Skip to main content

Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Ikan Jelawat





I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Sekarang ini di Indonesia, budidaya ikan air tawar memegang peranan penting sebagai salah satu sumber protein bagi masyarakat.  Sementara budidaya maritim merupakan salah satu perjuangan yang penting untuk pendapatan luar negri.  
          Budidaya ikan air tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara sebab ikan – ikan ini mempunyai nilai jual bagi petani untuk mendapat uang dengan teknik sederhana dan investasi kecil.
            Namun ada beberapa kasus janjkematian pada tiap spesies yang berupa abuh yang menjadi hambatan dalam budidaya.  Pengendalian penyakit ikan akan semakin penting dibandingkan sebelumnya sebab perjuangan budidaya akan menguntungkan bila penyakit ikan dikendalikan
          Panduan ini disusun supaya pembaca sanggup mengetahui citra umum penyakit ikan budidaya ikan air tawar khususnya ikan Jelawat.  Harapan kami, panduan ini sanggup menjadi petunjuk yang bermanfaat bagi siapa yang melaksanakan budidaya dan pengendalian penyakit pada budidaya ikan air tawar.


1.2 Tujuan
            Adapun tujuan ini panduan dibentuk :
-     Agar pembaca sanggup mengetahui penyakit yang menyerang budidaya ikan air tawar khususnya ikan Jelawat
-     Agar pembaca sanggup melaksanakan pengendalian penyakit pada budidaya ikan Jelawat



II.   DESKRIPSI IKAN JELAWAT
   ( Leptobarbus  hoevani,  Blkr )

2.1 Klasifikasi Ikan Jelawat
Class                     : Pisces
Sub class              : Tolestei
Ordo                      : Ostariophysi
Sub ordo               : Cyprinoidea
Family                   : Cyprinidae
Sub Family            : Cyprininae
Genus                   : Leptobarbus
Spesies                 : Leptobarbus hoevani
Nama lain              : Lemak, Klemak( Sumatra)
                                Manjuhan ( Kalimantan Tengah)
                                                  Jelawat (Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan timur)
 
2.2  Bentuk Tubuh
            Ikan jelawat mempunyai sisik yang besar- besar  ini mempunyai bentuk tubuh yang memanjang indah ibarat torpedo dan berenang sangat cepat.  Reaksinya terhadap sesuatu rangsangan dari luar cekatan.  Mulutnya lebarnya terletak di ujung moncongnya agak ke bawah, dan sanggup dijulurkan ke depan ibarat bibir- bibir ikan karper.  Ikan jelawat mempunyai empat kumis.
             Badannya berwarna coklat kehitam - hitaman di penggalan punggungnya, dan putih keperak - perakan di penggalan perutnya, sedangkan sirip- siripnya dan ekornya berwarna merah. Dibandingkan ikan karper, Ikan Jelawat ini memang lebih menarik, sebab bentuk tubuhnya yang gagah indah, dan warnanya yang berseri- seri.                Di waktu muda, pada sisi badannya ada garis hitam yang memanjang dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi jikalau sudah tua, garis itu hilang.

2.3  Habitat dan Makanannya
             Sebagai ikan di sungai, ikan jelawat hanya populer mendiami perairan bebas Kalimantan dan Sumatra, sedangkan pulau lain tidak diketemukan.  Tempat- tempat yag mereka senangi ialah bagian- penggalan sungai yang banyak tunggul yang terbenam dalam air atau bagian- penggalan lain yang dinaungi pohon besar, terutama pohon- pohon yang buahnya sanggup mereka makan bila jatuh ke air. Misalnya buah Tengkawang, bijinya banyak mengandung lemak, biji karet, atau bunga- bunga di permukaan air ibarat kambing menyikat rumput. Ikan jelawat tergolong ikan pemakan segala- galanya, masakan antara lain umbi singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging- daging ikan yang telah dicincang.
            Dari bentuk tubuhnya yang memanjang ibarat torpedo sanggup diketahui mereka ialah perenang cepat.  Ikan jelawat beruaya ke hulu pada setiap permulaan animo kemarau (Juni - Juli) jikalau permukaan air mulai turun. Sebaliknya, mereka akan beruaya ke hilir pada setiap permulaan animo hujan (Desember - Januari) jikalau permukaan mulai naik.  Hal ini dilakukan oleh ikan- ikan sudah dewasa.
            Tempat- tempat yang dituju dikala beruaya ke hilir ini selalu bekas - bekas kawasan kering yang gres saja tergenang air.  Di tempat itulah terdapat makanan- masakan yang disukai. Dan mereka pun umumnya lebih gemuk daripada di waktu - waktu lain diluar animo hujan.
            Pada dikala - dikala jelawat beruaya inilah (umumnya berlangsung pada malam hari) para nelayan menangkap secara besar- besaran.  Memang pada dikala - dikala demikian ikan gampang diketahui tempatnya, sebab timbulnya julur - julur di permukaan liar.



