I. PENYAKIT IKAN .
Berdasarkan sifatnya, penyakit ikan digolongkan menjadi dua yaitu : Penyakit infektif dan penyakit non infektif. Penyakit infektif yaitu penyakit yang disebabkan terinfeksinya ikan oleh orgamisme pathogen, menyerupai virus, bakteri, jamur ataupun parasit. Sedangkan penyakit non infektif yaitu penyakit yang terjadi karena gangguan non pathogen menyerupai nutrisi, kualitas air, materi toxic, dan genetic.
Khusus untuk ikan ., penyakit juga sanggup terjadi pada benih, ikan konsumsi maupun induk. Pada benih, yang sering terjadi yaitu penyakit lantaran infeksi parasit. Sedangkan ikan . yang berukuran besar, jamur, luka borok, maupun benjolan pada mata paling sering ditemui. Berikut ini diuraikan beberapa jenis penyakit yang sering menginfeksi ikan .
Penyakit Infektif
a. Trichodiniasis
Penyakit ini disebabkan oleh benalu Trichodina sp. Parasit ini memiliki cilia sebagai alat gerak, berbentuk menyerupai piring terbang atau topi, dengan ukuran + 50 um. Trichodina sp sanggup menyerang hampir semua jenis ikan air tawar terutama pada benih, dan menginfeksi permukaan badan maupun insang.
Ikan yang terjangkit mengalami kerusakan pada kulit dan sirip. Pada infeksi dini tidak terlihat tanda-tanda klinis apapun, sehingga terkadang sulit untuk diantisipasi, lantaran akan diikuti dengan infeksi organisme lain. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak pribadi dengan ikan yang terinfeksi dan melalui alat perikanan yang dipakai menyerupai scoope net, selang ataupun waring.
Penyakit Trichodiniasis sanggup dicegah dengan memperlihatkan pakan yang baik dan cukup serta kondisi Oksigen yang baik. Pengobatan terhadap ikan yang terserang yaitu dengan memakai obat menyerupai Formalin 25 ppm, Na Cl 500-1000 ppm selama 24 jam.
b. Ichthyophthiriasis
Penyakit ini dikenal dengan nama 'White spot' (Bintik putih). Organisme yang menyebabkan penyakit ini yaitu Ichthyophthirius multifiliis (Ich).
Ich berbentuk bundar dengan cilia sebagai alat gerak. Ciri khasnya yaitu adanya macronucleus berbentuk tapal kuda atau abjad C, dengan ukuran benalu (0.5-1.0 mm). Parasit ini sanggup mengnfeksi ikan pada organ insang dan permukaan badan antara lapisan dermis dan epidermis. Ich berkembang baik dengan cara membelah diri dan satu sel Ich cukup umur sanggup membelah diri menjadi 2000 tomite (anak Ich).
Ich menyerang semua jenis ikan terutama pada benih terutama pada ikan yang tidak bersisik menyerupai Patin atau Lele. Ikan yang terjangkit ditandai dengan adanya bintik putih pada permukaan tubuh, kulit teriritasi dan ikan melompat-lompat ke permukaan air.
Pengendalian penyakit bintik putih terutama dengan menaikkan suhu pada .i 28-30 derajad Celcius. Selain itu sanggup pula dipakai obat antiparasitik menyerupai formalin 25 ppm, Blitz Ich atau garam NaCl 1000-2000 ppm selama 24 jam.
c. Infeksi Epistylis
Organisme penyebab penyakit ini yaitu Epistylis sp. Parasit berbentuk menyerupai lonceng, dilengkapi tangkai dengan ukuran badan + 51.00 um. Biasanya membentuk koloni yang disusun pada tangkai yang bercabang-cabang. Parasit ini sanggup menginfeksi organ insang dan permukaan tubuh.
Tanda klinis ikan yang terinfeksi memperlihatkan tanda-tanda 'flashing', insang terliha kemerahan-kecoklatan, dan adanya kesukaran bernafas dan gerak. Tumbuh lambat, terjadi kerusakan pada kepingan yang terinfeksi. Pada ikan Corydoras dicirikan adanya benjolan putih di permukaan tubuh.
Pengendalian ikan yang terjangkit yaitu dengan memakai pK 1-3 ppm, Formalin 25 ppm, NaCl 500 ppm selama 24 jam.
d. Chilodinellasis
Penyakit ini disebabkan oleh benalu Chillodonella sp. Bentuk benalu Chillodonella sp menyerupai hati, berukuran 50-70 um memperbanyak diri dengan pembelahan longitudinal. Ikan yang sering terinfeksi yaitu ikan hias atau benih ikan kultur.
Ikan yang terjangkit terlihat lemah, tidak mau makan, lendir berlebihan. Selain itu terjadi pendarahan dan kerusakan pada epitel insang dan teriritasi.
