2,5 gram)/m2.  
III.     KEGIATAN PENANGANAN PENEBARAN BENIH

A.   Pemilihan Benih

Pilih benih berukuran seragam, sehat dan tidak cacat. Ambil benih dari pembenih terpercaya, atau dan pedagang terpercaya. Tanda-tanda benih sehat :
  1. Perenang aktif, gerakkannya normal, tanggap terhadap rangsangan fisik, dan tidak ada luka;
  2. Badan bersih, berkulit/bersisik licin, tidak ada gejala terjangkit jamur, atau parasit;
  3. Berbadan memanjang, padat dan berisi;  

B.    Perlakuan Benih

1.     Benih ditenangkan 2 – 5 jam  untuk mengurangi stress akhir pengangkutan.
2.    Ikan diadaptasikan perlahan-lahan yang disebut dengan aklimatisasi. Aklimatisasi suhu dilakukan dengan cara mengapungkan kantong plastik dipermukaan air sedangkan aklimatisasi peubahan lainnya dilakukan dengan memasukan air kedalam kantong plastik sedikit demi sedikit.
3.    Benih ditebarkan secara perlahan-lahan.
4.  Hitung Jumlah benih untuk memilih kepadatan dan kebutuhan pakan. Dibawah ini padat tebar yang direkomendasikan untuk beberapa jenis ikan budidaya.

Tabel 1. Padat tebar pada beberapa jenis ikan budidaya
No
Jenis Ikan
Ukuran
Rata-rata Berat Badan
Padat Tebar
(Cm)
(Gram)
Ekor / m3
1
Lele
4 - 6
2
120 - 250
2
Patin
4 - 6
4
25 - 35
3
Nila
7 - 9
10
100 - 150
4
Gurami
3 - 4
6
15 - 30
Sumber : CP Group

C.    Waktu Penebaran

1.     Paling baik dilakukan pagi hari, atau sore hari ketika air kolam sudah dan masih sejuk;
2.    Pilih cuaca yang cerah. Bila mendung ada kemungkinan setelah penebaran turun hujan, menjadikan ikan gampang stress, bahkan sanggup mematikan. 
IV.      KEGIATAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Didalam budidaya ikan memelihara ikan berarti memelihara air yang bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi ikan semoga tetap bisa hidup dan tumbuh maksimal. Prinsip dalam pengelolaan air yaitu memasukan materi yang bermanfaat (terutama O2 ) dan mengatur kebutuhan ke dalam sisitem produksi dan mebuang materi yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan ke luar sistem produksi). Bentuk pengaturan air yang lainnya yaitu pengaturan suhu, cahaya, dan sebagainya. 

1.  Parameter Fisika

a.    Suhu
Suhu air yaitu salah satu sifat fisik yang sanggup mensugesti nafsu makan dan pertumbuhan tubuh ikan.  Suhu air sanggup mensugesti pertukaran zat-zat atau metabolisme makhluk hidup dan sanggup mensugesti kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu perairan, semakin sedikit oksigen yang sanggup terlarut di dalamnya.
Suhu air optimal untuk daerah tropis biasanya berkisar 25-30 oC.  Menjaga suhu optimal untuk pertumbuhan merupakan suatu hal yang penting. Ikan akan mengalami kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang kurang optimal.  Perbedaan suhu antara siang dan malam dilarang melebihi 5 oC dan dilarang terjadi perubahan suhu secara mendadak/drastis. Fluktuasi suhu yang terlalu besar akan mengakibatkan ikan stress yang sanggup menjadikan kematian pada ikan.
b.    Kekeruhan Air
Kekeruhan air sanggup dilihat dan dirasakan oleh panca indra kita. Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan. Kekeruhan yang disebabkan oleh lumpur sanggup mengganggu pernapasan dan mensugesti nafsu makan ikan. Namun apabila kekeruhan tersebut disebabkan oleh plankton justru sangat diharapkan lantaran selain sebagai sumber pakan alami juga sanggup menjadi produsen primer penghasil oksigen (phytoplankton).
Cara termudah untuk membedakan kekeruhan tersebut yaitu dengan mengambil referensi air dalam gelas beling dan membiarkannya beberapa saat. Apabila terlihat endapan lumpur di dasar gelas, berarti kekeruhan disebabkan oleh lumpur. Sebaliknya bila air masih terlihat berwarna menyerupai awalnya tanpa endapan lumpur, berarti kekeruhan disebabkan oleh plankton.
Air berwarna coklat kehijauan (baik) dan coklat kekuningan dan air tetap jernih baik bagi pertumbuhan dan kehidupan ikan.
Air berwarna hijau mengkilap, hijau kebiru-biruan, atau merah --- tidak baik bagi kehidupan ikan.
Tanah dasar berwarna hitam; banyak materi organic menumpuk, atau dan terjadi pembusukan --- tidak baik bagi kehidupan ikan peliharaan. 