III. PEMBENIHAN IKAN JELAWAT
3.1 Pematangan Gonad
  • Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
  • Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%
  • Pakan diberikan sebanyak 3 % dari total berat tubuh dengan frekwensi 2-3 per hari
  • Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan ibarat daun singkong secukupnya
  • Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
  • Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi
3.2 Pemijahan
Pemijahan jelawat sanggup dilakukan secara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.
1)    Ciri induk matang gonad
  • Induk jelawat betina matang gonad dengan ciri bentuk perut agak menggelembung ke arah anus, bila dipijit terasa lembut.
  • Induk jelawat jantan matang gonad dengan ciri sirip dada terasa kasar, bila dipijit penggalan testis mengeluarkan sperma.   .
2)    Alat:
·         Jaring, hapa, serok, baskom, alat suntik, bulu ayam, corong penetasan telur, akuarium, corong tetas artemia.
3)    Bahan
  • Induk jantan dan betina matang gonad
  • Hormon Ovaprim
4)    Metode:        
  • Pemijahan secara buatan (induced breeding):
  • Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
  • Penyuntikkan dengan hormon ovaprim takaran 0,5 ml/kg/induk.
  • Penyuntikkan I pada induk betina 1/3 dari takaran dan penyuntikkan II sebanyak   2/3 dari dosis.
  • Penyuntikkan pada induk jantan hanya satu kali bersamaan penyuntikkan II pada induk betina.
  • 4 - 7 jam sehabis penyuntikkan II, induk sudah ovulasi dan sanggup dilakukan stripping.
  • Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di ember plastik
  • Jika telur telah mengembang,  siap untuk disimpan dalam wadah penetasan
3.3 Penetasan
  • Penetasan telur dalam wadah inkubasi berbentuk corong dengan diameter     60 cm dan tinggi 50 cm.  Padat tebar 400 - 500 butir telur per liter
  • Selama penetasan air harus dijaga kualitasnya (O2 4 - 8 ppm; pH 7,0 - 8,0 ; suhu 25 - 28 derajat 0C)
  • Pada suhu air 25 - 28 derajat 0C telur akan menetas 18-24 jam sehabis pembuahan
3.4 Hasil
  • Fekunditas berkisar 29.000 - 44.000 butir telur/Kg induk,  fertilisasi 80%, dan Hatching Rate (derajat penetasan) 70%.
3.5 Pemeliharaan Larva
  • Larva dipelihara eksklusif ditempat penetasan telur
  • Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
  • 1 - 2 hari sehabis menetas, telur sanggup dipindahkan ke akuarium
  • Hari ke 3 larva diberikan pakan Nauplii Artemia (yang gres menetas) secukupnya
  • Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
  • Hari ke 7 sehabis menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam


3. 6 Pendederan
  • Persiapan kolam mencakup pengeringan 2 - 3 hari, perbaikan pematang, pembuatan susukan tengah (kemalir) dan pemupukan dengan pupuk sangkar sebanyak 500 - 700 gr per m2. Kolam diisi air hingga ketinggian 80 - 100 cm. Pada susukan pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar.
  • Benih ditebarkan 3 hari sehabis pengisian air kolam dengan padat penebaran 100 - 150 ekor/m2.
  • Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan takaran 10 - 20% /hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
  • Lama pemeliharaan 2 - 3 minggu
  • Benih yang dihasilkan ukuran 2 - 3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan.