Pengendalian penyakit ini menyerupai halnya pada benalu lain memakai obat anti parasitik menyerupai Formalin 25 ppm, Garam Na Cl, pK dan methilene blue.
e. Monogeneasis
Penyakit ini yaitu penyakit yang disebabkan antara lain oleh cacing mikroskopis yang disebut Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. Kedua benalu ini termasuk kedalam kelompok Trematoda, yang sanggup mengenfeksi insang dan permukaan tubuh. Perbedaannya sanggup dilihat secara mikroskopis yang ditandai dengan adanya bintik mata pada Dactylogyrus sp. yang tidak dimiliki oleh Gyrodactylus sp.
Penyakit ditandai dengan adanya bercak putih menyerupai kapas di permuakaan tubuh, sisik terkelupas dan terjadi pendarahan serta borok. Pengendalian pada infeksi dini sanggup dilakukan dengan memakai garam Na Cl 1000 ppm dan Methilene blue 1-3 ppm selama 24 jam.
e. Saprolegniasis
Penyakit ini merupakan penyakit jamur pada ikan atau telur ikan yang disebabkan antara lain oleh jamur Saprolegnia sp.dan Achlya sp. Pada umumnya jamur merupakan infeksi kedua pada ikan sehabis penyakit primer yang menginfeksi berupa penyakit bakterial dan parasiter, Selain itu infeksi jamur sanggup juga terjadi pada ikan yang luka (stress fisik) lantaran penanganan bernafsu atau efek kualitas air dan telur yang tidak dibuahi.
Tanda penyakit yang terjangkit yaitu pada permukaan badan ikan dipenuhi dengan pertumbuhan benang-benang putih menyerupai kapas putih atau coklat yang tumbuh pada kulit, sirip, insang, mata dan telur ikan. Jamur akan tumbuh melekat pada jaringan otot dibawah kulit.
Pengendalian jamur pada telur sanggup dilakukan dengan membuang telur yang tidak dibuahi, atau telur sanggup direndam memakai methilene blue 1 ppm.
f. Penyakit bakterial
Berikut ini disajikan tabel yang berisi perihal jenis basil yang sering menyerang ikan ..
Tabel 1 Jenis Bakteri yang Sering Menginfeksi Ikan .
Nama Umum |
Bakteri dan Sifatnya |
Tanda Penyakit |
Pengendalian |
1. Bacterial Haemorhage septicemia |
Aeromonas hydrophilla |
- Pendarahan pada tubuh - Penonjolan mata - Perut kembung - Luka bernanah |
- Pakan cukup - Antibiotika melalui pakan, perendaman, olesan dan suntik. |
2. Penyakit Myxobakterial |
Flexibacter columnaris |
- Kulit putih teriritasi |
3. Penyakit Pseudomonas |
Pseudomonas sp |
- Pendarahan - Perut kembung - Mata menonjol - Luka bernanah |
4. Penyakit Tuberculi |
Mycobacterium |
- Nodule (bintik putih pada organ dalam) - Penonjolan mata |
5. - |
Streptococcus sp |
- Ikan lemah, kehilangan nafsu makan - Perubahan warna tubuh - Berenang memutar |
Penyakit Non Infeksi
Selain penyakit infeksi yang telah disebutkan, dikenal juga penyakit non infeksi. Penyebabnya yaitu kualitas air yang buruk, malnutrisi dan keturunan (genetik). Salah satu referensi penyakit yang terjadi lantaran kekurangan Oksigen terjadi pada malam hari yang pribadi terjadi simpulan hidup masal. Contoh penyakit malnutrisi antara lain: kurus atau abses tulang punggung. Sedangkan penyakit genetik antara lain ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dari ikan yang dihasilkan.
III. PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN
Dalam pengelolaan kesehatan ikan, terdapat dua aktivitas yaitu pencegahan penyakit yaitu tindakan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit dan kontrol (pengobatan) terhadap penyakit, yang merupakan aktivitas sehabis ditemukan adanya penyakit pada badan ikan. Cara pencegahan lebih disarankan untuk dilakukan lantaran cara ini akan menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan, dibandingkan kalau kita lakukan pengobatan. Kiranya ungkapan 'Lebih baik mencegah dari pada mengobati' perlu disimak dan diterapkan.
Beberapa tindakan pencegahan yang sanggup dilakukan adalah:
- Mengelola kualitas air supaya tetap pada kondisi optimal, supaya ikan terhindar dari stress
- Menjaga kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan sehingga ikan terjaga kesehatannya
- Melakukan sanitasi dan desinfeksi wadah dan alat yang digunakan.
- Melakukan karantina terhadap ikan yang gres masuk ke tempat pemeliharaan
- Mengisolir ikan yang terlihat ada tanda-tanda penyakit secara visual
- Mencegah penyakit dengan menambah materi anti parasitik atau anti bakterial secara rutin/periodik.