2.  Parameter kimia

Oksigen terlarut
Ikan memerlukan oksigen terlarut yang cukup untuk hidup dan pertumbuhannya. Kadar minimum oksigen terlarut yang diharapkan untuk kelangsungan hidup ikan bervariasi. Ikan kadang kala sanggup hidup dalam keadaan kadar oksigen terlarut rendah selama beberapa jam tanpa menimbulkan efek yang berarti, tetapi akan segera mati bila keadaan tersebut berlangsung selama beberapa hari. 
Kandungan Oksigen harus lebih dari 5 ppm untuk kelangsungan hidup ikan. Pada perairan dengan konsentrasi kurang dari 5 ppm ikan masih sanggup bertahan hidup akan tetapi nafsu makannya rendah atau tidak ada asama sekali sehingga pertumbuhannyapun akan terhambat.
Konsntrasi Oksigen terlarut sanggup ditingkatkan memakai aerasi, meningkatkan intensitas pertukaran air atau menjarangkan jumlah ikan yang ditebar di dalam kolam.
Derajat Keasaman (pH)
Keasaman air atau terkenal dengan istilah pH sangat berperan bagi kehidupan ikan. Umumnya pH yang cocok untuk semua jenis ikan antara 6,5 – 7,5. Namun ada beberapa jenis ikan yang daat bertahan hidup pada kisaran pH yang sangat tinggi maupun rendah, sekitar 4-9, lantaran lingkungan hidup aslinya di rawa contohnya ikan sepat siam.