IV.  PENYAKIT DENGAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Penyakit ikan  adalah merupakan suatu keadaan fisik, morfologi, atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal sebab beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal). Penyakit ikan umumnya ialah eksternal.
Penyakit internal dari genetic, sekresi internal, imunodefisiensi, saraf dan metabolik. Penyakit eksternal tergolong dua yaitu non patogen dan patogen.  Non patogen sanggup berasal dari lingkungan     (suhu, kualitas air) dan nutrisi ( pakan yang kurang nutrisi atau materi beracun ) sedangkan patogen yaitu penyakit virus, jamur, bakteri, dan parasit.  Karakteristik abuh pada ikan yaitu ikan merupakan salah satu binatang air yang selalu bersentuhan dengan lingkungan perairan sehingga gampang terinfeksi patogen melalui air. Infeksi basil dan benalu tidak terjadi pada binatang dara melalui mediator udara, namun pada ikan sering terjadi melalui air.  Pada budidaya, air tidak hanya sebagai tempat hidup bagi ikan, tapi juga mediator bagi patogen.  Pencegahan yang harus dilakukan yaitu melaui ikan , dan lingkungannya.  Dalam manipulasi lingkungan yang harus diperhatikan :

1.  Kondisi air
            Air merupakan media hidup ikan sehingga untuk menjaga supaya ikan tetap sehat perlunya air disaring dengan filter.  Filter tersebut menyaring air dari jenis kotoran yang masuk dan zat – zat yang sanggup mengganggu kondisi ikan dan pembawa penyakit.
2.  Pakan
            Dalam petumbuhan dan reproduksi selama hidup ikan perlu di berikan pakan alami dan buatan.  Pakan buatan  yang diberikan harus diperhatikan yaitu :
-          Bahan baku yang dibentuk haruslah sesuai dengan kebutuhan gizi ikan ,
-          Suhu pada dikala penyimpanan haruslah sesuai dengan kondisi kamar sehingga  tidak cepat rusak.
-          Pakan yang diberikan tidak kadarluarsa
-          Pakan yang diberikan terbungkus dan tersimpan dengan rapi   ( tidak kontak dengan lantai ).
3. Hygienis
            Untuk menjaga kondisi ikan supaya tidak sakit salah satunya yaitu dengan menjaga dan memakai alat–alat dan materi selama pemeliharaan haruslah desinfektan dan diusahakan pada satu wadah kebijaksanaan daya haruslah mempunyai alat dan materi sendiri sehingga bila tertular penyakit ,maka wadah lain tidak eksklusif terkena penyakit.  Selain itu ikan juga harus desinfektan supaya sanggup menjaga kesehatan ikan supaya baik.
4. Keberadaan Ikan Liar
            Ikan liar dalam wadah budidaya sanggup sebagai pembawa penyakit, bertindak sebagai competitor, dan sebagai tempat melekat inang (parasit, jamur, bakteri).  Selain sebagai competitor, ikan liar juga dianggap sebagai pesaing dalam pemanfaatan pakan, oksigen dan ruang di dalam wadah budidaya.  Agar ikan liar tidak sanggup masuk ke dalam wadah budidaya, pada susukan pemasukan air diberi filter atau saringan. Selain pemasangan saringan, juga perlu dilakukan seleksi benih sebelum benih ditebar.
5.  Vektor Pest Control (VPC)
            VPC ialah suatu perjuangan yang dilakukan untuk pengontrolan organisme hidup sebagai pembawa penyakit pada organisme lainnya, contohnya Argulus sp yang merupakan benalu bagi ikan, walaupun demikian Argulus sp juga sanggup diserang oleh benalu lain.  Ikan seribu juga sanggup sebagai pembawa penyakit larnea sp bagi ikan-ikan peliharaan.  Vektor tersebut menggangu ikan peliharaan sehingga menjadikan produksi ikan menurun.
6.  Pengaturan Air
            Pengaturan air dilakukan pada wadah budidaya supaya air masuk dan keluar seimbang, sehingga kondisi air terjaga sesuai dengan kebutuhan hidup ikan.