Apabila terpaksa dilakukan pengobatan ikan, maka perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini, yaitu:
a. Volume air
Volume air yang dipergunakan untuk pengobatan harus diukur atau diperhitungkan, lantaran akan menghipnotis jumlah obat yang dipergunakan. Untuk efisiensi sebaiknya dipakai volume air yang kecil tetapi dilengkapi dengan aerasi yang memadai untuk menghindari terjadinya kekurangan Oksigen.
b. Jumlah ikan
Jumlah ikan yang akan diobati juga harus diperhatikan, lantaran obat yang diberikan cenderung memperlihatkan dampak stress pada ikan, sehingga kebutuhan kadar oksigen dalam media perlu ditambahkan dengan proteksi aerasi.
c. Wadah yang digunakan
Sebelum melaksanakan pengobatan, harus dipilih wadah yang akan digunakan, yang berafiliasi dengan volume air yang dipakai untuk pengobatan dan jumlah obat berdasarkan takaran yang digunakan.
d. Penyakit yang menyerang
Sebelum melaksanakan pengobatan, harus diketahui dahulu jenis penyakit yang menyerang ikan, untuk memilih jenis dan takaran obat yang akan digunakan. Jenis penyakit sanggup diketahui dari tanda-tanda yang terjadi maupun melalui pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. Jika tidak memungkinkan untuk memilih organisme penyebab memakai mikroskop, tanda-tanda penyakit yang terlihat secara visual sanggup menjadi aliran bagi peternak yang telah berpengalaman.
e. Jenis dan takaran obat
Setelah diketahui jenis penyakit yang menyerang dan penyebab penyakit, barulah kita sanggup memilih obat dan takaran obat yang digunakan. Keberhasilan pengobatan antara lain ditentukan oleh faktor ini selain tingkat keganasan dari penyakit yang terjadi. Sebagai pertimbangan lain yaitu biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan pengobatan. Obat harus dipilih yang efisien dan efektif kegunaannya
PENAMPILAN VISUAL IKAN YANG TERSERANG PENYAKIT
GEJALA VISUAL |
Kemungkinan Penyebab |
1 |
2 |
1. Warna gelap |
- Whirling disease, warna gelap pada kepingan posterior atau sebagian tubuh - Avitaminosis C - Serangan virus (IPN) |
2. Warna merah |
- Gangguan sirkulasi darah akhir perubahan lingkungan yang mendadak |
3. Insang menggumpal |
- Scyphidia, Chillodonella - Bakteri dan jamur pada insang - Defisiensi nutrisi |
4. Nodule putih pada insang |
- Digenea - Myxosporea |
5. Mata menonjol atau pendarahan |
- Bakteri (Aeromonas, Mycobacterium atau Streptococcus) - Parasit Helmint |
6. Luka di mulut |
- Bakteri (Vibrio) - Penanganan (Transportasi) |
7. Luka Borok |
- Monogenea - Cacing jangkar, kutu ikan - Bakteri Aeromonas, Pseudomonas, Vibrio, Mycobacterium, Nocardia, Flexibacter columnaris |
8. Kista putih pada kulit, sirip dan insang |
- Metacercaria digenea - Sporozoa |
7. Bintik hitam |
- Metacercaria digenea |
8. Pendarahan terlokalisir |
- Argulus, Lernaea, Bakteri |
9. Bengkak |
- Tumor, Parasit yang mengkista - Sporozoa |
10. Deformitis |
- Genetik - Nutrisi - Whirling disease |
11. Pendarahan pada pangkal sirip |
- Bakteri (Vibrio) |
12. Bengkak perut |
- Kualitas air (N2) - Endoparasit (Hexamita) - Bakteri |
13. Abses pada tubuh |
- Bakteri (Aeromonas) - Endoparasit (Hexamita, Digenea) |
14. Penonjolan pada anus |
- Endoparasit (Hexamita) - Bakteri |
15. Kurus |
- Kualitas makanan - Kualitas air - Bakteri (Mycobacterium) - Endoparasit (Digenea, Cestoda) |
16. Bengkak punggung |
- Endoparasit (Myxosporea) |
PERUBAHAN PADA KULIT AKIBAT SERANGAN PENYAKIT
GEJALA VISUAL |
PENYEBAB |
1. Bintik putih |
- White spot (Ich) |
2. Bercak abu-abu pucat (agak kekuningan) pada kulit punggung |
- Columnaris (Flexibacter columnaris) |
3. Sirip rusak, jaringan antara tulang sirip mengalami nekrosis (tampak keputih-putihan) |
- Fin rot (Flexibacter columnaris) |
4. Bulatan yang keruh pada permukaan badan ikan |
- Jamur Saprolegnia |
5. Lapisan keabuan pada ikan, sirip pucat. Lapisan berada di separuh kepingan atas ikan |
- Costia - Chilodonella - Trichodina - Scyphidia |
6. Bercak kekuningan pada kulit dan sirip. |
- Gold dust atau Velvet disease (infeksi Oodinium) |
7 Bercak lendir, terdapat Pendarahan |
- Monogenea |
8. Bintik putih/kehitaman dengan ukuran besar (1-4 mm) pada tubuh, insang, sirip. |
- Metacercaria |
9 Bulatan atau bintik putih berukuran relatif seragam pada badan ikan |
- Kista sporozoa |
10. Kulit secara keseluruhan berwarna abu-abu kebiruan |
- Masalah nutrisi |