3.  Parameter Biologi

Biota air yang terdapat dalam perairan juga perlu diperhatikan. Biota yang diamati tidak hanya yang dijumpai pada tubuh air saja namun juga di dasar perairannya. Semakin banyak dan bermacam-macam biota dalam sutau perairan berarti semakin tinggi pula tingkat kesuburan perairan tersebut.
V.  KEGIATAN PENGELOLAAN PAKAN
Pakan sangat kuat terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan. Setiap jenis ikan mempunyai kebiasaan makan dan jenis pakan yang berbeda. Ada dua jenis pakan yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami tersedia atau disediakan alam dalam keadaan hidup menyerupai plankton. Pakan alami lainnya berasal dari daun-daunan, biji-bijian maupun pakan dari daging binatang lainnya. Sementara pakan yang telah mengalami proses peramuan dari aneka macam macam materi masakan dengan campur tangan insan disebut dengan pakan buatan.
Pengelolaan pakan yang baik akan menaikkan produktifitas kolam, meningkatkan daya guna pakan dan memperkecil nilai konversi pakan sekaligus sanggup menekan biaya operasional kolam.
Prinsip-prinsip administrasi pakan mencakup :
1.     Tepat mutu nilai gizi pakan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan;
Kualitas pakan berkaitan dengan jenis ikan yang dipelihara. Ikan lele dan patin relatif membutuhkan kadar protein yang lebih tinggi.  Produktivitas kolam sanggup meningkat apabila ditunjang dengan kestabilan kualitas pakan yang tinggi. Berikut disampaikan jenis dan komposisi pakan ikan/pelet.
Tabel 2. Jenis dan Komposisi Pakan
No.
Jenis pakan
Jenis Ikan
Kadar Protein
(%)
1
Terapung
lele (benih)
38
lele (induk)
36
lele (budidaya)
28-30; 31-33
gurami
25
nila
28
2
Tenggelam
mas
28-30
lele
28
nila
25
patin
28
Sumber : PT Matahari Sakti
2.    Tepat jenis, disesuaikan umur, ukuran dan jenis ikan;
Jenis pakan di dalam budidaya ikan terdiri dari empat kelompok yaitu pakan hidup (pakan yang diberikan pada ikan dalam keadaan hidup), pakan segar (pakan yang diberikan dalam keadaan segar/dibekukan dalam freezer dan bentuk orisinil pakan ini sama menyerupai ketika masih hidup), pakan aksesori dan pakan buatan (pakan yang dibentuk dari aneka macam materi masakan kemudidan diramu dengan resep tertentu sehingga sanggup memenuhi kebutuhan gizi lengkap).
3.    Tepat bentuk, disesuaikan dengan umur dan cara makan ikan ;
Ukuran pakan ditetapkan dengan mempertimbangkan ukuran bukaan lisan ikan. Semakin besar ukuran ikan, bukaan mulutnya semakin lebar, maka ukuran pakannya juga semakin besar. Bentuk pakan baik kering maupun lembab sangat beragam. Pakan kering sanggup dibentuk dalam bentuk pelet, remah (Crumble), butiran (granular), tepung (meal atau mash) dan lembaran (flake). Pakan lembab sanggup berupa bola atau bakso (ball) dan roti kukus (cake). Untuk pakan berair umumnya berbentuk bubur atau pasta (paste).
Pellet sanggup dibentuk dalam bermacam-macam bentuk menyerupai batang, lingkaran atau lingkaran memanjang. Dibawah ini disajikan bentuk pakan buatan untuk ikan sesuai dengan umur ikan.
    Tabel 3. Bentuk pakan buatan untuk ikan
No
Umur Ikan
Bentuk Pakan
1
Sampai dengan umur 20 hari
Emulsi
2
Umur 20 – 40 hari
Tepung halus
3
Umur 40 – 80 hari
Tepung kasar
4
Umur 80 120 hari
Remah
5
Umur lebih dari 120 hari
Pelet
Sumber : Mudjiman, 2004
4.    Tepat saji, disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan (permukaan, melayang, atau dasar);
5.    Tepat dosis, disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah ikan harian, waktu dan cuaca harian;
Persentase pakan harian disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis ikan dan ukurannya sebagai berikut :
Tabel 4. Persentase pakan harian pada beberapa jenis ikan
No.
Jenis Ikan
Masa awal
Masa pertumbuhan
Masa akhir
Berat ikan rata-rata
2-20 gr
20-50 gr
50-100 gr
100-300 gr
300-600 gr
> 600 gr
1
lele
6-8 %
4-6 %
3-4 %
2-3 %
2-3 %
1-2 %
2
patin
6-8 %
4-6 %
3-4 %
2-3 %
2-3 %
1-2 %
3
nila
5-6 %
4-5 %
3-4 %
2-3 %
2-3 %
1-2 %
4
mas
5-6 %
4-5 %
3-4 %
2-3 %
2-3 %
1-2 %
5
gurami
3-4 %
3-4 %
3-4 %
2-3 %
2-3 %
1-2 %
Sumber : CP Group
6.    Tepat waktu, disesuaikan dengan waktu lapar (pagi, siang, sore atau/dan malam);
7.    Tepat frekuensi, semakin muda, kecil dan pendek alat pencernaan akan lebih sering (dapat lebih dari 5 kali /hari). Setiap frekuensi volume (sub dosis) tidak harus sama;
8.    Tepat cara pemberian, dionggokkan dianco,  disebar selang-seling, atau disebar merata keseluruh permukaan air.
VI.      KEGIATAN PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
A.   Hama Ikan
Hama yaitu binatang yang berukuran besar dan bisa menimbulkan gangguan pada ikan. Hama sanggup dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1.     Predator / hama pemangsa