7.  Tindak Karantina dan Pemusnahan
            Karantina merupakan salah satu perjuangan pencegahan masuk dan ke luarnya ikan yang membawa penyakit dari satu kawasan ke kawasan lain sehingga penularan penyakit sanggup dicegah.  Bila ikan yang gres tiba dari tempat lain sebaiknya dipelihara terpisah terlebih dahulu    (1 – 2 hari), dan bila ikan-ikan tersebut tidak menawarkan tanda-tanda terjangkit penyakit barulah ditebar di kolam bersama ikan-ikan lain.
8.  Monitoring
            Dalam perjuangan budidaya haruslah dilakukan monitoring secara berkala.  Monitoring ini bertujuan untuk melihat gejala-gejala yang  timbul pada ikan, apakah ikan tersebut sakit atau tidak.  Misalnya dari perubahan tingkah laku, penurunan nafsu makan dan perubahan warna tubuh.
9.  Saluran Air
            Saluran air juga sanggup berperan sebagai faktor pendukung dalam penyebaran penyakit.  Saluran air yang baik dipakai untuk menghambat penyebaran penyakit ialah susukan dengan system paralel, sebab apabila kolam yang satu terjangkit oleh penyakit, tidak gampang menyebar eksklusif ke kolam yang lain.  Saluran air secara paralel pada setiap kolam atau wadah budidaya sudah tersedia masing - masing susukan pemasukan dan pengeluaran air.  Berbeda dengan susukan air sistem seri, sebab air yang ada pada satu kolam dialirkan lagi kekolam yang lain hingga seluruh kolam yang ingin diairi terpenuhi, sebab kolam yang satu dengan kolam yang lainnya mempunyai susukan yang menyatu sehiungga penyebaran penyakit gampang terjadi.
10.  Seleksi Umur dan Padat Tebar
            Seleksi ini dilakukan supaya ikan tidak kanibal.  Selain itu juga perlu diperhatikan takaran dan waktu pertolongan pakan untuk mencegah kanibal tersebut.
            Upaya untuk memperhatikan ikan itu sendiri, yaitu :
1.  Manipulasi Genetik
            Dengan manipulasi genetik, kita sanggup menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik, ibarat pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap serangan penyakit.  Manipulasi genetik merupakan salah satu cara supaya benih yang dihasilkan baik atau normal (tidak cacat).
2.  Imunisasi
          Imunisasi diberikan pada ikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan.  Vaksin sanggup diberikan sewaktu memijah pada ikan dan akan berlanjut pada keturunannya (imunisasi pasif).
3.  Stress
            Stress ialah tanda-tanda fisiologis pada ikan yang kurang baik sehingga aktifitas ikan menurun.  Seperti nafsu makan, berenang dan metabolismenya.  Gejala stress dipengaruhi oleh saraf dan hormon dalam tubuhnya.
4.  Kepadatan
            Padat tebar dalam perjuangan budidaya haruslah sesuai sehingga kebutuhan ruang O² dan makan tidak kekurangan.  Untuk menebar benih perlu diperhatikan ukuran benih ikan, sebab ukuran tertentu akan menghipnotis padat tebar ikan itu sendiri.
  Pengobatan penyakit ikan sangatlah tidak disarankan, merupakan alternative terakhir, dengan pertimbangan yang seksama.  Teknik pengobatan yang dilakukan diagnosa yang sempurna dan cepat, Jenis dan takaran efektif obat dan antibiotic , biaya dan ketersediaan, waktu dedah, peluang keberhasilan dan teknik aplikasi.  Teknik aplikasi sanggup dilakukan dengan perendaman (diping, short bat, long bath –                di akuarium/ kolam). Langkah sebelum pengobatan sebaiknya, ikan
dipuasakan, gunakan materi plastic untuk mencampur, cek kembali perhitungan takaran dan jumlah, lakukan pada suhu terendah,  percobaan skala kecil, penilaian hasil percobaan,  pengulangan bila dibutuhkan dan takaran (mg/l) tergantung jenis sedianya obat serta teknik pemberian. 