Hama ini bersifat memangsa ikan menyerupai serangga, ular, linsang, burung, ikan liar dsb.
Pencegahan antara lain dengan :
a.    Semprot dengan minyak tanah 1 ml/m2 permukaan air;
b.    Kunjungan ke kolam sesering mungkin;
c.    Sebar garam dapur, minyak tanah, atau oli bekas pada permukaan tanggul luar/tanggul utama;
d.    Tanam tumbuhan yang menyengat (kamijara, burus dll.)  
2.    Kompetitor / Hama Pesaing Pakan, Ruang Gerak, dll. ;
Hama ini menimbulkan persaingan dalam mendapat oksigen, pakan dan ruang gerak. hama ini berupa ikan liar dan tumbuhan air.
Pencegahan antara lain dengan :
a.    Pasang saringan berlapis pada pintu air masuk;
b.    Jaga kedalaman air minimal 70 cm.
c.    Pengontrolan air media & kolam diintesifkan.
3.    Pencuri
Pencuri ini merupakan ’hama’ yang paling ditakuti oleh pembudidaya ikan.
B.  Parasiter
Parasiter yaitu organisme yang dalam memenuhi kebutuhan hidup melekat pada organisme lain yang hidup ataupun benda mati (plankton, tumbuhan & binatang air, moluska, dll.). organisme benalu ini sanggup berupa virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik.
Pencegahan sanggup dilakukan dengan :
1.     Dengan melakukan kegiatan I – V pada sapta perjuangan secara baik.
2.    Virus sanggup hidup pada benda mati;
Pencegahan dan pengendalian antara lain dengan menaikan/menjaga suhu air maksimal pada kisaran suhu pertumbuhan.
3.    Bakteri sanggup hidup pada benda mati; Pencegahan dan pengendalian antara lain dengan : Menjaga kandungan amoniak tidak melibihi batas pertumbuhan ikan; Memperbaiki kualitas pakan; Mengurangi kandungan materi organic di kolam.
4.    Jamur/Fungi : Pencegahan dan pengendalian; Menaikan pH air maksimal pada kisaran pertumbuhan ikan/udang peliharaan.
5.    Protozoa ; Pencegahan dan pengendalian; Menaikan pH air maksimal pada kisaran pertumbuhan ikan/udang peliharaan.
C.  Penyakit :
Adalah suatu micro-organisme yang mengakibatkan salah satu fungsi organ ikan terganggu. Kesalahan penanganan dalam pemeliharaan akan menimbulkan bermacam penyakit menyerupai :
1.   Penyakit non-infeksi / tidak menular,
a.    Stress diakibatkan terjadi perguncangan lingkungan atau lantaran turunan;
b.    Kurang gizi diakibatkan mutu pakan jelek;
c.    Keracunan diakibatkan air tercemar; perombakan materi organik/pakan-alami, atau mutu pakan jelek;
d.    Cacat diakibatkan faktor turunan.
2.   Penyakit nanah sangat menular
a.    Penyakit Viral, diakibatkan virus;
b.    Penyakit bacterial, diakibatkan bakteri;
c.    Penyakit parasiter, diakibatkan oleh jamur, protozoa 
VII.    KEGIATAN PANEN, PASCA PANEN DAN PEMASARAN
1.  Panen ikan
Panen ikan merupakan proses pengumpulan hasil produk dari kegiatan budidaya. Panen dibedakan menjadi dua yaitu panen serentak dan pemanenan parsial. Jenis panen dipakai tergantung pada jenis komoditas yang dipelihara. Umumnya pemanenan serentak dilakukan pada tahap pembenihan, sedangkan pemanenan parsial dilakukan pada tahap pembesaran pada jenis ikan tertentu.
Pemanenan serentak dilakukan dengan cara menangkap dan menjual semua ikan yang dipelihara dengan mengeringkan kolam. Sedangkan pemanenan parsial dilakukan hanya pada ikan dengan ukuran tertentu yang diminati oleh konsumen atau pasar. Pemanenan ini dilakukan dengan menyurutkan sebagian volume air di dalam kolam pemeliharaan.
Panen harus dilakukan pada kondisi temperatur air yang relatif rendah sehingga stress pada ikan sanggup ditekan sekecil mungkin. Paling baik berlangsung pagi hari dan diharapkan sebelum jam 08.00 sudah selesai panen. Keadaan temperatur yang tinggi akan mensugesti kandungan gas terlarut, daya racun gas tertentu  dan proses metabolisme naik, maka penangkapan pada temperatur tinggi akan gampang menjadikan stress. 
2.  Pasca-panen
Pasca-panen merupakan kegiatan perlakuan terhadap ikan gres tertangkap hingga ikan siap dipasarkan. Seperti penampungan, pemilihan mutu, pengemasan, dan pendistribusian. Ini sangat penting, lantaran apabila hingga gagal akan menjadikan kualitas ikan turun drastis dan sanggup mengakibatkan harga jatuh.
1.     Penampungan
Ikan harus ditampung terlebih dahulu untuk memulihkan kondisi akhir penderitaan selama proses penangkapan. Petak penampungan sanggup berfungsi sebagai tempat pemilihan : ukuran, jenis kelamin, investigasi kesehatan ikan, dan pemberokan untuk persiapan pengangkutan.
Lama waktu penampungan tergantung kepada tujuan. Apabila ditujukan untuk mengistirahatkan maka usang penampungan cukup dengan waktu antara 2 - 5 jam ; ditujukan untuk penganngkutan keluar daerah maka usang penampungan antara 1 – 5 hari tanpa diberi pakan : kalau ditujukan untuk menghilangkan aroma tertentu maka usang penampungan antara 12 – 21 hari dengan air mengalir dan diberi pakan.
2.    Pemilihan Mutu / Seleksi Ikan
Seleksi ikan sangat penting dilakukan lantaran efisiensi dan konversi pakan sangat bergantung pada ukuran ikan dan jenis pakan yang diberikan. Kegiatan pemilihan sanggup dilakukan sebelum atau ketika dalam petak penampungan.
Alat pemilihan mutu, sanggup berupa kolam parit dengan kisi-kisi dari aneka macam ukuran, atau dengan jaring  (grader) dengan mesh-size (ukuran mata jaring) tertentu yang ditarik sepanjang kolam, atau dengan ayakan yang disesuaikan dengan ketebalan/diameter tubuh ikan, atau dengan tangan di meja seleksi . Penanganan menyerupai di atas sanggup menimbulkan stress atau luka hingga memudahkan ikan terjangkit penyakit.
3.    Pengemasan
Wadah pengangkut ikan harus kuat, ringan tidak mencemari air, higenik, irit dan tidak melukai ikan. Ukuran disesuaikan dengan jenis, sifat, ukuran dan jumlah ikan. Wadah yang berasal dari plastik berupa drum atau kantong merupakan tempat yang ideal, kemungkinan terjadi luka akhir ukiran dengan wadah kecil. Hindari pengemasan ikan dengan kantong plastik terutama bagi ikan yang mempunyai duri keras (nila), patil (lele), atau bersisik keras (ikan gurameh dan sejenisnya).
Sistem pengemasan pada prinsipnya dikelompokkan menjadi ; sistem kering, sistem basah, terbuka dan tertutup. Penggunaannya tergantung pada tujuan, jenis dan ukuran ikan, jarak yang ditempuh, usang waktu, dan macam kendaraan pengangkut. Air kemasan harus memenuhi kualitas air media dan sesuai dengan jenis ikan tersebut, sedang kuantitas air bergantung pada ukuran, jumlah ikan, dan usang pengangkutan.
4.    Distribusi
Pengangkutan ikan, kebanyakan dilakukan bersama air (sistem basah). Perbandingan air, oksigen dan jumlah ikan akan membatasi usang waktu pengangkutan. Oleh karenanya, pada setiap pengangkutan ikan harus dalam kondisi mengkonsumsi oksigen sekecil mungkin oleh lantaran itu ikan dikondisikan tidak makan (puasa), suhu air rendah 20-24 0C (didinginkan dengan es), atau pada kondisi mati rasa. Penambahan oksigen selama pendistribusian sanggup dilakukan dengan; memperluas kontak permukaan air dan udara, memompakan/menambah fatwa udara dalam air, atau (sistem terbuka), dan dukungan oksigen murni (sistem tertutup).
Pendistribusian harus dilakukan pada kondisi yang memungkinkan tidak terjadi perubahan temperatur diluar kisaran yang sesuai bagi kehidupan ikan tersebut. Penyimpanan kemasan ikan terbaik diruang yang bersuhu rendah dan stabil. Kendaraan pengangkut sistem tertutup lebih baik dilengkapi dengan akomodasi pengatur suhu ruangan, dan atau penyuplai udara.
Pengangkutan di malam hari lebih baik, mengingat keadaan temperatur relatif rendah dan usang waktu tempuh sanggup lebih pendek. Ikan sebaiknya telah hingga ditempat tujuan (penampungan/pasar) pada waktu pagi sebelum jam 06.00 dan diharapkan penebaran ikan (benih /induk) telah selesai sebelum jam 10.00 sehingga efek pemanasan matahari masih kecil dan ikan sanggup menyesuaikan diri dengan baik.
3.  Pemasaran
Dalam perjuangan perikanan, terjaminnya pemasaran dari produk yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang berperan dalam kesuksesan dan kesinambungan perjuangan tersebut. Jika pasar tidak sanggup menyerap produk yang dihasilkan, proses berputarnya roda produksi akan terganggu dan usahapun menjadi tersendat.
Langkah yang harus dilakukan sebelum terjun dalam bisnis perikanan yaitu memilih sasaran pasar dari produk yang akan dihasilkan lantaran masing-masing mempunyai spesifikasi yang terang dan berbeda. Selain itu penentuan kategori pasar dari jenis komoditas yang diproduksi merupakan hal penting lainnya.
VIII.  PENUTUP
Demikian makalah budidaya ikan ini di buat, semoga bermanfaat dan dilaksanakan dalam kegiatan budidaya ikan. Amiin....
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. dan E. Liviamaty. 1988. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 103 hal.
________. 2001. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta.89 hal.
Cahyono, B. 2000.  Budidaya Ikan Air Tawar Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta. 113 hal.
Effendi, H. 2003.  Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. 188 hal
Khairuman dan Amri K. 2008.Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka. Jakarta.   358 hal.
Mudjiman. 2004. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 191 hal.
Nugroho E dan Kristanto A.H. 2008. Panduan Lengkap Ikan Konsumsi Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.163 hal.