Tabel 1. Peyakit, tanda-tanda pencegahan dan pengobatan  yang menyerang ikan jelawat

Penyakit
Gejala
Pencegahan/ pengobatan
Keterangan
1.   Trichodina


-       Terdapat bintik putih keabu-abuan pada kulit, insang dan sirip.
-       Produksi lendir bertambah sehingga tubuh terlihat mengkilat
-       Sirip kuncup, menyendiri dan nafsu makan merosot.

 

-       Pencegahan: menjaga kualitas air dan diberi ekstrak sambiloto

-       Pengobatan : merendam ikan yang terserang  dalam larutan garam 30 ppm. atau larutan formalin 15 ppm

Perendaman ekstrak daun sirih

Bila ada luka diberikan daun jambu biji

2.   Ichthyophtirius multifiliis

-       Ikan banyak mengeluarkan lendir
-       Bagian tubuh yang terinfeksi terlihat adanya bintik- bintik putih (kulit, sirip dan ingsang)
-       Ikan mengosok- gosokan tubuh ke dasar kolam/ benda keras lainnya.

-   Pencegahan: ikan yg gres didatangkan sebaiknya dikarantina terlebih dahulu dan diberi ekstrak sambiloto

-    Pengobatan: ikan yang terjangkit dimasukan ke dalam media air mengalir, secara kimiawi sanggup dilakukan NaCL 100 ppm selama 1 jam

Perendaman ekstrak daun sirih

Bila ada luka diberikan daun jambu biji

3.   Dactylogyrus


-    Menyerang penggalan epidermis terutama sisik ikan
-    Frekuensi pernapasan meningkat, Produksi lendir meningkat, insang rontok, tutup insang selalu terbuka

-          Pencegahan : sebelum dipakai kolam didesinfektan dan diberi ekstrak sambiloto
-          pengobatan: secara kimiawi: Formalin 200 ppm selama 10 menit

Perendaman ekstrak daun sirih

Bila ada luka diberikan daun jambu biji




4.     Achlya


-      Menyerang pada telur dan benih yang lemah
-       Parasit ini menerobos kulit penggalan dalam dan masuk ke otot daging bahkan tulang- tulang
-       Serabut spt kapas pada kulit

 

-       Pencegahan : sebelum kolam dipakai didesinfektan dan pengontrolan kualitas air dan diberi ekstrak sambiloto

-       Pengobatan : Formalin 200 ppm selama 10 jam

Perendaman ekstrak daun sirih

Bila ada luka diberikan daun jambu biji






5.     Aeromonas


-       Bahan organic tinggi
-       Warna tubuh menjadi gelap
-       Ingsang rusak
-       Pendarahan pada pangkal sirip, ekor, dan penggalan lainnya
-       Sirip lepas, luka dan borok.
-       Mati lemas dipermukaan air.

 

-       Pencegahan : desinfektan alat dan sanitasi, pengontrolan kualitas air, dan diberi ekstrak sambiloto

-       Pengobatan : perendaman  PK 20 ppm 30- 60 menit.

Perendaman ekstrak daun sirih

Bila ada luka diberikan daun jambu biji










 V. RANCANGAN PENDALAMAN BAHAN ALAMI
           
            Bahan alami untuk pengobatan sangat baik digunakan, sehingga dalam kajian ini perlu  diteliti lebih lanjut mengenai takaran dan waktu pemakaian supaya efektif dalam melaksanakan pengobatan.
            Kandungan materi kimia yang digunakan,dapat diganti dengan materi alami yang hampir sama dengan kandungan di dalamnya, sehingga ikan yang sakit sanggup dilakukan pengobatan.  Sebaiknya penggunaan obat alami dilakukan sebelum ikan sakit. Hal ini dilakukan, untuk meningkatkan kekebalan tubuh bagi ikan supaya tahan terhadap penyakit. Obat- obatan alami ibarat tumbuh- flora (Sirih, Kunyit, Sambiloto, Makota Dewa, Jambu Biji,  yang di Indonesia ini, sangat banyak dan belum termanfaatkan sebab banyak yang belum mengetahui manfaat yang terkandung di dalamnya sehingga kita sebagai mahluk Tuhan harus sanggup memelihara dan memanfaatkan.




DAFTAR PUSTAKA

Maksoem,S.O,. dkk. 2000.”Peta Geografis Penyebaran Penyakit Ikan Air Tawar”. Direktorat Jendral Dinas Perikanan dan Kelautan. Jakarta.

Yuasa.K,. dkk.2003. ” Paduan Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar “.JICA. Departemen Kelautan dan Perikanan.

http :// www.dkp.go.id/content.php?c= 550. Informasi Teknologi Budidaya  Ikan Jelawat. 01/09/03 -

Popular posts from this blog

Pengemasan Produk Perikanan

PENGERTIAN Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap materi pangan, supaya materi pangan baik yang belum maupun yang telah mengalami pengolahan, sanggup hingga ke tangan konsumen dengan “selamat” (secara kuantitas & kualitas). DASAR HUKUM PENGEMASAN PRODUK HASIL PERIKANAN 1.       UU No. 7 Tahun 1996 wacana Pangan 2.       UU No. 8 Tahun 1999 wacana Perlindungan Konsumen 3.       UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan dan UU No. 45 Tahun 2009 tentang: Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 2004 wacana Perikanan 4.       UU RI No. 15 Tahun 2001 wacana Merk 5.       UU No. 14 Tahun 2001 wacana Paten 6.       Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 wacana Pelabelan dan Iklan Pangan 7.       Kep. Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.   KEP.01/M...

Strategi Persidatan, Analisa Dan Harga Sidat (Unagi) Di Jepang

Strategi Persidatan, Analisa dan Harga Sidat (Unagi) di Jepang Menelaah kondisi dan taktik persidatan di Indonesia, sambil merencanakan sistem produksi 20 ton per tahun, sebagai konsultan sistem akal daya sidat. Berikut ini beberapa perencanaan dan taktik yang saya perhitungkan. Dengan adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, ihwal larangan Pengeluaran Benih Sidat Dari Wilayah Negara Republik Indonesia, ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia NOMOR PER. 18/MEN/2 009. Ukuran dan benih sidat yang dihentikan adalah: Benih ialah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa. Benih sidat ialah sidat kecil dengan ukuran panjang hingga 35 cm dan/atau berat hingga 100 gram per ekor dan/atau berdiameter hingga 2,5 cm. Jadi ada batasan berat 100 gram, atau diameter s/d 2,5 cm, dan panjang 35 cm. Hal itu memungkinkan perkembangan pemeliharaan sidat dalam negeri hingga ukuran (100...

Jenis Dan Ukuran Tongkang Kerikil Bara

JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA - Perlu di ketahui salah satu jenis Tongkang ialah tongkang untuk memuat batubara. Dan Pada Perkembangannya Tongkang batubara mempunyai Ukuran dan jenis yang berlainan. Baca Juga ; - Mengenal Tongkang - Kapal Tugboat - Kapal Tugboat Sungai JENIS DAN UKURAN TONGKANG BATU BARA kapal tugboat dan tongkang Ada bеbеrара jenis tongkang (barge) kerikil bara, tergantung dаrі ukuran dan daya muat masing-masing tongkang,  Baca Juga ; -  Mengenal Bagian Kamar Mesin Kapal -  Dinamika Kapal -  Tank Cleaning Pada Kapal -  Fin Stabilizer -  MT KNOCK NEVIS DAN SEJARAHNYA jenis tersebut antara lain ; - уаng berukuran 180 feet dараt memuat kurаng lebih 5.000 ton kerikil bara, dan  - уаng berukuran 270 feet (feet jumbo) dараt memuat 8.000 ton kerikil bara, ѕеdаngkаn - уаng berukuran 300 feet ѕаmраі 330 feet dараt memuat 10.000 ton ѕаmраі 12.000 ton kerikil bara. Tong...