Saparinto C. 2008. Panduan Lengkap Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta. 188 hal.

https://wikiperikanan.blogspot.com//search?q=sapta-usaha-budidaya-perikanan-kegiatan_6#more

Popular posts from this blog

Pengemasan Produk Perikanan

PENGERTIAN Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap materi pangan, supaya materi pangan baik yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan, sanggup hingga ke tangan konsumen dengan “selamat” (secara kuantitas & kualitas). DASAR HUKUM PENGEMASAN PRODUK HASIL PERIKANAN 1.       UU No. 7 Tahun 1996 wacana Pangan 2.       UU No. 8 Tahun 1999 wacana Perlindungan Konsumen 3.       UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan dan UU No. 45 Tahun 2009 tentang: Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan 4.       UU RI No. 15 Tahun 2001 wacana Merk 5.       UU No. 14 Tahun 2001 wacana Paten 6.       Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 wacana Pelabelan dan Iklan Pangan 7.       Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.   KEP.01/M...

Strategi Persidatan, Analisa Dan Harga Sidat (Unagi) Di Jepang

Strategi Persidatan, Analisa dan Harga Sidat (Unagi) di Jepang Menelaah kondisi dan taktik persidatan di Indonesia, sambil merencanakan sistem produksi 20 ton per tahun, sebagai konsultan sistem akal daya sidat. Berikut ini beberapa perencanaan dan taktik yang saya perhitungkan. Dengan adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, ihwal larangan Pengeluaran Benih Sidat Dari Wilayah Negara Republik Indonesia, ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia NOMOR PER. 18/MEN/2 009. Ukuran dan benih sidat yang dihentikan adalah: Benih ialah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa. Benih sidat ialah sidat kecil dengan ukuran panjang hingga 35 cm dan/atau berat hingga 100 gram per ekor dan/atau berdiameter hingga 2,5 cm. Jadi ada batasan berat 100 gram, atau diameter s/d 2,5 cm, dan panjang 35 cm. Hal itu memungkinkan perkembangan pemeliharaan sidat dalam negeri hingga ukuran (100...

Jenis Dan Ukuran Tongkang Kerikil Bara

JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA - Perlu di ketahui salah satu jenis Tongkang ialah tongkang untuk memuat batubara. Dan Pada Perkembangannya Tongkang batubara mempunyai Ukuran dan jenis yang berlainan. Baca Juga ; - Mengenal Tongkang - Kapal Tugboat - Kapal Tugboat Sungai JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA kapal tugboat dan tongkang Ada bеbеrара jenis tongkang (barge) kerikil bara, tergantung dаrі ukuran dan daya muat masing-masing tongkang,  Baca Juga ; -  Mengenal Bagian Kamar Mesin Kapal -  Dinamika Kapal -  Tank Cleaning Pada Kapal -  Fin Stabilizer -  MT KNOCK NEVIS DAN SEJARAHNYA jenis tersebut antara lain ; - уаng berukuran 180 feet dараt memuat kurаng lebih 5.000 ton kerikil bara, dan  - уаng berukuran 270 feet (feet jumbo) dараt memuat 8.000 ton kerikil bara, ѕеdаngkаn - уаng berukuran 300 feet ѕаmраі 330 feet dараt memuat 10.000 ton ѕаmраі 12.000 ton kerikil bara. Tong...